page 18 : 𝐠𝐚𝐦𝐚 𝐭𝐡𝐞 𝐟𝐢𝐧𝐚𝐥 𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫

728 127 0
                                    

hari ini, hari pertama maura berangkat bareng sama jarrel sesuai sama janji lelaki itu kemarin.

jujur maura gugup dikit, dia emang deket sama banyak cowok, tapi kalau sama jarrel itu rasanya beda, ada kesan aneh tersendiri, jantungnya berdetak lebih cepat kalau sama doi, mungkin ini yang bikin maura mantep pilih jarrel.

"udah sampe deh" ucap jarrel ketika mobilnya terparkir mulus di depan cakrawala.

"makasih ya, gua turun-" ketika hendak membuka pintu mobil tangan jarrel menggenggam tangannya membuat maura kembali menoleh.

tangan jarrel yang lain bergerak mengelus surai rambut panjang maura dengan lembut, keadaan maura tentu aja gausah ditanya, dia membeku tidak bergeming.

"baru boleh turun sekarang" kata jarrel setelah selesai dengan kegiatannya.

"oke, makasih ya" balas maura sebelum akhirnya benar-benar turun darisana.

maura berjalan memasuki gerbang, dia tidak bisa menahan semburat senyumnya, jarrel benar-benar tau apa yang bikin dia deg-degan.

"wih tumbenan lu ga dateng mepet" ujar hani melihat kedatangan maura.

"biasanya jam segini masih sarapan dia sambil chat ribet di grup udah ada guru belum" sahut sherin.

"diem deh, gua lagi berusaha jadi anak rajin" balas maura.

"mending gausah ra, gua asa merinding ngeliat lu tiba-tiba dateng pagi" kata claudia.

"di lampu merah emang ga macet? lu bawa mobil kan?" tanya sherin.

"dianterin dong" jawab maura sambil menjulurkan lidahnya pamer.

"sama siapa? gerald anak ips? jidan ketua band? rael sekre osis? atau alben si ambis itu?" tanya hani beruntun.

"satu satu dulu, kasian maura mau ngeles nya" jawab claudia.

"ga lu sebutin sih" ucap maura.

"ini cabang mana dulu clue nya?" tanya hani.

"laurensia" jawab maura.

"laurensia? setau gua lu cuman deket sama si jarrel red flag itu disana?" tanya sherin.

"seratus!" jawab maura.

ketiganya sontak melotot. "sama jarrel? anjing yang bener aja lu?"

"iya beneran, buat apa gua bohong" jawab maura.

"maura, I mean lu ga serius kan sama dia? cuman main-main?" tanya claudia.

"ga buat kali ini kayaknya" jawab maura.

"dia red flag dan lu tau jelas itu, apa alesannya?" tanya hani.

"because he's different than other, semakin merah semakin berani, ya anggap aja deh kalau suatu saat nanti gua nyesel pilih dia, yaudah gapapa itu resiko dari hal yang gua pilih, don't worry about me, I'll take care of it myself "

-

setelah membaca pesan itu maura langsung bangun dari posisi tidurnya, dia berjalan keluar rumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

setelah membaca pesan itu maura langsung bangun dari posisi tidurnya, dia berjalan keluar rumah.

maura mendapati seorang lelaki yang sedang duduk dibangku taman, dia bergegas menghampiri nya.

"lu kenapa bisa mabok sih?" tanya maura, dia berkacak pinggang di depan gama.

dengan kedua mata yang sayu dan pipi sedikit merah muda itu gama tersenyum.

"ga mabok, cuman dikit tadi minumnya" jawab gama.

"dikit darimana? lu typing aja berantakan gitu" tanya maura.

"nggak, beneran dikit" jawab gama.

"sini" gama menarik tangan maura membuat perempuan itu duduk di samping nya.

gama mengubah posisinya jadi menghadap maura. lelaki menatap maura dengan dalam, "can i get a kiss?" tanya gama.

"enggak lah, gila ya lu?" tolak maura sambil melotot.

"iya gua gila because of you" sambung gama. "lu jadian sama jarrel? kenapa ga ngasih tau gua?"

"ga jadian" jawab maura.

"tanpa status?" tanya gama.

maura mengangguk. "bisa dibilang gitu"

"gua dulu kenapa bego banget, ya? bisa-bisanya mentingin temen daripada lu" tanya gama.

"coba tanya ke diri lu sendiri" jawan maura.

"kalo seandainya gua dulu ga kaya gitu, berarti sekarang lu masih sama gua, kan?" tanya gama.

"mungkin aja" jawab maura.

"if you know, gua masih cinta banget sama lu, maura" ucap gama.

"no, gam. lu harus cari cewek lain, jangan terpaku sama gua. I think so many girls like you, bisa dibilang lu tinggal pilih mau yang mana, gausah repot-repot nyari lagi" balas maura.

"tapi gua maunya lu" ujar gama.

maura menggeleng. "ga bisa"

"kalo jarrel ngapa-ngapain lu, lu bisa ngomong ke gua. gua selalu siap buat hajar dia kapanpun" sambung gama. "hati gua juga masih kebuka lebar buat lu maura, lu masuk kesana kapan aja boleh"

"can I hug you? just hug, please. I really need your hug" tanya gama dilengkapi dengan rengekannya.

"yes, you can have it" jawab maura.

masih dengan posisi duduk, gama mendekat ke maura, memeluk perempuan itu dengan erat, gama kemudian menenggelamkan kepalanya di ceruk leher maura yang merupakan posisi ternyaman.

"butuh waktu lama buat gua dapetin pelukan lu lagi, I'm totally into you, love you maura nazeera." bisik gama.

nyatanya level tertinggi mencintai seseorang itu bukan ketika berhasil memilikinya, tetapi ketika sudah merelakannya bersama orang lain.

-

-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
the cherry on the cakeWhere stories live. Discover now