Part 5 🦋 BarraNara

1.7K 253 20
                                    

Nara duduk di ruang tamu ditemani kedua orang tuanya.

"Udah ngga sakit lagi?" tanya Gabriel.

"Apanya? Lukanya?"

"Bukan, kan katanya kamu lagi sakit." ujar Gabriel.

"Oohh, udah mendingan, tapi sekarang lagi mules mules tau dad, gara gara tadi siang makan seblak pedes di lanjut bataor pedes dari Raya."

"Udah tau lagi kurang sehat, malah makan yang pedes pedes," ujar Kiara.

"Ya kan pengen mom, jarang jarang tau Nara makan seblak."

🦋

"Ray, ngapain malem malem di luar?" tanya Barra, pria itu kembali berkunjung ke rumah Nara, ia tidak benar benar marah dengan gadisnya karena tidak menuruti apa yang dia bicarakan. Barra seperti itu karena ia ingin gadis kesayangannya cepat sembuh dari sakitnya, tapi ternyata Nara mengirimkan pesan kepadanya jika perutnya terasa sangat sakit, mungkin itu akibat dari Nara yang makan seblak sangat pedas.

"Nunggu Veral, dia mau ke sini soalnya," ujar Raya menjawab pertanyaan dari Barra.

"Mau keluar?"

"Iya kak,"

"Udah gede ya sekarang bocil ini." Barra mengacak rambut Raya gemas, ia sudah menganggap Nara seperti adiknya sendiri, karena ia selalu berharap jika hubungan antara dirinya dan juga Nara bisa lanjut sampai maut memisahkan. Maka dari itu, Barra sudah tidak canggung untuk bersikap seperti itu kepada Raya, apalagi untuk datang ke rumah Nara.

"Jelas lah kak, jangan kalah sama ka Barra ka Nara."

Barra terkekeh. "Irian juga ternyata ya."

"Hahaha bener."

"Ka Barra bawa tas gede gitu dari mana?"

"Baru selesai ngerjain tugas kampus di rumah temen." ujarnya.

"Langsung ke sini?"

"Iyya."

"Masuk aja ngga papa, ka Nara juga ada di ruang tamu sama daddy mommy." ujar Raya.

"Izin masuk ya."

"Iya kak."

"Ka Naraaa, ada ka Barra nihhhh," Teriak Raya dari luar. Nara yang mendengarnya langsung membuka matanya lebar lebar, ternyata pria itu masih ingin berkunjung ke rumahnya walaupun dari chatnya saja terlihat marah dengan gadis itu.

"Assalamu'alaikum," Barra masuk ke dalam rumah.

"Masuk nak." ujar Kiara menyambut kedatangan Barra dengan senyuman,begitupun juga dengan Gabriel.

"Om, tante." Barra mencium punggung tangan Kiara dan Gabriel bergantian.

"Eits, salah."

"Oh iya, mommy daddy maksudnya."

"Nah gitu dong," ujar Kiara tersenyum, "duduk nak."

"Makasih mom." Barra duduk du samping Nara.

"Ngapain ke sini?" bisik Nara dengan suara yang sangat pelan, namun Barra sengaja dengan cepat memalingkan mukanya menghadap Kiara dan Gabriel, "Mommy daddy gimana kerjaannya? Lancar?" Tanya Barra.

"Ih, akun di cuekin." ujar Nara menggerutu, dia mengerucutkan bibirnya karena kesal dengan pria di sampingnya.

"Alhamdulillah lancar, Barra sendiri? Usahanya lancar?" tanya Gabriel berbasa basi.

"Alhamdulillah Dad, Barra udah bisa nerusin perusahaan papah, walaupun Barra masih banyak yang belum ngerti, tapi Barra belajar sedikit sedikit. Barra juga di bantu sama Calvin," ujar Barra.

Is He Mine? '2'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang