Is she...?

83 14 0
                                    

Winter POV

Untuk pertama kalinya dalam seumur hidupku. Aku merasa...,

Gagal.

Ya, gagal.

Frustasi aku menatap pantulan wajahku, tampak kacau.

Apa yang bisa kulakukan ?

Tidak ada darah. Targetku ternyata seorang manusia yang-,

Istimewa ?

Entah apa sebutannya, tapi dia kasus yang berbeda. Sesuatu seolah menahanku ketika hendak membunuhnya dan itu menyakitkan.

Sekarang yang aku lakukan hanyalah duduk di jendela, memandangi apapun yang kulihat tanpa minat.

"Serius! Kenapa setelah menjadi vampir abadi, dunia ini seolah kehabisan persediannya?!"

Apa yang membuatku tidak mampu mendapatkan darah gadis itu?

Pemikiran itu kembali melintas kala si mata biru yang entah kebetulan atau apa lewat di depan kediamanku saat ini.

Kenapa hari-hariku seolah dipenuhi anak sialan itu sekarang?

Aku beralih masuk untuk bersiap. Kali ini aku akan benar-benar membunuhnya.

Tepat setelah aku membuka pagar, ia mendesis kaget dan terkejut melihatku.

Mungkin karena bantingan pada pagar besi itu? Atau wajahku tampak seperti hantu sekarang?

"Kim Minjeong-ssi, kau tinggal disini?" Tanyanya dengan cengiran yang khas.

Oh tidak, niatku seolah kembali ditarik ke pusat terdalam. Apa yang harus kulakukan?

Tenggorokanku mengering dan mataku dapat melihat darah yang mengalir dalam dirinya, seolah menarikku untuk benar-benar seutuhnya memiliki tubuh itu.

Aku menggigit pipi bagian dalam, berusaha untuk tidak terpengaruh oleh kepolosan gadis itu.

"J-jangan-,"

"Apa? Kau perlu sesuatu? Aku bisa membantu."

"Aku, p-, perlu...,"

"Perlu...?"

"KAU."

Mengatakan satu kata itu saja seolah habis berenang mengarungi lautan, kemudian aku mencengkram hoodienya dan mendorongnya ke tanah, hendak meletakkan taringku tepat di lehernya.

Namun, pertanyaannya selanjutnya membuat hatiku menghangat.

"Hey? Ada apa? Apa yang terjadi padamu? Kau baik-baik saja?"

Untuk pertama kalinya setelah ratusan tahun hidupku, seseorang menanyakan keadaanku.

"Minjeong-ssi, gwaenchanhayo?"

"Sial."

Aku menghentakkan tubuhnya dan berlari pergi dari sana.

Dapat kurasakan keheranan terjadi padanya namun aku tak perduli.

"Ya', MINJEONG!"

"KIM MINJEONG-SSI."

Derapan langkah dibelakangku membuat aku mempercepat tempo pelarianku.

"KIM!"

"MINJEONGIE!"

Deg.

Panggilan itu, aku terhenti. Dan tanpa kusadari, aku berada tepat di tengah jalan raya.

"MINJEONG, AWAS!"

Tidak, ini terlalu cepat. Wujudku menghilang dan terbang begitu saja dalam hitungan detik.

Analogy, Two Different FormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang