Gelap sekelam langit malam, api berkobar menyatakan kebencian, tatapan dingin menusuk dari sosok tak berbentuk membuat sebuah makhluk kini berlutut dengan pasrah.
"Tuan Putri Giselle."
Suara berat menggelegar itu sukses membuat tubuhnya meremang.
"Ya, Yang Mulia."
"Putriku..." Terdengar jeda yang cukup lama, membuat makhluk yang kini berlutut mengernyitkan kening heran.
"Dia belum ditemukan hingga saat ini. Aku curiga anak Blood Kingdom itu tidak melakukan tugasnya dengan baik."
Makhluk yang diketahui bernama Giselle itu mengeraskan rahangnya, tak menyangka.
"Aku perintahkan kau untuk segera mencarinya. Bunuh, orang itu."
Mendengar tugas yang diberikan langsung membuat Giselle untuk sesaat bimbang.
Suara tawa kembali terdengar.
"Jangan khawatir. Kau anggota kerajaan, tidak mungkin kau musnah dalam genggamanku."
"Kecuali...,"
"Kau sama sepertinya, mengkhianati bangsa kita."
✓~~^•-•^~~✓
"Akhirnya habis."
Karina tersenyum senang, menatap Winter dengan penuh rasa terima kasih.
"Apa?" Ketusnya.
"Kau banyak membantuku hari ini. Aku tidak tahu apa yang bisa membalas kebaikanmu."
"Tidak usah dipikirkan," Winter berdecak. "Lagi pula kau tidak punya apa-apa untuk diberikan."
"Ah-, maaf." Balas Karina gugup.
Merasa situasi menjadi sedikit canggung, Winter berdehem dan bangkit dari duduknya.
"Aku pulang duluan." Tanpa menatap Karina yang kini sibuk membereskan dagangannya.
"Ya, hati-hati!" Teriak gadis yang masih saja menatap kepergian Winter.
Winter mengambil sebungkus permen dari sakunya.
Membuka bungkus itu, mengeluarkan isinya dan, hendak membuang ke tempat sampah sebelum menyadari ada sebuah tulisan dibelakangnya.
Permen edisi khusus ternyata. Tertulis I LoVe YOu, lengkap dengan simbol hati pula.
Winter meremas bungkus tersebut, pandangannya mendongak dan hatinya menghangat.
"Sial," umpatnya ketika mengingat Karina memberikan permen itu dengan wajah bersemu.
Tak jadi membuangnya, Winter malah memasukkan bungkus tersebut kembali ke saku.
Lumayan untuk kenang-, tidak!
Buru-buru Winter kembali mengeluarkan dan membuangnya.
"Siapa dia berbuat seperti itu seenaknya?!"
Winter masuk ke dalam mobil dan menghela nafas panjang.
Tak ada sedikitpun hal yang mencurigakan dari Karina, itu membuatnya frustasi.
Tidak mungkin ada kebohongan yang disembunyikan dengan begitu sempurna, bukan?
Winter menatap jalanan dengan pandangan kosong, belum berniat menghidupkan kendaraan tersebut.
Tanpa sadar matanya menangkap pergerakan sesuatu, yang begitu cepat.
Tubuhnya mulai menegak, memicingkan mata, berusaha mengetahui apa yang ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Analogy, Two Different Form
FantasyKerajaan Kegelapan. Begitu orang-orang menyebutnya. Tanah itu dimiliki oleh seorang raja yang kejam. Rakyatnya hidup dalam kegelapan malam selama ribuan tahun. Penyiksaan, penderitaan, pemaksaan, semua dialami oleh mereka. Hingga sebuah kaum dib...