Anjel 11 : Different

3.5K 429 15
                                    

Anjel menutup bibirnya rapat-rapat dan matanya tertutup penuhi kata-kata serta rasa-rasa yang tidak bisa terungkapkan.

Mobil teman gue.

"Lo semua kesini naik ini?" Mobil teman gue yang dimaksud adalah sebuah mobil Pick Up berwarna hitam.

Cael mengangguk. "Belum terlambat untuk balik."

Anjel menelan Saliva-nya, sialan daripada dia harus pulang dengan Sam dan memperlihatkan wajah menangis nya pada ketiga manusia itu lebih baik dia menahan malu dan naik ke mobil ini.

Gadis itu segera naik, karena tubuhnya ringan dengan mudah ia bisa sampai ke atas, dia duduk di bagian paling ujung, meringkuk disana, seperti anak kecil yang kehilangan arah.

Cael menahan tawanya.

"Apa lo? Kalau mau ketawa, ketawa aja, selagi gratis." Anjel ngedumel kesal. "Kapan pulangnya? Teman-teman lo mana? Siapa yang nyetir?"

"Otw." jawab Cael, dia berdiri di samping pintu mobil, memainkan ponselnya.

Anjel juga ikut bermain ponsel, dia melihat beberapa pesan dan panggilan tak terjawab dari Sam, Tian, dan Aulia, dih napa tuh cewek nyimpan nomornya.

Dia sudah izin pulang sendiri kok, engga usah dicari lagi.

Anjel menatap Cael, dia memperhatikan pakaian yang digunakan laki-laki itu.

Pakaiannya sama dengan pakaian Tian, bermerek semua.

Gaya berpakaiannya mirip dengan Anjel, celana, kaos dan jaket, ah jangan lupakan masker serta topi yang selalu ia gunakan.

"Kenapa sih lo selalu pakai masker?" tanya Anjel, penasaran, dia menggeser duduknya untuk berada di dekat Cael.

Cael meliriknya sekilas. "Kepo."

"Pelit." Dia menghela nafas. "Engga pengap?"

"Biasa."

"Oh...." Anjel ber-oh panjang. "Pinjam topi lo dong." Dia menoel-noel bahu laki-laki itu.

"Ngapain?" Tanya Cael.

"Buat muntah."

Dahi Cael mengernyit.

"Fungsinya topi apaan? Dipakai di kepala kan? Yah gue mau pinjam untuk pakai di kepala."

Cael melepaskan topinya. "Nih."

Anjel tersenyum senang, dia mengambilnya dan segera menggunakan topi berwana putih itu. "Bagus gak?"

"Baguslah, topi mahal." saut Cael tanpa minat.

Gadis itu merenggut. "Gue tebak lo pasti engga pernah pacaran."

"Emang." jawab Cael.

"Eh? Seriusan? Sekali pun?" Anjel saja pernah, bahkan ia sudah mulai berpacaran dari SD dan terakhir kali ia berpacaran dengan teman SMP nya lalu putus karena engga dia pindah ke luar kota.

"Iya." Laki-laki yang sangat jujur.

"Hidup lo pasti membosankan banget." Anjel jadi kasian.

Cael menatapnya kesal. "Hidup lo yang membosankan, karena engga ada kerjaan lo pacaran sana-sini."

Kata-katanya selalu kasar.

"Mau trial gak sama gue?" Anjel menunjuk dirinya.

"Engga doyan sama bekas." ujar Cael.

"Jahat!" Anjel mendorong bahu laki-laki itu kesal. "Pacaran gue sehat yah! Engga ada peluk-pelukan, cium-ciuman, gue bahkan belum pernah ciuman!" Dia jujur.

Cael (The End)Where stories live. Discover now