Anjel 34 : I like you

3K 461 48
                                    

Satu harian ini ada yang aneh dengan Anjel.

Dia kembali diam-diam memperhatikan Tian.

Kali ini tidak secara diam-diam atau langsung.

Caranya memperhatikan Tian bisa dibilang cukup mencurigakan!

Tian mengelus tengkuknya tidak enak, sejak tiba di kantin ketika jam istirahat Anjel selalu menatapnya dengan kedua mata yang melotot tajam.

Tidak tahu apa yang diinginkan gadis itu, Tian pun membiarkannya saja, mungkin dia ada salah sesuatu dengan Anjel.

Ternyata bukan cuma satu hari itu saja, keesokan harinya Anjel kembali mempelototi Tian.

"Lo sama Anjel ada masalah?" tanya Sam, setelah ditinggal Anjel ketika festival makanan dia sadar diri dan mundur alon-alon untuk tidak mengejar gadis itu.

"Kalau lo sadar berarti orang lain juga yah?" lirih Tian.

"Iya, mantan lo juga sadar kayaknya."

Tian tidak ingin melihat Aulia lagi sejak saat itu, dia malu, tapi bukan sepenuhnya adalah salah Tian sebenernya Aulia yang yang mendominasi hubungan mereka, Tian hanya mengikuti, setiap pendekatan yang mereka alami selalu diawali oleh Aulia, termasuk ciuman di ruangan OSIS waktu itu.

Aulia tidak sepolos kelihatannya.

"Samperin gih." saran Sam.

"Gue rasa dia engga mau disamperin." ujar Tian.

Dia hanya merasa saat ini sepertinya Anjel sedang mengalami perang batin di dalam hatinya.

Apa ini ada hubungannya dengan Cael yang beberapa hari ini selalu terlihat di depan gerbang sekolahnya setiap pulang?

Apa terjadi sesuatu pada mereka di malam itu?

"Biarin aja, kalau dia mau ngobrol dia bisa datangi gue." gumam Tian, dia kembali menikmati makan siangnya.

Sam mengangguk setuju. "Benar juga."

Di hari ketiga pergerakan Tian menjadi terbatas, Anjel mengikutinya kemana pun dia pergi.

Perpustakaan.

Ruang guru.

Ruang OSIS.

UKS.

Bahkan ketika dia ke toilet.

"Njel, lo butuh sesuatu dari gue?" Akhirnya Tian akan berbicara, setelah keluar dari toilet cowok.

Anjel menatap Tian lekat-lekat, dia menggelengkan kepalanya. "Engga."

"Terus kenapa tiga hari ini lo ngikuti gue muluh?"

"Buat memastikan sesuatu." ujar Anjel.

"Sesuatu?'

Anjel keluar dari tempat persembunyiannya, dia mendekati Tian dan berdiri di hadapan laki-laki itu.

"Lo bakalan marah gak kalau gue jujur?" tanya Anjel.

Tian berpikir sejenak, dia menatap gadis itu. "Tergantung..."

"Kalau misalnya gue bilang suka lo dari kelas 10, gimana?"

Tian tertegun.

Apa ini?

Pernyataan perasaan?

Anjel mendekati Tian, laki-laki itu melangkah mundur, begitu seterusnya sampai akhirnya Tian terpojok.

"Lo sebenernya sadar gak sih sama perasaan gue?" tanya Anjel penasaran.

Tian menatap sekitarnya, ini jam pulang sekolah, untungnya sudah sepi..

Cael (The End)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant