Chapter 8 : Keributan Kecil

55 8 2
                                    

"Ini sebenarnya kenapa kita semua dikumpulkan sekarang?" Gumam Leuna pelan sembari menguap, dapat dilihat piyama yang masih melekat padanya juga surai ungu yang ia cepol secara asal.

"Aku dengar pembicaraan singkat para penjaga tadi, ada seorang siswa yang berani masuk ke hutan terlarang sebelah barat Venaars Academy." Ujar gadis yang tadi sempat berkenalan dengan Leuna, Hestya.

"Emm, kenapa harus malam-malam sekali sih? Kan aku masih mengantuk. Baru saja terlelap sebentar, eh tiba-tiba diminta berkumpul." Gerutu Leuna pelan tetapi masih bisa didengar oleh Hestya yang berada tepat disamping kanannya.

"Sudah, sudah." Hesty terkekeh kecil dengan tangan kirinya mengusap punggung Leuna. Dalam pikirannya bertanya-tanya mengapa gadis seumurannya ini lucu sekali.

"Bagi siswa dengan surai berwarna hijau lumut silahkan tetap ditempat. Sedangkan siswa lain silahkan kembali beristirahat, maaf mengganggu waktu tidur kalian semua." Pemberitahuan dari salah satu penjaga tersebut sungguh disyukuri oleh Leuna.

"Apa kau tidak penasaran kenapa hanya para siswa dengan surai hijau lumut saja yang dipanggil?" Tanya Hestya pada Leuna yang sudah mau berbalik pergi untuk ke kamarnya, apalagi kalau tidak melanjutkan kegiatan tidurnya.

"Yaa pasti karena si siswa yang melanggar aturan itu mempunyai surai hijau lumut, bukan?" Leuna mengucapkan pikirannya dengan kepala ia miringkan sedikit. "Itu aku tau, tapi kenapa hanya mereka? Bisa jadikan si siswa pelanggar itu menggunakan tehnik sihir pengubah warna rambut?"

Leuna tertegun kala mendengar ucapan Hestya. "Benar juga ya? Kenapa mereka berpikiran sangat sempit?" Ujar Leuna setuju pada pendapat Hestya. Namun, tak lama kemudian Leuna menggeleng pelan.

"Tapi tak apa. Tak ada rugi dan untungnya untukku memikirkan hal tersebut. Yang terpenting saat ini aku bisa melanjutkan kegiatan tidurku. Selamat malam, Hestya!" Leuna berlari kecil menuju ke kamarnya dengan senyum cerah seperti biasa.

Sementara itu Hestya hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan kekehan kecil yang menyertai. Tak habis pikir dengan Leuna yang bisa begitu santai menanggapi situasi yang cukup tegang ini.

"Yah, kalau dipikir dia memang seperti itu kan? Saat melawan Geozar saja dia sangat tenang. Walau begitu, kenapa tingkahnya seperti anak kecil itu lucu sekali?" Hestya kemudian berbalik pergi menuju ke arah kamarnya.

Sebelum membuka pintu kamarnya, Hestya kembali melihat ke ruang tengah asrama Leeuw yang bisa dilihat cukup jelas dari posisinya kini. "Apa para penjaga itu meremehkan siswa di Venaars Academy karena tehnik perubahan rambut itu sama saja tehnik sihir untuk mengubah identitas yang masuk dalam tehnik sihir tingkat tinggi?"

Hestya menggeleng kecil dan memilih masuk ke dalam kamarnya untuk tidur kembali. Tanpa tau jika ada sepasang mata melihatnya sedari tadi dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

Sama seperti keadaan di asrama Leeuw, di asrama yang ditempati oleh Marie juga sedang diumumkan tentang pemisahan bagi para siswa dengan surai hijau lumut. Berbanding terbalik, jika di asrama Leeuw para siswa sangat tenang menerima pemisahan tersebut maka di asrama Walvis ini terjadi keributan kecil.

"Sebenarnya ada apa? Dengan seenaknya kalian yang hanya berpangkat penjaga biasa membangunkan kami dan meminta untuk kami yang bersurai hijau lumut untuk tetap di sini. Sedangkan siswa lainnya kembali tidur dengan nyamannya." Ujar salah satu gadis dengan surai hijau lumut sebahu. Wajahnya sangat nampak tak suka dengan kejadian yang membuatnya terganggu ini.

"Sebelumnya kami sudah meminta maaf. Tetapi ini sendiri adalah perintah dari para guru. Kami tidak bisa membocorkan begitu saja informasi yang sudah kami terima tanpa persetujuan para guru." Salah satu penjaga tersebut berusaha memberitau keadaan saat ini yang tak memperbolehkan para siswa selain yang bersangkutan tau lebih lanjut.

Leuna {On Going}Where stories live. Discover now