Chapter 20 Hari-hari Seperti Neraka

31 27 10
                                    

'Benar kata orang kalau dunia kerja kerasnya bagai dunia rimba'

Atap Maison Advertising sangat sejuk dan asri. Mereka memanfaatkan atap itu untuk penghijauan. Semacam taman kecil di atap. Semua lantainya ditanami rerumputan. Ada beberapa pot-pot berukuran sedang yang ditata rapi di setiap sudutnya. Sebuah baling-baling sengaja diletakkan disisi kiri taman itu, bagian kiri taman memang cukup berangin. Ketika angin berhembus kecil saja, baling-baling itu akan berputar. Suasana di atas atap itu sungguh dapat melepaskan stress siapa saja yang datang ke sana.

Na Mi dan Ji Hyun menyandarkan dirinya di balkon atap sambil menatap pemandangan kota Seoul. Dari sini, kita bisa melihat Jongno Tower yang hanya berjarak 200 meter dari sana.

Na Mi. Namaku Cha Na Mi,"Na Mi mengulurkan tangan kanannya, tetapi Ji Hyun tidak membalas uluran tangan itu.

"Aku sudah tahu namamu. Untuk apa kau mengajakku ke tempat tidak penting seperti ini?" "Cih..." Na Mi melipat kedua tangannya dan menatap Ji Hyun dengan sinis. "Kau ini masih intern. Jadi jangan membuat ulah!"

"Sok sekali. Kau khan bukan pemilik perusahaan ini."

"Yaa! Kau ini...jangan sampai Leader Jung memarahiku gara-gara kau!"

"Oh... ternyata kau orang yang suka cari muka. Aku sering bertemu dengan orang-orang sepertimu. Penjilat!"

Na Mi mengangkat tangan kanannya seolah ingin menampar Ji Hyun. Tetapi Ji Hyun dengan cepat menampik tangan Na Mi. "Aku ini Han Ji Hyun. Jangan main-main denganku! Aku tidak ingin mengotori tangan ini hanya karena orang-orang seperti kalian!"

Ponsel Na Mi tiba-tiba berdering. Na Mi melepas paksa tangan Ji Hyun dengan kasar. Ia rasanya ingin sekali menjambak rambut gadis ini.

"Yeoboseyo! Iya...kami akan segera ke sana!" Na Mi menatap Ji Hyun. "Ikut aku ke ruang rapat!"

Ji Hyun mengikuti Na Mi naik lift menuju lantai lima. Saat pintu lift terbuka di lantai 11, Ji Hyun langsung melangkahkan kakinya keluar mendahului Na Mi. Saat berjalan menuju ruang rapat, entah mengapa dadanya terus berdebar-debar dengan kencang. Kakinya terasa berat melangkah. Otaknya menyuruh Ji Hyun untuk berhenti dan tidak masuk ke dalam ruang rapat. Ia tidak tahu firasat apa yang ia rasakan saat ini, tetapi yang pasti ini firasat buruk.

Ji Hyun akhirnya masuk ke dalam ruang rapat. Saat ia masuk, orang-orang yang ada di sana memperhatikan Ji Hyun dari atas sampai bawah dan menatap sinis kepadanya. Mereka biasanya tidak ambil pusing dengan intern, tetapi intern yang satu ini benar-benar menyita perhatian semua orang yang ada di sana layaknya selebriti yang datang ke kantor mereka.

Na Mi menyuruh Ji Hyun duduk di ujung meja. Ada sekitar sepuluh orang yang hadir di sana. Tatapan mereka sangat menusuk Ji Hyun. Mereka pun saling berbisik sebelum akhirnya pintu ruang rapat terbuka dan muncul seorang lelaki dengan setelan jas biru tua dengan kemeja putih dan dasi bermotif asimetris biru tua.

Dengan sekali tatap saja, Ji Hyun sudah langsung tahu siapa lelaki itu. Lelaki berparas tampan dengan garis muka yang tegas yang telah membuat hati Ji Hyun terasa sakit saat melihatnya. Kedua mata mereka bertemu satu sama lain. Lelaki itu sekilas menatap Ji Hyun dengan tatapan yang masih sama seperti dulu. Begitu Ji Hyun memalingkan wajahnya, lelaki itu langsung mengalihkan perhatiannya kepada anggota rapat yang lain.

"Aku Manager Kim Young Jun. Mulai hari ini aku akan menangani Tim 1 dan Tim 2. Semoga kita dapat bekerja sama."

Semua anggota rapat bertepuk tangan kecuali Ji Hyun. Ia hanya bisa memandangi Manajer Kim yang saat ini juga sedang tersenyum kepada semua anggota rapat. Saat mata Manager kim memandang Ji Hyun, gadis itu hanya bisa memalingkan wajahnya lagi seolah tidak ingin bertatap muka dengan lelaki itu.

Rooftop MelodyWhere stories live. Discover now