Chap 23 : Ruqyah Pembawa Duka

2.4K 325 65
                                    

Tepat pada pertengahan Oktober, ustadz yang datang ke sekolah mereka rutin setiap bulan itu datang untuk membersihkan sekolah. Dia bersama Pak Kyuhyun mengelilingi setiap sudut sekolah membacakan ayat-ayat aneh jika didengar dengan baik.

Dan lagi-lagi kesurupan masal kembali secara tiba-tiba. Tidak ada angin dan tidak ada hujan tiba-tiba kesurupan langsung terjadi. Keributan terjadi di sekolah karena hampir disetiap kelas di Saranjana mengalami kesurupan.

"Pas ing wulang purnomo."

"Saktine suro bakal ningkat."

"Keris sekti bakal ono ing tangan suro."

"Uripo langgeng ing saranjana."

Lagi-lagi mereka yang melihat hanya acuh menonton seolah-olah ini hanyalah kejadian yang lumrah terjadi. Begitupun dengan kelima human kesayangan kita yang bersedekap dada menonton kesurupan itu. Pas sekali sekarang giliran kelas mereka yang ada kesurupan.

Ada 5 orang, yang terdiri dari 3 perempuan yaitu Shuhua, Heejin, dan Yeji. Lalu 2 orang laki-laki yaitu Renjun dan Hwall. Mereka terus meronta bahkan mengucapkan kata-kata berbahasa Jawa. Mereka sempat meringis saat Renjun yang malah mengaum seperti harimau, Heejin yang tertawa seperti kuntilanak. Hwall dan Shuhua yang berlarian menghindar dari guru yang ingin memegangi mereka. Sedangkan Yeji yang meringkuk ketakutan.

Mereka satu persatu di ruqyah dan seperti biasa darah mereka juga diambil oleh ustadz yang disebut sesad oleh mereka. Dengan kasarnya mereka di tarik seperti binatang bahkan dijambak dan ditahan menggunakan kaki. Mereka sangat tidak tega melihat teman-teman mereka diperlakukan dengan kasar seperti itu, bahkan sampai luka.

"Kita harus curi darah mereka sebelum dia pergi dari sekolah. Biar kita langsung interogasi tuh orang," ucap Eric memberi instruksi.

"Nu, gue mendadak kasian pas lo juga digituin dulu," celetuk Jeno.

"Ustadznya kek babi, pulang sekolah auto remuk badan gue dia gituin. Padahal udah bapak bapak tenaganya gak ngotak kek lo."

"Itu karena Sunwoo yang emang setan dari lahir," tambah Eric.

"Gue congkel juga ginjal lo Ric."

"Langkahi mayad Jeno dulu:v" ucap Eric bersembunyi di balik Jeno sambil menjulurkan lidahnya.

"Nana, tengok Eric Jeno tuh, mereka mulai dulu. Nunu gak ada ganggu tauu," Jaemin mengangguk lalu menepuk kepala Sunwoo.

"Udah liatin itu, Jeno Eric jangan ganggu Sunwoo kalau dia lagi diem, nanti kalian yang kena amuk gue gak mau misahin."

"Dasar anak Bunda."

"Dasar anak ayah."

Jeno dan Jaemin hanya menggelengkan kepala. Jaemin melirik pada Hyunjin yang sedari tadi diam. Dia melihat ke arah mana pandangan Hyunjin, ternyata pada Yeji.

Hyunjin hanya diam memperhatikan Yeji yang begitu berantakan seperti orang gila. Dia bahkan sempat melihat bola mata gadis itu memutih, bukannya takut dia malah menatap sendu. Manik Hyunjin membulat saat pipi Yeji di tampar hingga memerah, dan anehnya guru-guru hanya diam. Sampailah darah Yeji diambil.

Entah apa yang merasukinya tiba-tiba saja tubuhnya bergerak sendiri mengambil jarum suntik itu dari tangan ustadz itu dan membuangnya sehingga membuat orang-orang terkejut, termasuk keempat temannya yang kaget melihat Hyunjin dengan beraninya memukul ustadz itu.

"Apa yang kamu lakukan Hyunjin?!" tanya Minhyuk yang terkejut dengan apa yang siswanya lakukan.

"Lo, lo gak malu apa sama gelar ustadz lo itu? Ngelakuin hal yang berhubungan sama setan kek gini? Mikirlah, ini bukan Film Qorin yang ada di bioskop, ini nyawa orang anjir," Hyunjin dengan perasaan emosi menarik kerah ustadz itu dan menggoyangkannya.

Saranjana [END] Where stories live. Discover now