Gus Hafizhan terbangun dari tidurnya saat suara alarm membangunkannya dari tidurnya, ia yakin sekarang ini jam tiga, ia menoleh kesamping meraba-raba istrinya yang masih tidur pulas.
"Ayna bangun, kita sholat tahajjud berjamaah." Panggil hafizhan, menepuk-nepuk pipi ayna pelan.
Ayna menepis tangan hafizhan ia menggeser lebih jauh dari jangkauan suaminya, ia benar-benar mengantuk, dan belum terbiasa bangun tengah malam seperti ini. Gus hafizhan tidak menyerah ia menarik-narik tangan ayna supaya mau bangun.
Ayna menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya, mendengus kesal ingin rasanya ia berteriak keras kalau ia masih mengantuk dan tidak mau sholat tahajjud. sebisa mungkin tidak kesal kalau sampai ia kesal ia akan memaki suaminya.
"Ayna bangun, sholat tahajjud dulu nanti tidur lagi." Bujuk gus hafizhan.
"Duluan aja, gus, ayna masih mengantuk" Jawab ayna khas suara bangun tidur.
Gus Hafizhan menarik napas panjang. "Bangun atau saya aduin kamu sama ayah." Ancam hafizhan.
Ayna melotot kaget ia langsung bangun menatap datar suaminya. "Nyebelin, ayna masih mau tidur gus, ayna mengantuk." Rengek ayna. Ia beranjak dari kasur masuk kedalam kamar mandi meninggalkan suaminya yang hanya diam.
Mereka sholat tahajjud bersama, ayna semakin mengantuk saat mendengar suara merdu suaminya, rasanya ia ingin tidur detik ini juga sebisa mungkin ia menahannya. untuk tidak tidur dalam keadaan berdiri seperti ini.
"Assalamualaikum warahmatullahi"
"Assalamualaikum warahmatullahi"
Ayna tersadar ia langsung membuka matanya lebar-lebar, astaga biasa-biasanya ia tidur dalam keadaan duduk seperti ini. menggeser duduknya lebih dekat gus hafizhan menatap gus hafizhan yang sedang khusu berdoa.
"Gus, salim" Bisik ayna.
Gus Hafizhan menoleh ia memberikan tangannya untuk istrinya cium, ayna menciumnya saat hendak melepaskan tangan nya dari tangan gus hafizhan, keburu ditarik gus hafizhan.
Cup.
Mereka berdua saling membelalakkan matanya kaget bukan main. mereka sama-sama diam masih dengan posisi yang sama, ayana menatap manik mata hafizhan lekat.
Niat gus Hafizan ingin mencium hening ayna, malah meleset mencintai bibir ayna.
"Astaghfirullah" Kaget mereka saling menjauhkan wajah mereka.
"Astaghfirullahaladzim, astaghfirullah" Istighfar gus hafizhan memegang bibirnya yang sudah mencium bibir ayna, istrinya.
Ayna menatap gus hafizhan dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. "G-gus, enggak kenapa-kenapa, kan?" Tanya ayna khawatir melihat wajah suaminya yang berubah menjadi cemas dan keringat dingin bercucuran.
Gus hafizhan diam ia meraup wajahnya gusar, menoleh menatap ayna yang hanya terlihat putih seluruh tubuhnya. "Ay. S-saya tidak bermaksud seperti itu, s----"
"G-gus. enggak usah panik gitu, ayna enggak apa-apa ko, ayna enggak marah sama gus, kan, ayna istri gue sudah kewajiban ayna, dan sah-sah aja ko kecuali kita bukan mahram baru ayna marah, ayna bunuh gus yang sudah mencuri ciuman pertama ayna"
Gus Hafizhan yang awalnya khawatir istrinya marah, setelah mendengar ayna berkata seperti tadi ia lega. "Terimakasih, dan maaf saya sudah lancang cium kamu gitu, saya janji tidak akan mengulanginya lagi, saya tidak akan sentuh kam---"
Ayna memeluk lengan gus hafizhan. "Tadinya ayna mengantuk berat, setelah gus cium ayna jadi seger" Cicit ayna polos.
Gus Hafizhan terkekeh kecil, kekehan yang mampu membuat jantung ayna berdetak tidak normal, harum tubuh gus hafizhan sangat menenangkan. "Bisa aja, kalau gitu setiap saya ajak kamu sholat kamu tidak mau, saya cium kamu supaya seger seperti yang kamu ucapkan tadi"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hafizhan Akbar Khairy
Teen FictionHafizhan akbar khairy. siapa sih yang tidak kenal dengan sosok pria tampan pintar agama, seorang gus di pondok pesantren al-fatah. milik abi nya. hanya saja sosok hafizhan memiliki kekurangan dalam penglihatan, ia tunanetra. namun tidak menutup kemu...