13. Gara-gara ustadzah jelita.

470 25 3
                                    

Sudah dua jam ayna mendengarkan ceramah suaminya, sekarang ini ia sedang di aula pesantren. Setelah ucapan gus hafizhan waktu itu ayna tidak lagi memaksa suaminya untuk menerima tawaran teman ayah anwar.

Ia takut nantinya gus hafizhan tidak nyaman, karena terus dipaksa untuk menerima kornea mata. Ayna melirik ke sampingnya yang sedang memuji suaminya secara terang-terangan.

"Gus Akbar ganteng banget, ya. Ning ayna hebat bisa dapetin gus akbar, padahal rumornya gus hafizhan mau nikah sama ustazah jelita." Ucap segerombolan santriwati.

Ayna memutar bola matanya malas. "Jodoh enggak ada yang tahu." Celetuk ayna.

Mereka mengaruk kepalanya yang tidak gatal. "Heheh, maaf ning." Kekeh mereka canggung.

Rose menghampiri ayna. "Ay, kiw-kiw." Goda rose menyengol lengan ayna.

"Kiw-kiw emangnya aku cewek apaan coba." Sinis ayna.

"Ceweknya gus hafizhan Akbar Khairy." Jawab rose terkekeh kecil.

"Sekian dan terimakasih, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Salam gus hafizhan mengakhiri ceramahnya.

Ayna yang melihat suaminya selesai ceramah, ia langsung menghampiri gus hafizhan. Menuntun suaminya keluar aula. "Gus." Panggil ayna.

"Apa sayang?." Jawab gus hafizhan.

"Jangan gombal masih siang." Ucap ayna mencubit pelan pinggang gus hafizhan, membuat snag empu terkekeh geli.

"Saya enggak gombal, ayna." Gemes gus hafizhan.

Mereka terus berjalan beriringan, jarak antara aula dengan rumah umi cukup jauh. Namun, masih satu area.
Langsung mereka berhenti saat seseorang memberhentikan langkah mereka.

"Gus akbar." Panggil ustazah jelita.

Ayna memutar bola matanya malas. "Kenapa sih dia terus panggil gus?, suka sama gus, atau apa?." Tanya ayna pada suaminya.

"Astaghfirullah, ayna jangan gitu. Siapa tahu ustazah jelita butuh bantuan saya." Tegur gus hafizhan.

"Assalamualaikum, gus. Ning." Salam ustazah jelita.

"Waalaikumsalam." Jawab mereka.

Ustazah jelita melirik ayna yang menatapnya dingin. "Jadi saya mau membicarakan soal-----"

"Eh ustazah jelita, jangan caper deh sama suami saya. Murahan banget caper sama suami orang, enggak usah genit juga Ngomongnya di lembutin girum biar apa coba?, enggak ada yang tertarik sama suara lembut ustazah jelita." Potong ayna kesal.

Ustazah jelita mengerutkan keningnya. "Maksud kamu apa?, saya tidak mengerti." Tamya ustazah jelita menatap ayna.

Ayna melipat kedua tangannya di dada. "Masih nanya?, belum sadar sama ucapan saya barusan?. Masa enggak ngerti sih, padahal seorang ustazah lho."

"Ayna------"

"Diam gus, ayna lagi enggak ngomong sama gus." Potong ayna.

Ustazah jelita menatap mereka bergantian. "Saya tidak bermaksud menggoda gus akbar, ning. Saya cuma mau memberitahu kalau------"

Ayna maju dua langkah mendekati ustazah jelita. "Mencari-cari topik pembicaraan biar suami saya tergoda sama kamu, kalau kamu mau ambil suami saya. Silahkan ambil kalau bisa." Ayna menarik pelan gus hafizhan dekat dengan ustazah jelita.

"Ayna." Tegur ustazah jelita.

Gus Hafizhan meraba-raba ayna. "Sayang, kamu jangan bicara seperti itu. Saya suami kam----"

Hafizhan Akbar KhairyWhere stories live. Discover now