O5. Perempuan Buah Bibir

538 65 4
                                    

▪︎▪︎▪︎

Sebagai alumni tahu diri, kemarin Jennie maupun Irene mengumandangkan perintah untuk pulang setelah aktivitas makan-makan selesai. Bukannya mereka tak mau menemani hingga akhir, namun membiarkan angkatan tersebut mengevaluasi mandiri serta melanjutkan acara privasi tanpa harus campur tangan alumni. Toh, dahulu juga mereka seperti itu. Membentuk aturan-aturan inti tanpa harus ada yang lain.

Intinya mereka tahu, acara itu bukan hanya dihadiri sebagai pengesahan proker, ada juga pertemuan-pertemuan rindu atau semacam keusilan yang membuat atmosfer ledak-ledakan. Contoh kecilnya, interaksi antara Tzuyu dan Lisa yang hampir-hampiran Jennie tandai dan Jennie siksa bila berlebihan. Untungnya, Si Poni tumben-tumbenan tak banyak berulah. Dia hanya fokus berkeliling dan menyapa satu per satu adik tingkatnya.

Beda lagi dengan yang lainnya. Joy, Yeri, Jihyo, dan Dahyun heboh sekali foto-foto dan berteriak karena kembang api. Belum lagi para jajaran nt yang sibuk karaoke (Taeyong, Somi, Taehyung, dan Jaehyun). Atau para member mukbang yang sibuk membuat challenge, bila tak habis digantung di pohon beringin. Tahu lah ya member mukbang siapa saja. Seulgi, Rosè, Ten, Lucas, dan Hanbin. Komplotan kacau.

Di dalam kebisingan itu, ada banyak sekali kejadian. Entah kegembiraan, kesedihan, kecanggungan sekalipun. Mungkin, beberapa orang yang merasa bertemu dengan kenangan itulah, yang membuatnya diam-diam mendesuh hati. Apalagi pertemuan Irene dan Seulgi. Jennie merekamnya sendiri bahwa mereka kelabakan duduk berdua. Yang dia dapat kabar dari Seulgi ketika pulang, dia dan Irene hanya bertukar kabar singkat. Sangat singkat.

"Cuma nanyain kabar semacam nanya kerja, nanya adeknya, sama nanya Ibu. Hahaha, formalitas lah Jen!"

"Sumpah deh, gue liat elu sama Si mamih canggung banget! Baikan dong Gi!"

"Apaan anying baikan? Gue sama Kak Irene cuma lagi hargain batasan aja."

"Tai sia, ntar goyah nangeeees!"

"Yeuuuu, lu mending gausah bacot dah Joy! Urusin tuh Si Crush!"

"WHAHAHAHAHAHA! SI UWEN CEMBURU TUH JOY!"

"AMIT AMIT BANGKE!"

Sulit. Jennie maupun Lisa tak bisa memgurusi sembarang hubungan mereka. Sekarang, ikatannya sudah terlalu kuat untuk diganggu. Ya masa juga harus mengusik rumah tangga orang? Mending-mending kalau kasusnya masih seputar pacaran, ini sudah bersuami.

Jadi, biarlah permasalahan itu Seulgi dan Irene bereskan sendiri. Mau memilih untuk berdamai atau ada sesuatu yang perlu diselesaikan, biarlah jadi keputusan keduanya. Jennie dan Lisa tak bisa terlalu ikut campur.

Jangankan hubungan keduanya, menyikapi hubungan sendiri saja mereka masih kewalahan. Mengimbangi keadaan hati masing-masing. Melerai kesalah-pahaman akibat cemburu. Semalaman ketika tiba di apartemen, Lisa sempat bertanya pada Jennie, "ada yang mau kamu omongin dari hari ini?" Namun mumpun Jennie lelah, jadi dia menggeleng dan membalas, "besok aja, kita istirahat dulu,".

"Kita berangkat masing-masing aja. Kamu pake mobil, aku pake motor sendiri. Biar cepet, biar nggak usah bolak-balik."

Jam 7 di meja makan, mereka duduk berhadapan untuk menyantap sarapan bersama. Dengan setelan kemeja rapi berwarna, lalu Lisa mendorong kunci mobil ke depan piring Jennie.

"Kita nggak searah, Jen. Jauh banget." Sebelum Jennie menyelah dengan argumennya, Lisa sudah meringkasnya.

Tidak ada jawaban dari perempuan di depannya. Jennie kelihatan fokus menghabiskan nasi gorengnya. Sebaliknya pada Lisa, dia juga memilih mempersingkat waktunya. Beberapa menit setelah menyelesaikan aktivitas makan mereka, keduanya langsung bergegas.

Bandung Love Story | Jenlisa✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang