⁰⁰

11K 410 5
                                    

Vote—

Lucian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, merasa canggung dengan dua orang di depannya. Damon dan Rachael, dua orang yang mengaku sebagai sahabat karibnya.

"Lo beneran lupa ama kita?" Tanya Damon, jari telunjuk nya menekan pipi tirus Lucian.

"Maaf, Luci benar-benar lupa" Lucian menundukkan kepalanya.

"Sial. Selain amnesia, Lo juga berubah anjing!" Rachael mengumpat. "Jangan bicara dengan menyebut nama Lo sendiri"

"Iya, maaf"

"Berhenti minta maaf" Geram Damon.

Seisi kelas masih berdiri menonton drama Lucian, Damon dan Rachael. Mereka sangat penasaran bagaimana bisa Lucian yang sangar menjadi begitu polos dan lugu.

"Mending ngantin aja" Ajak Rachael menarik kedua tangan remaja tampan itu keluar kelas.

"T— tapi buna udah bikinin aku bekal"

Langkah Rachael terhenti, wajah Damon terlihat sangat terkejut. Tidak hanya mereka berdua yang terkejut tapi murid di koridor juga sangat terkejut.

"Bekal?" Tanya Damon.

"Um! Kata buna gak boleh jajan sembarangan nanti aku sakit perut"

Penjelasan Lucian semakin membuat Damon pusing.

"Ambilkan bekal Luci!" Perintah Rachael kepada siswa culun.

Siswa tersebut berlari ke kelas dan dengan lekas mengambil kan kotak bekal bergambar iron Man.

"Eh, makasih" Ucap Lucian.

Baiklah, sepertinya hari ini menjadi hal yang bersejarah di SMA pelangi.

"Kawian gwak lwapwer?" Lucian bertanya dengan mulut penuh nasi goreng.

"Telan dulu" Damon duduk di samping Lucian.

Sekarang mereka sedang berada di gudang sekolah yang disulap menjadi markas geng Seraphina. Ada dua orang yang masih setia menatap Lucian.

"Jadi, bos beneran amnesia dan kayak anak kecil?" Tanya Arthur.

Rachael mengangguk.

"Wah! Gak boleh nih. Kita harus bikin bos ingat lagi" Pekik Tommy.

"Caranya?" Kembaran Damon mengambil sendok Lucian dan memakan nasi goreng tanpa seijin Lucian, Demon.

"Elah mudah. Kita ajak aja bos ke bar" Usul Tommy.

"Buta!? Gak liat kelakuan Lucian sekarang!?" Geram Rachael.

Lucian menutup kotak bekal dan meminum air putih. "Kalian jangan marahan"

Semua atensi beralih ke arah Lucian.

"Bisa aja bos kelakuan nya kayak anak kecil tapi dalam nya bar-bar" Tebak Arthur.

Damon mendorong tubuh Rachael hingga limbung ke tubuh Tommy.

"Lakukan" Ucapnya tanpa beban.

"Beneran nih?" Tommy menarik pinggang Rachael untuk duduk di pangkuan nya. "Kita masih di sekolah"

"Ck, biasa nya juga kayak gini" Arthur bersiap melihat aksi mesum Tommy.

"Ah!" Rachael mendesah saat tangan Tommy meremas payudara nya kasar. 

Tommy menyeringai melihat Lucian yang menatap penasaran. Kancing seragam sekolah Rachael sudah terlepas. Bra berwarna hitam terlihat tidak bisa menampung buah melon Rachael.

"Yeah begitu! Mhh"

"Cukup!" Demon melirik Lucian yang duduk gelisah. "Kayaknya udah cukup, kalau mau lanjutin jangan di sini"

"Gw lagi datang bulan" Cetus Rachael, menghidupkan rokok.

"Lucian kenapa?" Tanya Arthur lembut.

"Sakit, punya Luci sakit"

Damon menjilat bibirnya yang kering, "Kalau sakit kocok aja"

Poni Luci menutupi matanya yang berkaca-kaca, "Mau buna hiks"

Teman-teman Lucian panik melihat Lucian menangis.

"Aduh gimana nih?"

"Mau gimana lagi, kita bantu aja" Demon menjawab kembaran nya.

"Bantu apa?" Kening Arthur mengerut.

Tommy mendorong tubuh Lucian untuk bersandar di tubuh Damon lalu melepas celana dan boxer yang dipakai Lucian.

"Weh! Ngapain Lo??" Rachael menahan kepala Tommy yang hendak mencium Lucian.

"Lo tau kan bos dulu kalo gak di rangsang bakal lama keluar nya? Sepuluh menit lagi jam istirahat habis dan elo lagi datang bulan, gak bisa bantu" Tommy melesakkan kepalanya ke leher Lucian , seperti nya Laira— Bunda Lucian memakai kan bedak bayi.

"Emh" Tubuh Lucian bergetar karena Damon memainkan adik kecil nya. "Tu— tunggu ah!" Lucian tersentak saat demon ikut memelintir putingnya.

Tommy terus mengecup, menjilat dan menggigit lembut. Dia tak bodoh meninggalkan bekas di leher dan tangannya semakin cepat mengocok penisnya sendiri.

"Hiks Uci mau angh Pee anhh!"

Splurt

Tubuh Lucian melengkung, mulut terbuka dengan lelehan air liur dan rengekan panjang.

"Sial! Ghh"

Splurt

Tommy bernafas cepat menjatuhkan kepalanya di bahu Lucian.

"Gila, belum lima menit udah keluar."

Mata Lucian terpejam dengan nafas teratur. Tommy membersihkan mani yang berceceran di perut Lucian menggunakan tisu dan Demon memasangkan celana Lucian.

"Tertidur setelah ejakulasi?"

End of story (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang