¹⁰

2.7K 142 0
                                    

Haloo readers! Vote gk nambah y. Happy reading dan buat sider moga tu jari keselo!

Suara gemerincing rantai, kemeja putih. Lucian meringis melihat kaki nya memar dan lecet. Seminggu di kurung di dalam kamar oleh Andrew.

"Ugh! Sial" Umpat nya merasa kepalanya kembali sakit.

2 hari yang lalu Andrew melakukan seks kasar membuat kepala Lucian terhantam meja, perban di kepalanya adalah sebuah bukti. Ingatan Lucian kembali, tidak ada yang tahu. Lucian berpura-pura masih hilang ingatan.

Lucian menyalakan shower dan menggosok tubuhnya kasar. Teringat semua orang terpercaya nya menyentuh sana sini sampai memperkosa dengan kejam. Ia merasa jijik dengan dirinya sendiri.

/Clak

Tubuh Lucian mendengar pintu di buka. Ia berbalik dan benar saja Andrew sedang tersenyum manis seolah tidak melakukan apapun.

"Ugh, bagaimana aku bisa menahan ini? Kamu sangat indah dan menakjubkan sayang. Begitu sempurna"

Lucian mendekati Andrew dan memeluk, Lucian harus berakting menjadi anak baik atau nanti akan mendapatkan vibrator selama satu jam di pantat. Baju Andrew menjadi basah karena pelukan Lucian. Andrew balas memeluk dengan kecupan manis di dahi Lucian.

"Benar-benar sempurna sampai aku tidak bisa melepaskan mu" Ucap Andrew lirih. "Sebelum aku menyerang, mungkin di sini masih sakit…" Jari telunjuk Andrew menyentuh lubang yang bengkak, Lucian tersentak saat kuku Andrew sedikit menggaruk bagian itu, "Bunda sudah menyiapkan makan malam"

Andrew keluar dari kamar mandi.

"Bangsat!"

••

"Bagaimana keadaan nya?" Tanya David kepada Vernon.

"Kehilangan banyak darah, mungkin lama akan sadar" Vernon mengusap wajah pemuda pucat terbaring dengan peralatan medis.

"Jangan sampai dia mati" David menepuk pundak Vernon dan keluar.

/Drrtt

"Halo" Vernon mengangkat telepon dari seseorang.

"Kau tau, saat dia terbaring lemah saja gw udah sange. Huh, sial! Bagaimana adik mu?"

"Yeah, kekasih ku sudah menjadi kucing jinak. Gw kasih saham nanti dan Terima kasih sudah memberitahu keberadaan mereka sebelumnya"

"Tentu saja. Bayaran nya cukup dia saja"

••

Lucian melirik Laura yang hanya diam memakan makan malam nya.

"Tidak enak?" Tanya Andrew.

"Enak" Lucian tersenyum tipis dan mengaduk sup buatan Laura.

Lucian sudah mengintip di balik jendela. Hanya ada pepohonan seperti hutan. Entah kemana Andrew membawa dirinya. Untungnya kamar yang ditempati Lucian berada di lantai 2 jadi ia bisa melihat jalan beraspal, akan tetapi jarak nya bukan main jauh. Kalau Lucian kabur mungkin memerlukan waktu 30 menit melalui hutan yang terlihat menyeramkan. Dan itu sangat tidak mungkin karena kaki Lucian akan kembali di rantai. Seisi rumah terpasang banyak kamera.

"Sayang, kamu melamun lagi"

Laura membawa piring ke wastafel. "Bunda duluan"

Lucian melirik Laura menaiki tangga.

"Apa terjadi sesuatu, hm?" Andrew mengelus rambut Lucian.

Lucian berusaha mengatur wajahnya menjadi semanis mungkin. Lucian tahu tatapan Andrew menginginkan hal itu.

"Hahh sangat sulit berdekatan dengan mu" Andrew mengambil tangan kiri Lucian dan menaruhnya di atas gundukan keras miliknya. Walaupun terhalang celana Lucian tahu itu mengeras.

Lucian berusaha memikirkan hal memalukan di hidup nya agar pipi nya memerah.

"Jangan malu seperti itu, kamu kan sudah melihat nya" Andrew mencondongkan tubuhnya dan meraup bibir Lucian lembut.

Lucian hanya membiarkan bibir dan lidah Andrew menari di bilah bibir nya.

"Pergi ke kamar. Siapkan dirimu sayang" Ujar Andrew dengan suara serak dan lirih.

Typo? Maap langsung publish. Vote!!

End of story (TAMAT)Where stories live. Discover now