19

168 16 2
                                    

Fairy Tale Arc — 2 ·

"Jadi kau--"

Y/n memotong ucapan Mizuki dan mulai melanjutkan ceritanya tanpa menggubris Mizuki.

Semenjak peristiwa itu, si anak laki-laki itu mulai menjalani kehidupan seperti biasa namun dengan mayat orang tuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semenjak peristiwa itu, si anak laki-laki itu mulai menjalani kehidupan seperti biasa namun dengan mayat orang tuanya. Dia menggerakkan orangtuanya dengan menggunakan benang. Dan mata kanannya yang telah rusak parah itu ia tutupi dengan kapas dan perban tanpa pengobatan lebih lanjut.

Dengan adanya para mayat yang ada dirumahnya selama berminggu-minggu, para warga sekitar mulai menaruh rasa curiga. Mulai dari bau-bau tidak mengenakan yang sangat menyengat serta para penghuni rumah yang beberapa minggu ini tidak keluar rumah, hanya si anak laki-laki saja yang keluar untuk membeli makanan dan minuman setelah itu kembali ke rumah. Warga yang mulai resah pun memutuskan untuk mengambil tindakan, yaitu mendatangi kediaman si anak laki-laki itu.

Para malam itu, kepala desa memberanikan diri untuk mengetuk pintu kediaman si anak laki-laki dengan beberapa warga yang berada di belakangnya.

Tuk tuk

“Nak! Pak! Bu! Apa ada orang di dalam?”

Kepala desa memanggil-manggil sang penghuni rumah, namun tak ada satupun respon dari dalam sana. Hingga pada akhirnya kepala desa memutuskan untuk membuka paksa pintu rumah tersebut. Namun, tepat sebelum mendobrak pintu tersebut, pintu itu telah lebih dulu terbuka dan menampilkan sosok si anak laki-laki dengan mata di perban.

Kepala desa dan warga nampak khawatir dengan keadaan anak laki-laki itu, karena telah berminggu-minggu para warga melihat anak laki-laki itu menggunakan perban di matanya. Sang kepala desa menanyakan kondisinya dan dia menjawab.

"Aku baik-baik saja!"

Lalu kepala desa menanyai keberadaan orangtuanya, si anak laki-laki terdiam dan mengatakan orang tuanya ada di dalam. Dan menyuruh si kepala desa dan para warga masuk kedalam agar dia bisa menyajikan makanan dan minuman untuk mereka.

Kepala desa dan para warga setuju dan mulai memasuki rumah tersebut. Namun entah kenapa bau busuk tersebut perlahan menghilang. Mereka tak lagi mencium bau busuk, seperti bau busuk itu berasa dari luar rumah, itulah yang di pikirkan oleh si kepala desa dan warga.

Padahal kenyataannya, anak laki-laki itu telah menyembunyikan mayat orang tuanya ruang bawah tanah bersama dengan mayat para perampok.

"Aku akan memanggilkan orang tua ku, tunggu ya~" ucap anak laki-laki itu lalu pergi kekamar orang tuanya. Disaat menunggu si anak laki-laki keluar, tiba-tiba lampu dan lilin di rumah itu seketika padam yang membuat pengelihatan menjadi gelap. Para warga yang panik pun bergegas menuju pintu dan berusaha keluar, namun ternyata pintu telah di kunci oleh si anak laki-laki.

Si anak laki-laki itu pun keluar dari kamar dengan jarum jahit serta benangnya. Didalam gelapnya malam dan penerangan dirumah tersebut yang mati, membuat anak laki-laki itu tersenyum lebar.

20 menit setelah itu, lampu menyala lebih tepatnya anak laki-laki itu menyalakan. Saat cahaya menerangi ruangan tersebut, yang terlihat hanyalah darah. Para warga yang sebelumnya berbondong-bondong ke arah pintu kini terikat dengan benang jahit.

Ya, kau tau bagaimana caranya? Anak itu menusukkan jarumnya ke anggota tubuh seperti tangan dan kaki dan mengaitkannya ke warga yang lain. Karena benangnya menembus tubuh mereka, mereka tidak akan bisa bergerak bebas dan tidak akan bisa melepaskan diri.

Sedangkan si kepala desa terbaring di lantai dengan mulut penuh jarum.

Anak itu menghabisi mereka semua dengan caranya sendiri dan senyumannya. Lalu anak itu sadar ada sepasang mata merah darah yang sedari tadi mengawasinya, dia pun berjalan kearah asal tatapan mata tersebut yang ternyata berasal dari jendela rumahnya yang di tutupin gorden. Anak itu membuka jendelanya.

"Halo paman! Ingin makan bersama?"

Orang yang di jendela itu ada sang Raja iblis, Kibutsuji Muzan. Anak itu menarik tangan Muzan untuk masuk.

"Ayo makan, paman!" Ajak Anak itu.

Muzan mengalihkan pandanganya kearah anak itu, "kau tau aku iblis ya?" Tanya Muzan sambil tersenyum senang. Dan di angguki oleh anak itu.

"TAMATTT, nah menurutmj bagaimana cerita awal mula aku dan Muzan bertemu? Keren kan?!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"TAMATTT, nah menurutmj bagaimana cerita awal mula aku dan Muzan bertemu? Keren kan?!!"

"A-anak laki-laki itu anda? Itu artinya anda.. laki-laki?!" Tanya Mizuki.

"Iyap! Ya sebenernya aku hanya iseng ingin berpenampilan seperti perempuan, aku janji besok-besok aku potong rambut deh hehehe~"

Cark--!!

Ada yang pecah tapi bukan kaca, tapi kali ini hati Mizuki yang pecah.

'sialan, ternyata lanang!'

Mizuki nampaknya mencintai seseorang yang sangat amat salah ya.

"Kau kenapa Mizuki?" Tanya Y/n.

"Ah tidak apa-apa non--ah maksud ku tuan"  'ah rasanya sangat aneh memanggilnya dengan sebutan tuan, astaga kenapa hari ini harus ada, apakah harus aku berpura-pura tidak tau?'

Sepertinya masih banyak lagi yang belum di ketahui oleh Mizuki tentang Y/n. Sama seperti kalian juga.

ANOTHER ENDING || Kimetsu No Yaiba x Two!ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang