TUJUH

27.2K 1.7K 2
                                    

🐿️🐿️🐿️


Eca yang sudah berada di kelas, hari ini terasa sangat membahagiakan, karena dia akan melihat drama secara live.

Seneng bangat dia tuh karena bagian pertama novel 'Love For Kikan' akan ditampilkan.

Sebagai mana mestinya, di bab awal dinovel. Kikan akan menabrak Kevan di koridor.

Eca tidak akan menyia-nyiakan hal ini nanti di depan matanya, dia akan disugukan cinta pada pandangan pertama antara Kevan dan Kikan.

Bisa dilihat di tangan Eca kini sudah ada kuaci untuk menemani menonton drama live di depan nanti. Eca akhirnya keluar kelas mencari tempat persembunyian untuk melihat drama nanti.

Eca berdiri di samping tembok kelas X, di dekat tong sampah agar makin bagus berkamuflase dan ini lah adegan yang dia tunggu.

Brukk!

"Aduuhh." Kikan mengadu sakit dibokongnya.

Lalu ia menyentuh pergelangan kakinya. "Kakiku sakit."

Perempuan itu terduduk dilantai dan mendongak ke atas. Dia langsung terpesona dengan seorang pemuda rupawan di hadapannya.

TAMPAN!
Bantin Kikan memekik.

Dia pun bangun dari tempatnya.
"Emm ... anu." Di lihatnya pemuda di depannya tidak merespon.

Pemuda itu pun pergi begitu saja, karena Kikan belum meminta maaf ditariklah lengan pemuda itu.

"Anu ... maaf tadi aku ga sengaja," ucap Kikan kehadapan pemuda tersebut.

Pemuda itu menepis tangan Kikan,
Kikan syok di tempat, kemudian pemuda itu pergi begitu saja dengan teman-teman di belakangnya. Tanpa menghiraukan wajah Kikan yang terdiam.

•Di Tempat Eca.

Dia cekikikan sambil makan kuaci yang kulitnya, dia buang ketong sampah.

"Lah? Udah gitu aja?" Dia terbengong melihat adegan Kikan di acuhkan.

"Mana adegan pandang-pandangannya? Masa ga seruu, sih! Adegan apaan itu." Eca marah-marah sendiri matanya terus tertuju ke depan.

"Masih gak kapok jadi penguntit?" tanya seseorang di telinga kiri Eca.

degh!

Suara siapa itu? Dia pun memutar kepalanya ke samping.

"Eh, lo kok, t--tiba-tiba di sini?" gagap Eca melihat orang di depan.

Mati gue harus gimana ini.

"Kenapa? Hm, nyariin gue lo?" Senyumnya melihat wajah panik Eca di hadapannya.

Eca mundur selangkah. "Jangan ke pedean lo, Pin!"

Dia Melvin antagonis novel ini, harusnya dia berada di sana juga bersama Kevan, kenapa dia tiba-tiba di samping Eca.

"Kalau gue ngadu ke Kevan, kira-kira dia bakal gimana, ya?" Melvin dengan mencondongkan wajahnya.

"Jangan gitu dong Pin, gue bagi kuaci deh buat tutup mulut gimana?" Eca sambil menyodorkan bungkus kuaci yang sudah habis.

ANTAGONIS URAKAN [END]Where stories live. Discover now