Dua Satu

73 1 0
                                    

Kalau mau baca cerita Hanna Rama ada di manga/noveltoon ya, kali ini aku up di sini karena part 21 ini di tolak karena terlalu vulgar jadi aku hapus beberapa part di sana dan di sini part asli yang 21. 🙏

🌻🌻🌻

Cangkir air mineral telah berada di atas meja sementara dua anak manusia itu kini tengah bertukar saliva. Pertama kalinya untuk Hanna, ia tidak menyangka jika ia terbuai oleh seorang Rama Gibran Wijaya yang notabennya adalah muridnya.

Rama mencium Hanna penuh dengan kelembutan, cukup lama Rama mencium Hanna. Tanggan Hanna mencengkeram baju Rama kuat, jantungnya berdebar kecang. Sampai ia merasa kehabisan pasokan oksigen, menyadari itu Rama melepaskan ciumannya.

Rama usap bibir Hanna yang terlihat merona dengan ujung ibu jarinya. Mata keduanya saling menatap dengan begitu intensnya.

Hanna mulai berfikir jika semua ini salah, ia segera mengalihkan pandangannya ke sembarang arah selama tidak bertatapan dengan Rama. Hanna berdiri ingin menjauh dari Rama, namun dengan cepat Rama tahan tangan Hanna lantas Rama berdiri mensejajarkan posisinya berhadapan dengan Hanna.

Kembali dua nektas insan terpaut usia empat tahun itu saling menatap penuh dengan bermacam perasaan.

"Gue suka sama lo, Hanna. Dan gue yakin gue juga sayang sama lo." Ucap Rama penuh dengan perasaan.

Hanna hanya bisa diam menatap Rama, ia ingin memastikan jika Rama tidak sedang bercanda. Hanna hanya diam di tempat masih menatap Rama hingga tanpa sadar diluar sana ada kilatan petir di sertai gemuruh yang membuat Hanna menjingkit kaget dan memejamkan matanya.

Baru akan membuka mata, namun tangan Rama sudah menyentuh tengkuk Hanna dan kembali ia tautkan bibirnya. Lagi, Rama melakukan dengan sangat lembut, jantung keduanya berdetak lebih cepat.

Perlahan Rama bawa Hanna melangkah menuju kamarnya, masih dengan bibir yang tertaut penuh dengan lumatan dan perlahan tangan Rama mulai menyentuh dada Hanna.

"Eeemmmhhh..." Hanna melenguh.

Hanna tidak seharusnya pasrah namun kini yang terjadi Hanna mengalungkan tangannya di leher Rama, ia yang awalnya begitu kaku namun dengan cepat ia bisa membalas Rama.

Mendapat balasan dari Hanna membuat Rama tersenyum di sela-sela pergulatan lidah mereka.

Perlahan Rama rebahkan Hanna di atas ranjang, di situlan ciuman mereka terlepas. Hanna menatap Rama kebingungan, namun kembali Rama tautkan bibir mereka. Hujan diluar masih sangat lebat di sertai petir menyambar, seakan mendukung mereka berdua.

Tangan Rama sudah masuk kedalam hodie yang Hanna kenakan, hingga membuat Hanna melengun panjang. Untuk pertama kalinya salah satu titik sensitifnya di sentuh oleh seorang pria.

Hanna benar-benar terbuai oleh perlakuan Rama sampai tanpa ia sadari ia sudah kehilangan hodie dan celana treningnya. Begitu juga Rama, yang berada di atas Hanna.

Tidak, ini tidak boleh terjadi, Hanna menggelengkan kepalanya saat tau apa yang akan Rama lakukan padanya.

"Rama jangan." Mohon Hanna. "Ini tidak boleh terjadi." Hanna ingin Rama memahaminya namun semua sudah terjadi, Rama seakan tuli lantaran sudah berselimut gairah.

Di beberapa bagian tubuh Hanna sudah terdapat jejak yang Rama tinggalkan. Yang ada di benak Rama saat ini adalah Hanna adalah miliknya dan selamanya akan menjadi miliknya. Ia akan memastikan jika Hanna akan selalu berada di sampingnya.

Rama yang begitu lihai bahkan sudah membuat Hanna seakan melayang karena pelepasan yang ia dapat. Mendapati Hanna sudah mecapai puncaknya, Rama mendekat pada Hanna lantas ia berbisik pada Hanna yang masih menormalkan nafasnya.

Hanna RamaWhere stories live. Discover now