6. Layu sebelum berkembang

8.6K 861 23
                                    

Acara tangis berjamaah itu hanya berlangsung singkat, mereka segera balik ke mode normal, karena takut kepergok Nenek Lastri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Acara tangis berjamaah itu hanya berlangsung singkat, mereka segera balik ke mode normal, karena takut kepergok Nenek Lastri.

Setelah membenahi wajah sembab mereka dengan cuci muka, ketiganya segera berlanjut ke agenda berikutnya, yaitu berkeliling untuk menyapa para pedagang, Bara bahkan sudah menyiapkan 1 goodie bag kosong untuk antisipasi.

Tak perduli cuaca terik, Bara dan Mia mengayuh sepeda dengan semangat sambil di iringi nyayian merdu Bunga. Tak butuh waktu lama mereka sampai di jalan utama.

Seperti biasa Bunga akan menjual kembangnya terlebih dahulu, setelah itu minum jus segar untuk mengusir dahaga. Namun kini para pedagang harus menyiapkan jatah untuk 3 orang karena Bunga punya tambahan bodyguard 2 orang.

"Terima kasih, semoga dagangannya laris"

Mulut Bunga sampai kaku karena berulang kali mengucapkan kata itu, padahal biasanya ia hanya akan setor muka, tapi Mia menyuruhnya untuk lebih totalitas biar para pedagang itu senang, dan memang terbukti, wajah-wajah mereka memerah saking senangnya, akibatnya goodie bag yang dibawa Bara-pun terisi penuh dengan cemilan.

Pemberhentian terakhir adalah warung soto, disana mereka hanya akan duduk anteng sambil minum atau makan apapun yang disajikan Sukri. Karena Bunga juga sudah punya ponsel mereka-pun memutuskan untuk mabar sekalian mengajari Bunga bermain game.

Pukul setengah 3 mereka pulang melewati jalan yang sama dan seperti yang di harapkan, kata magic Bunga bekerja dengan baik, semua toko terlihat ramai, paman Jus dan Bibi Surti bahkan bersiap menutup kiosnya.

Seperti itulah kegiatan genk BBM setiap hari hingga Sabtu kembali datang. Bunga sudah beraksi di depan cermin sejak selesai berpakain. Ia mengenakan gaun mini pink pemberian Mia, gaunnya sangat cantik, setiap pinggirannya dihiasi renda dan ada pita besar di bagian pinggangnya. Tak lupa topi dan sepatu pink. Bagi Bunga warna pink adalah warnanya dengan Rama.

Terlihat aneh memang, ada anak usoa 7 tahun yang jatuh cinta pada pria yang 10 tahun lebih tua darinya. Namun mereka pasti mengerti jika tahu alasan dibaliknya.

"Bunga!!" terdengar suara Mia yang memanggil dari halaman.

Bunga bergegas ke dapur untuk pamit pada Neneknya, setelah itu ia berlari ke tampat dimana Mia sudah menunggu dengan sepeda mininya.

"Idih..cantik sekali adik Bungaku, ini mau belajar atau mau pergi jalan-jalan sih" goda Mia setelah melihat penampilan Bunga.

"Sudahlah Kak, jangan mengejekku, ayo berangkat nanti kita terlambat!" Bunga segera duduk di sadel belakang dan memeluk pinggang Mia ketika sepeda sudah mulai melaju.

🌻

Apalah daya, harapan tak seindah kenyataan, Rama memang kembali datang mengajar, tapi kali ini ia datang bersama gadis yang sama yang pernah dilihat Bunga, nama gadis itu Sundari, tapi dia meminta di panggil Kak Suri saja.

Jodoh Bunga (End)Where stories live. Discover now