27. Usaha terakhir

5.5K 572 17
                                    

Musik berhenti sejenak karena para pemainnya akan istirahat, sehingga suasana cafe yang tidak terlalu ramai tiba-tiba terasa hening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Musik berhenti sejenak karena para pemainnya akan istirahat, sehingga suasana cafe yang tidak terlalu ramai tiba-tiba terasa hening.

Sundari masih berdiri di samping Rama, menatap penuh harap agar permintaanya dipenuhi, sementara Bunga segera menyelesaikan makannya melihat situasi yang kurang mengenakkan.

"Nona, bisa beri kami waktu? Ada hal penting yang kami harus bicarakan" pinta Sundari ke Bunga karena Rama mengabaikannya.

"Dia tidak akan kemana-mana, bicaralah sekarang,! dan ini yang terakhir, aku beri waktu 5 menit!" Ucap Rama tegas tampa memandang Sundari,  dia tidak ingin Bunga salah paham lagi padanya.

"Tapi Ram.."

"Sekarang atau pergi!"

Sundari menghela nafas, ia lalu duduk di kursi kosong di samping Rama, posisi tubuhnya mengarah penuh pada Sang mantan sehingga membelakangi pihak lain yang ada di meja yang sama. Bunga hanya tersenyum maklum, setiap orang berhak mengejar kebahagiannya termasuk Sundari, tak apalah dirinya cosplay sejenak jadi obat nyamuk.

"Aku masih cinta sama kamu Ram, jangan marah lagi, ayo kita balikan, aku tau perbuatanku yang dulu keterlaluan, tapi aku sudah menyesal dan sudah mendapatkan karmanya, aku sadar kamulah yang beneran tulus sama aku, aku janji gak akan ninggalin kamu lagi, kita 8 tahun sama-sama, gak mungkin kamu hilang rasa begitu saja..."

Sundari terus melancarkan bujuk rayunya dengan memasang wajah memelas dan air mata yang berlinang, hingga menarik perhatian beberapa orang, tapi Rama tidak bergeming sedangkan Bunga memilih memperhatikan sekitar, hingga waktu 5 menit itu pun habis.

"Waktunya habis, ayo kita pergi!" Rama berdiri begitu saja, sambil menggandeng tangan Bunga tampa menoleh lagi sebenarnya ia tidak ingin bersikap kasar andai saja Sundari tidak lagi merecoki hidupnya.

Sundari yang masih tidak mau menyerah, mengejar dan meraih tangan Rama yang bebas sehingga terlihat tampak seperti pria itu sedang diperebutkan, karena ada 2 wanita yang mengenggam tangannya.

"Tidak Ram, tunggu! Kasih aku kesempatan sebulan, kita habiskan waktu bersama kayak dulu, biar kamu yakin kalau aku beneran sudah berubah, pelase" mohon wanita berbaju sewarna langit  tersebut.

Melihat ekspresi wajah Rama yang sepertinya siap meledak, Bunga memutuskan jadi penengah, gadis itu berpidah tempat dan berdiri di antara keduanya hingga pegangan Sundari pun terlepas.

"Mbak, tolong jangan bikin keributan, ini tempat umum, anda bisa membuat diri anda dan Pak Rama malu" tegurnya pelan yang hanya di dengar mereka bertiga. Namun bukannya melunak dan paham situasi, Sundari malah berubah emosi.

"Menyingkir!" Bentaknya, lalu mendorong kasar bahu Bunga, tatapannya tajam menusuk menandakan rasa tidak sukanya pada gadis itu, "ini bukan urusanmu, memangnya siapa kau berani melarangku ha!"

"Dia calon istriku, jadi dia berhak mencampuri urusanku, dan satu hal lagi, jangan pernah berbuat kasar padanya, atau kau akan menyesal" ancam Rama tak kalah sengit, melihat kemarahan di matan pria itu, Sundari hanya bisa terdiam dan membiarkan keduanya pergi. Namun kedua tangannya terkepal erat, kini dia tahu alasan Rama menolaknya.

Jodoh Bunga (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang