03 - Masih berharap

59 17 0
                                    


03 - Masih berharap.

"Ingin berhenti menanti kabar, akan tetapi hati ini sangat sulit untuk melakukannya."

-Angel Zivanna Nindita-

🍂

Kini sepulang sekolah, mereka mampir di mall hanya untuk mencari beberapa perlengkapan yang akan mereka gunakan untuk menghias kamar bocah imut itu, masing-masing sibuk mencari hadiah apa yang cocok untuk anak seumuran 5 tahun.

"Omoo!! Gue beli apa yah?"monolog Danu sambil melihat jejeran permainan anak-anak yang ada di toko itu.

"Aish, gue enggak punya adek gini jadi enggak tau mau beliin apa." Sambung Deka sambil ikut memilih apa yang akan ia berikan kepada bocah itu.

"Bocil apa aja suka, lo ngasih es krim aja pasti mau." timpal Kevin, sebenarnya ia mempunyai keponakan maka dari itu mencari hadiah untuk anak yang masih umur 5 tahun tidak begitu sulit baginya.

Anjani yang masih serius mencari kado, dan ia melihat sebuah boneka yang sangat lucu. "Ih lucu bangett, gue ambil ini aja deh." ucapnya dengan menyungging senyum. Mengangkat tangannya untuk meraih boneka itu yang sayangnya lebih tinggi dari pada dirinya.

"Ck, tinggi banget" kesalnya sambil berusaha untuk bisa menggapai boneka itu, Hingga dari arah belakang ada tangan yang terulur dengan entengnya mengambil boneka itu tanpa rasa kesusahan sama sekali.

"Udah tau pendek, sok-sokan lagi." Gumam cowok itu. Anjani berbalik dan sejajar dengan dada bidang cowok itu, mengadakan wajahnya ke atas. Baru juga ingin salting tapi perkataan cowok itu seakan mengejek dirinya.

"Heh, mulutnya bisa di filter gak sih? Enteng banget ngatain." ucapnya sambil meraih boneka di tangan Arhan.

Arhan melihat gadis itu, kemudian sedikit terkekeh."fakta, Anjani." ucapnya, Mendengar namanya di sebut oleh cowok itu membuat Anjani.

"Shit, letoy banget hati gue baru juga di sebut namanya udah pengen pingsan." Batinnya dalam hati. Tidak ingin terlihat salah tingkah, ia kemudian pergi dari hadapan Arhan.

"Makasih." ucap Arhan, Anjani menghentikan langkahnya kemudian berbalik dan nyengir ia lupa berterima kasih kepada Arhan.

"Hehe, makasih Arhan"

Tanpa ia tau, Arhan diam-diam menyungging senyum tipis di wajahnya. Sangat lucu.

Disisi lain, di tokoh yang berbeda Anggel, sibuk mencari beberapa hiasan untuk ia hias di kamar Cila. "Tirai, lampu Tumbler, poster happy birthday." Gumamnya sambil melihat apa yang ia ambil, "oke segini aja cukup, sekarang nyari kado." Segera ia ke kasir untuk membayarnya, akan tetapi suara dari belakang membuat dia menghela nafas kesal.

"Lala!! Lo kok ninggalin gue sih."ucap Gio sambil menggerutu, ia masih sibuk memilih barang untuk ia gunakan di ulang tahun adeknya, ketika ingin menanyakan kepada Anggela ternyata gadis itu sudah lebih dulu pergi membayarnya.

"Astaga, Gio gausah teriak, nih bukan rumah lo yah." ucap Anggel. Hanya ia yang tau sifat tersembunyi dari Gio, cowok itu tidak segan-segan untuk mengeluarkan sifat manjanya ketika bersamanya. Bersahabat dari kecil mereka sudah hafal dengan sifat masing-masing.

"Nyenye, sengaja ninggalin pake ngeles lagi." timpal Gio, sambil menyerahkan beberapa barang yang ia ambil.

"Ah sudahlah, cepat abis ini kita nyari kado dan nyusul yang lainnya."

Jarak Dan Semesta (END✔️) Onde histórias criam vida. Descubra agora