22 - Kehilangan untuk kedua kalinya

78 11 7
                                    


22. Kehilangan untuk kedua kalinya.

"Kehilangan itu sakit apalagi kehilangan seseorang yang berarti dalam hidup kita."

🍂

Di ruang ICU, cowok itu nekat masuk untuk melihat keadaan gadis itu, mereka semua masih menunggu adanya pendonor mata saat ini. Gadis itu belum stabil dengan keadaannya, suara monitor terus berbunyi menemani sunyinya ruangan itu malam ini.

"Ngel, jangan lama-lama tidurnya, katanya lo kangen sama gue. Dan sekarang gue disini lo malah tidur."

"Ngel, maaf gue ngehindar, gue nggak punya pilihan lain. Gue sayang sama lo." ucap lirih Gio. Tangannya terus menggenggam tangan dingin dan pucat gadis itu.

Cowok itu mengingat kenangannya bersama gadis itu dari kecil hingga sekarang, membuat dirinya tidak bisa membayangkan bahwa gadis itu terbujur lemah disini, banyak selang yang terpasang ditubuhnya.

Kemudian, cowok itu berdiri dan mengecup kening gadis itu dengan lama menyalurkan rasa khawatir, rasa sayangnya, bibirnya yang dingin menempel di kening gadis itu dengan lembut.

"Jangan lama-lama, gue bakal nyari pendonor mata untuk lo."

"Gue janji."

Gio pun keluar dari ruangan itu. Anjani yang melihat tatapan Gio seolah paham ia kemudian masuk kedalam untuk menemani sahabatnya.

"Arhan dimana?" tanya Gio.

"Lagi ke kantin." Jawab Anjani sebelum masuk kedalam ruang rawat dimana Angel berada.

Gio pun hanya mengangguk, ia berniat menenangkan dirinya, badannya terasa sakit, kepalanya tiba-tiba pening. Duduk bersandar di dinding sambil memegang kepalanya, cowok itu meringis dengan satu tangan yang terus memegang di area perutnya.

"Jangan Tuhan, saya masih ingin melihat gadis itu bangun dan mampu melihat lagi, kalau pun sudah waktunya, saya mohon mudahkan dia mendapatkan pendonor mata itu." Batinnya.

"Lo harus dirawat, jadwal operasi lo lewat. Kapan lo mau sembuh." ucap Arhan dengan penuh penekanan, ia baru saja ke kantin untuk membelikan sesuatu kepada Anjani.

"Bantu gue nyari pendonor mata itu, Han."  pinta Gio dengan mengadakan pandangannya ke atas.

Arhan mengalihkan pandangan tidak kuat melihat tatapan yang dilayangkan cowok itu, Apa cowok itu bertahan hanya untuk melihat senyuman gadis itu.

"Gue bakal bantu."

🍂🍂🍂

Sudah 3 hari mereka mencari pendonor mata untuk Angel, dan sudah 3 hari juga Angel belum sadar dari koma. Membuat mereka terlampau khawatir. Gio duduk disamping Angel terus menggenggam tangan dingin itu.

"Lo nyenyak banget yah tidurnya, apa lo lagi ngeliat kedua orang tua lo?pasti lo senang banget kan? Tapi jangan lama-lama bangunnya." ucap Gio seolah mengajak gadis itu berbicara.

Sudah 3 hari ini ia mencari akan tetapi sangat sulit mendapatkannya. Dan sudah 3 hari ia melewatkan cuci darah bahkan untuk operasi pun tidak ia lakukan hanya karena menemani gadis itu setiap saat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 25 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Jarak Dan Semesta (END✔️) Where stories live. Discover now