10 - Rasa Perhatian

41 14 1
                                    


10 - Rasa Perhatian.

"Setiap jatuh cinta pasti berhadiah luka, semesta gitu mainnya."



"Sok tahu." sarkas Angel dengan mengambil satu plaster untuk ia tempel di jidat cowok itu.

"Gengsian."

Mendengar ucapan cowok itu membuat gadis itu menekan plaster yang ditempelinya membuat Gio meringis sesaat.

"Gue nggak gengsian, iya gue khawatir tadi, siapa coba yang nggak khawatir liat sahabatnya kek gitu." jawabnya dengan pelan. Membuat Gio tersenyum lirih mendengar pernyataan yang benar adanya di akhir, kata sahabat membuat ia mengubur perasaannya sendiri.

"Hahaha, iya-iya, yaudah obatin lagi, gue mau sakit ah biar lo perhatian sama gue terus." jawab cowok itu membuat Angel menatap tidak suka dengan pernyataan yang dibuat cowok itu.

"Bawel banget, diam dulu."

Kini tidak ada yang membuka suara lagi, hingga suara dari arah pintu yang dibuka dengan kuat membuat kedua orang yang didalam itu terlonjak kaget.

"ASSALAMU'ALAIKUM WAHAI MANUSIA!! HAYO KALIAN NGAPAIN DISINI." pekik Danu membuat Gio menatap cowok itu seperti ingin menguburnya hidup-hidup.

"Anj," umpat Gio.

"Apasih Danu, mau gue timpal pake baskom nih," sambung Angel yang mengelus dadanya

"Heheh, jangan dong ntar nggak ada aset untuk dipamerkan untuk pacar-pacar gue." jawab Danu, membuat Kevin menatap seolah merinding dengan ucapan cowok itu.

"Gini nih, kalau cap playboy udah mendarah daging." kata Kevin

"Halah, sok kalem lo, padahal kita satu habitat." sambung Danu.

"Diam atau keluar lo pada." ucap Gio.

Mereka pun menutup mulutnya, takut dengan tatapan Gio yang ingin memakan mereka. Jadi lebih baik diam daripada kena imbas.

Arhan, cowok itu memperhatikan Gio, membuat Gio terkekeh. "Gue gapapa, tuh anak nanti urusan belakangan, lagi nggak mood ribut gue."

"See, nggak mood karena nggak bisa modus lo?" tanya Arhan dengan senyum tipisnya.

"Shit, gue bisa aja modus sama nih anak, tiap malam gue ke main ke kamarnya." ucap Gio dengan ambigu, membuat Kevin yang mendengar itu menutup mulutnya.

"Omo!!! Ngapain asu, wah Ngel lo sepertinya harus cepat ngurus surat pindah tetangga deh, takut gue."

"Mulut lo minta gue potong, Vin." sarkas Gio.

"Gio nggak mungkin ngerusak apa yang dia jaga sejak kecil." sambung Arhan.

"Kalian ngomong apasih. Jaga apa?" tanya Angel yang sejak tadi hanya menjadi pendengar.

"Otak lo, nggak nyampe jadi nggak usah dengerin," jawab Gio membuat gadis itu mengangkat bahunya acuh.

"Ngel, nih lo belum makan kan, gue bawain sekalian lo nih Gio, titipan dari para fans mendadak lo." ucap Anjani dengan menyerahkan bingkisan dan kantong plastik berisikan makanan.

Jarak Dan Semesta (END✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang