Chapter 6: Can I Play Like The Captain?

11 3 2
                                    

Bersama sorot matanya yang mulai kehilangan cahaya, Kapten Balto mengatakan sesuatu dengan senyum lebar. "Rasanya seperti seseorang sedang menjemputku menuju surga. Kaukah itu, Guinevere-ku?" Mulutnya lanjut memuntahkan darah karena kerusakan di daerah jantung akibat infeksi Daphne.

Menanggapi Kapten Balto yang sekarat, Ziva meraih tangan pria itu dan menggenggamnya dengan erat. Bibirnya mendekati telinga yang keriput seraya berkata, "Benar. Seseorang sedang menjemput Anda menuju surga. Karena itu, tinggalkan saja semuanya. Wujud ini, jiwa ini, kenangan ini, tinggalkan semuanya dan pergilah ke surga yang selalu kau impikan. Sisanya biar saya yang tangani, Kapten."

__________________________________________________

Sesosok kapten keluar dari kamar inapnya dengan seragam lengkap. Dia melewati lorong penginapan dan menuruni anak tangga untuk pergi menuju luar. Tatkala dirinya sampai di luar penginapan, cahaya matahari sudah benar-benar terik meski saat itu masihlah pagi. Di samping kedatangan seorang kapten yang berperawakan ramah, datang seorang pria lainnya yang mengenakan jubah bermotif emas. Dialah Werewolf Beta, perdana menteri yang akan mengepalai kunjungan menuju Atlanthopia.

Sosok kapten yang saat ini sedang mengawal Werewolf Beta adalah Balto. Dia berdiri tegap dan siap sedia layaknya seorang pengawal yang berdedikasi. Namun, meski penampilan luarnya adalah Balto, jiwa yang berada di balik tubuh tersebut bukanlah Balto. Seorang pembunuh sudah mengambil wujud serta kenangan dari keberadaan yang namanya Balto, hendak memanfaatkan wujud tersebut sebagai batu loncatan untuk kepentingannya sendiri.

Melirik tipis-tipis, Werewolf Beta menanyakan sesuatu hal kepada Balto. "Tidak seperti biasanya. Melihat Balto yang hanya diam sejak tadi membuatku merasa aneh. Kau kurang tidur tadi malam?"

"Bu-bukan begitu. Saya hanya merasa gugup karena ini adalah kunjungan pertama saya menuju Atlanthopia," balas Kapten Balto sedikit gugup. Sementara dalam hati kecilnya membatin, "Aku bisa tahu kalau Kapten Balto benar-benar menantikan kunjungan ini setelah memakan wujud dan kenangannya. Semua akan baik-baik saja selama aku bisa bersikap layaknya Kapten Balto."

Form Eater dan Past Eater, dua kemampuan tersebut adalah sihir pamungkas yang selalu Ziva gunakan untuk setiap aksi pembunuhannya. Form Eater membuat Ziva mampu melahap wujud setiap korban dan menggunakan wujud tersebut sesuka hati. Wujud dari setiap korbannya dapat Ziva gunakan untuk menyamar, atau melakukan cuci tangan saat melancarkan aksi pembunuhan.

Selain itu, Past Eater adalah kemampuan yang membuat Ziva mampu melahap seluruh kenangan milik korbannya. Setelah memakan kenangan dari Kapten Balto, Ziva bisa tahu siapa anak dan istrinya, siapa saja atasannya, siapa saja bawahannya, termasuk apa saja tugasnya sebagai seorang kapten. Ini adalah kemampuan yang tidak kalah penting untuk melakukan aksi penyamaran.

"Apa pun alasannya, jangan terlalu banyak melamun saat melakukan kunjungan. Kita harus membalas sambutan mereka dengan ramah," tutur Werewolf Beta terhadap Kapten Balto yang terlihat murung.

"Izin melapor, Pak. Kapal Pesiar Athla Cruise sudah tiba di pelabuhan," ujar seorang prajurit yang baru saja datang dan menghadap Werewolf Beta.

______________________________________________

Menaiki tangga berbalut karpet merah adalah Kapten Balto yang mengawal Werewolf Beta. Tentu saja, sosok sejati yang menyamar sebagai Kapten Balto adalah Ziva yang sejak tadi mengamati. Kala rombongan mereka sudah sampai ke atas kapal pesiar, betapa dikejutkan karena sambutannya begitu ramah dan meriah.

"Kami merasa sangat senang sekaligus terhormat karena kerja sama ini masih terus terjaga sampai sekarang," ucap seorang pria bersetelan biru yang memiliki motif perak di sisi-sisi kainnya. "Perkenalkan, saya adalah Komandan Desta. Saya yang akan menemani rombongan kalian selama berada di Kapal Pesiar Athla Cruise. Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih atas hubungan baik yang bisa terjalin sampai sejauh ini."

Forms of MemoryWhere stories live. Discover now