Bab 110: Ep. 22 - Tiga Janji, II

61 13 0
                                    

Kedua dokkaebi eksekutif saling melirik. Berapa lama ini akan berlangsung? Lalu kedua dokkaebi itu tertawa pada saat yang bersamaan.

[Hihihihihi!]

[Menarik. Jangan-jangan...]

Para eksekutif yang cerdas tampaknya telah memperhatikan sesuatu. Paul menyaksikan adegan itu dengan ekspresi bingung.

[Kami mengizinkanmu solo meeting dengan tawanan dokkaebi Paul.]

[Waktu solo meeting adalah 20 menit.]

Eksekutif biro administrasi menyetujui permintaanku seolah itu menarik. Aku pikir mereka akan melakukan ini.

Awalnya, eksekutif tidak suka dengan para streamer. Mereka lebih dekat dengan 'subscriber' daripada 'streamer.' Saat mereka berbicara, sebuah kubah transparan terbentuk di sekitarku dan Paul. 'solo meeting pertama' yang aslinya adalah sebuah ruang bagi konstelasi dan dokkaebi untuk bertemu secara diam-diam.

[Solo Meeting dengan dokkaebi tingkat intermediate Paul telah dimulai.]

Tapi, penggunaannya dapat diubah sesuai dengan pengguna. Aku melihat Bihyung berbicara dengan para eksekutif di luar kubah.

Paul terjebak dengan aku dan mengungkapkan permusuhannya. "Kenapa kau ingin menemuiku? Kelihatannya kau mau mengejekku, ya?"

Tubuhnya masih dipengaruhi oleh Kode Penebusan dokkaebi eksekutif. Selama kode itu ada, Paul tidak akan bisa menggunakan kekuatannya sendiri dan juga otoritas seorang dokkaebi. Dengan kata lain, orang di depanku benar-benar tidak berdaya.

"Jangan sok. Aku tau kalau kau sekarang sama sekali tidak berdaya."

Paul meringis dan mundur ke ujung kubah. Namun masih ada senyum di wajahnya. "Haha, aku mengerti. Sepertinya aku tau apa yang kau pikirkan. Kau ingin membalaskan dendam untuk bencana itu, kan?"

"..."

"Betapa lucunya. Tidakkah Kau tau itu adalah keinginan manusia yang dangkal? Ayo, silahkan coba lakukan. Aku tidak tau bagaimana kau bisa tahu tentang hak solo meeting tapi kita tidak bisa melukai satu sama lain di tempat ini. Tidak peduli seberapa keras kau mencoba...!"

Aku berlari ke arahnya dan memukulnya sekuat tenaga. Darah biru muncul dari hidungnya dan orang yang tidak bisa memahami situasi menjerit dan terlambat jatuh. Aku mengatakan padanya, "Aku tidak bisa membunuhmu, tapi aku bisa menghajarmu sampai jadi bubur."

"Keooook! Beraninya kau...!"

"Benar, sekarang sifat aslimu baru muncul. Aku tidak ingin mendengar omongan orang terhormat yang menjijikkan itu."

"Heok, kuheok..."

"Kau baru pertama kali merasakan sakit seperti ini, kan? Kau pasti tidak pernah sekalipun  dipukuli seperti ini selama hidup sebagai dokkaebi."

"K-Kuhut! Kuhuhut..." Paul masih tersenyum meskipun darahnya menetes ke bawah. "Ka-kau barusan membuat kesalahan. A-Ada aturan khusus yang berlaku untuk mencegah orang-orang seperti kau menyalahgunakan hak solo meeting."

Kemudian pesan dari sistem tiba seperti menunggu.

[Anda telah melukai dokkaebi di ruang solo meeting.]

[500 koin telah dipakai sebagai penalti.]

Dokkaebi ini, mereka benar-benar hebat. Mereka menyiapkan hukuman jika konstelasi mencoba melakukan sesuatu. Penalti koin. Tapi, aku mengetahui hukumannya dan hanya mengangkat bahu.

Paul tertawa ketika dia menghapus darahnya. "Manusia bodoh. Kau mau membawa kerugian pada dirimu sendiri dengan amarahmu itu. Baiklah, coba pukul aku sebanyak yang kau suka. Dengan koin yang dimiliki inkarnasi seperti kau saja..."

Omniscient Reader's Viewpoint [VOLUME 1]Onde histórias criam vida. Descubra agora