12.

1.7K 96 4
                                    

"Morning!" Sapa Kenzo saat melihat Dinda muncul dari gerbang rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Morning!" Sapa Kenzo saat melihat Dinda muncul dari gerbang rumahnya.

Dinda tersenyum, lalu ia melambaikan tangannya singkat. "Morning."

"Udah sarapan?" Tanya Kenzo membuat Dinda sedikit memasang wajah kesal.

"Jelas belum, lo jemput gue-nya kepagian soalnya!"

Kenzo terkekeh kecil. "Gue sengaja, karena niatnya gue pengen ajak lo sarapan di luar,"

Mendengar itu raut wajah Dinda sudah tak terlihat kesal lagi. "Dimana?"

"Suka bubur gak?" Tanya cowok itu.

Dinda mengangguk. "Bubur ayam kan? Gue suka! Banget malah."

Kenzo langsung tersenyum tipis. "Kita langsung berangkat sekarang aja ya? Gue bakal ajak lo sarapan di tukang bubur ayam terenak yang pernah gue makan, dan itu langganan nyokap gue."

"Sekarang udah bisa ngomong panjang ya?" Sindir Dinda tiba-tiba sembari memakai helmnya.

"Dan ini semua gara-gara lo," Kenzo mengedipkan mata kirinya dengan senyum jahil.

Cowok itu sekarang lebih berekspresi dan banyak bicara. Mungkin sebentar lagi gelar cowok cool pada cowok itu akan hilang.

"Udah, ayo berangkat!" Ajak Dinda bersemangat.

Kenzo mengangguk sembari terkekeh kecil. "Jangan lupa pegangan."

∘˚˳° 。☆

Dan sekarang di sinilah Kenzo dan Dinda berada, yaitu di tempat tukang bubur ayam yang di maksud oleh Kenzo. Mereka berdua sedang memakan makanan tersebut sembari menatap pemandangan motor-motor dan mobil-mobil yang melaju santai pada jalanan mengingat waktu masih pagi.

"Enak kan?" Tanya Kenzo memastikan.

Dinda mengangguk semangat. "Banget, gue suka. Mungkin setelah ini, gue bakal sering ke sini deh."

"Harus sama gue." Sergah Kenzo langsung, membuat Dinda terkekeh pelan dengan hati kecil menahan salting.

"Oiya, gue kira cowok kayak lo anti makan di pinggir jalan gini tau," Celetuk Dinda tiba-tiba.

Mendengar itu, Kenzo mendengus. "Pikiran lo tentang gue kayanya buruk semua ya?"

Dinda menyengir. "Bukan gitu, gue kan cuma nebak-nebak doang,"

"Iya nebak, tapi tebakan lo buruk-buruk." Cibir Kenzo dengan ekspresi lucu.

"Maaf deh." Ucap Dinda dengan  kekehan kecil.

Kenzo melirik Dinda lalu tak lama kemudian senyum tipis terbit di bibir cowok itu. "Gue maafin, asal ajakan pergi gue jadi ya?"

KENZO | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang