Setelah kuumumkan pada semesta bahwa kita tak lagi bersama, kau datang membawa sekotak harapan. Mengajakku untuk kembali memulai semuanya, padahal dahulu aku pernah meminta hal yang sama.
Katamu kala itu, untuk apa bersama bila di hatimu tak lagi ada keselarasan denganku?
Katamu lagi, tak perlu memaksa tetap bersama, bila hati tak sepenuhnya ada. Dan kini, aku akan menjawab ajakanmu; untuk apa meminta kembali memulai, bila pada akhirnya akulah yang akan menanggung kekalahan?
YOU ARE READING
Pedar
Short StoryIni hanyalah seikat kata dari hari-hari yang bertamu. Dari segala rasa yang terasa. Pun serpihan ingatan yang menimbulkan sesak di dada. Mungkin ini tidaklah istimewa. Namun, semoga menjadi manifestasi setiap wujud ketidaksesuaian yang mengurung kep...