Delapan

2 0 0
                                    

Seiring waktu, jalan yang dahulu terasa abu-abu, kini mulai terbentang satu per satu. Sampai pada akhirnya, aku, kamu, kita, harus berpisah di sini; di persimpangan hidup yang dipilih.

Riuh rendah tawa yang menyertai cerita pun berangsur reda. Menarik sunyi dalam hari-hari yang biasanya ramai dengan saling bertukar cerita. Inikah yang dinamakan kehilangan dan perpisahan?

Sempat menangis dibuatnya, seakan menjadi manusia paling tersakiti karena kita tak lagi berada di fase yang sama. Aku yang terlalu terpuruk dalam buai masalah hidup, sementara kamu, dia, memilih beranjak bersama langkah baru yang menyertai.

Ah, iya.
Terkadang menerima tidaklah semudah mengatakannya. Aku kadung tenggelam dalam kebersamaan, padahal sejak dahulu hidup berjalan tanpa peduli apakah aku siap kembali kehilangan atau tidak.

Setidaknya, terima kasih sudah pernah hadir, bahkan sempat bertukar cerita. Terima kasih pula sudah memilihku menjadi tempat berbagi.

Maaf bila pada akhirnya aku tak bisa membantu lebih banyak dari itu atau telanjur sering merepotkan. Senang pernah saling bertegur sapa dan mentertawakan masalah hidup ditemani rintik hujan, secangkir cokelat panas, dan obrolan ringan.

Bahagialah, selalu.
Purna hadirku; pamit.

Pedar Where stories live. Discover now