11 : Sebelah Sepatu Tak Berarti

266 30 17
                                    

Sebelum membaca jangan lupa follow instagram : @ji_hanraaa

Thank you^^


❝Sosoknya selalu membantuku melangkah lebih jauh, melindungi dari apa pun yang bisa melukai kakiku, membantuku untuk tetap berdiri, melewati kenyataan pahit yang selalu berdatangan tiada henti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sosoknya selalu membantuku melangkah lebih jauh, melindungi dari apa pun yang bisa melukai kakiku, membantuku untuk tetap berdiri, melewati kenyataan pahit yang selalu berdatangan tiada henti. Namun, sepasang sepatu akan kehilangan arti jika hanya tersisa sebuah sepatu.
-Cinta Rembulan Purnamasari





*Jangan lupa play lagu di atas ya
Selamat Membaca!!!



Suara lonceng terdengar tepat setelah Cinta mendorong pintu kaca di depannya. Kali ini Cinta tidak lagi terkejut melihat keberadaan si lelaki yang memang bekerja sebagai penyambut pengunjung di Kafeceria.

Hanya saja telinga Cinta masih belum terbiasa dengan suara lelaki itu yang cukup membuat gendang telinganya bergetar. Masih dengan kalimatnya yang sama.

Cinta menggulirkan kedua retinanya ke arah name tag yang tertempel di seragam karyawan itu. Arjuna Puntadewa namanya.

Arjuna berdeham samar tepat setelah menyambut Cinta. Cinta bisa membayangkan bagaimana naasnya kondisi pita suara lelaki itu yang bekerja keras seharian.

"Selamat malam juga," balas Cinta sambil tersenyum seadanya.

"KAMI JAMIN KAKAK AKAN CERIA SELAMA DUA PULUH EMPAT JAM! JIKA TIDAK UANG AKAN KEMBALI SERATUS PERSEN!"

Cinta mengangguk, mengulum bibirnya yang menahan tawa. Kalimat itu sama persis seperti yang diucapkan Arjuna tempo hari.

"Silakan, Kak. Kakak bisa bebas pilih meja di mana aja. Asal yang masih kosong ya, Kak. Biar pelanggan yang lain enggak ngamuk."

Gadis itu terkekeh pelan mendengar guyonan garing Arjuna. Baik Alam maupun temannya, mereka sama-sama memiliki selera humor yang rendah. "Oke, makasih ya," ujar gadis itu sebelum berlalu dari sana.

Cinta lantas berjalan melewati beberapa meja di sana. Terasa seperti de javu, dia bisa melihat isi Kafeceria benar-benar ramai dengan pengunjung. Jika hari itu dia masih bisa mendapat meja, tapi sepertinya akan berbeda dengan malam ini.

Mata gadis itu menelisik ke seantero kafe, namun tidak satu pun ada meja yang kosong. Cinta kebingungan sekarang. Dia mengecek ponsel untuk yang kedua kali.

Alam belum membalas pesannya yang menginformasikan bahwa dirinya sudah sampai di sana.

Dia berpersepsi mungkin lelaki itu sedang sibuk, mengingat Kafeceria sedang ramai-ramainya. Cinta juga belum melihat Alam sejak tadi. Setahunya pekerjaan bartender memang di dapur.

Cinta berbalik arah dan berhenti di antrean depan kasir. Dia berada di barisan nomor tiga. Agak ragu ingin memesan apa karena belum mendapat meja.

Saat sudah gilirannya, Cinta mendadak gugup dan memutar otak. Apa dia menunggu di luar saja?

MasaWhere stories live. Discover now