0909 💜 Rumah Lain

32K 4.1K 2.3K
                                    

"Bang, minta parfum, parfum gue abis ternyata," celetuk Cakra pada Jendral yang sibuk menata rambutnya di depan cermin yang ada di kamar mereka.

"Minta Ekal sana, dia gudangnya parfum, punya gue masih dibawa Karin, lupa belum gue ambil," kata Jendral.

"Karin ... na?" beo Cakra dengan tatapan tak percaya.

"Hmm."

"Emang nggak ada parfum lain?"

"Ada tapi yang baunya lo nggak suka, mau? Itu di atas meja gue kalo mau."

"Tck ... Haish." Cakra melenggang keluar sembari menggeleng.
"Ngapain juga parfum dikasih-kasih ke orang," cibirnya.

"Nggak gue kasih, Cak! Besok gue ambil tuh parfum!" seru Jendral.

"Percaya deh," ujar Cakra tak bersemangat.

"Lo deket lagi sama Karina? Setelah kemaren lo ngomong--"

"Enggak, Bang." Jendral dengan cepat memotong pertanyaan Marka dengan penjelasan.
"Parfum gue dibawa sama dia karena gue nitip beliin, kebetulan parfum abangnya dia sama ama gue dan 3 hari yang lalu dia buka jastip, paham?"

"Oke."

Beralih ke kamar tengah. Reihan yang siap sejak awal sudah bersantai di kursi belajarnya sembari menonton serial drama.

"Bang, kita sebenernya mau ke mana sih?" tanya Aji yang terlihat sibuk dengan kancing bajunya.

"Kita mau ke rumah oma, besok oma mau ke Jogja dan tinggal sama orang tuanya bang Marka di sana, jadi oma ngundang kita buat makan bareng, sejenis makan malam perpisahan gitu."

"Kenapa oma tiba-tiba pindah?" tanya Aji lagi.

"Kata bang Marka, sih, emang Nenek bilang gamau nyusahin bang Marka di sini," jawab Reihan.

"Nyusahin gimana?"

"Tau ah! Tanya bang Marka aja sana, cucunya oma itu dia bukan gue, udah jangan nanya lagi! Ganggu konsentrasi aja."

"Gitu aja ngegas, njir," gumam Aji.

"Bang Ekal." Cakra muncul di kamar AB Line dengan wajah cerahnya. Dari samping, Ia langsung melingkarkan tangannya pada pinggang Haikal yang sedang tenang menyisir rambutnya. Arga yang baru saja keluar dari kamar mandi sempat mengerlip tapi ia memilih diam.

"Lo lagi ngapain?" tanya Haikal. Anak itu belum sepenuhnya sembuh dan masih terlihat lemah.

"Wangi banget sih, Bang," puji Cakra yang masih memeluk Haikal.

Haikal terkekeh begitu juga Arga yang sedang memakai baju di belakang mereka.

"Mau minta parfum, ya?" tanya Haikal.

Cakra cengengesan. "Besok gue ganti, satu botol, eh, enggak, 3 deh, punya gue abis, lupa beli."

"Pilih aja mau yang mana," tutur Haikal dengan suara sedikit serak. Masih memegangi pinggang Haikal, mata Cakra memindai sederet parfum di atas meja lalu sepersekian detik berikutnya ia mengambil salah satunya dan menyemprotkannya ke seluruh badan.

"Buset, Cak, lo sekali pake parfum modelan lo begitu?" celetuk Arga sedikit tertegun melihat cara Cakra menggunakan parfum.

"Iya, kenapa?"

Arga menggeleng.

"Pantesan aja seminggu langsung abis, Cak," jawab Arga.

"Udah pada siap belum?" tanya Reihan yang kedengarannya sudah keluar dari kamar.

"Udah!" jawab Jendral.

"Udah, Na?" Haikal menoleh ke belakang untuk memastikan.

"Udah," jawab Arga.

SAPTA HARSA {TERBIT} ✓Where stories live. Discover now