Chapter 2: Liontin

203 22 0
                                    

Matahari telah nampak di atas kepala. Saat ini Elena terlihat bosan di dalam rumah dikarenakan Ralf dan Mega sedang ikut dengan ayah mereka ke kota.

Elena duduk sambil mengayunkan kaki nya untuk mengusir kebosanan.

"Apa yang harus ku lakukan?" Aku menghela nafas gusar, rasa bosan ini teramat menyiksa. Delia telah pergi pagi tadi untuk menjual bunga dan tanaman obat ke kota.

"Ralf dan Mega juga kenapa meninggalkan ku sendiri?"

"Apa tidak ada yang bisa ku lakukan?" Aku melihat sekeliling sambil mencari sesuatu yang dapat menyibukkan ku hingga Ibu pulang.

Saat mengamati sekitar, pandangan ku menatap sapu yang bertengger di dinding.

Aku turun dari kursi dan berjalan menuju sapu itu.

"Mungkin aku bersih-bersih saja." Oke sudah diputuskan untuk menghilangkan kebosanan, ayo bersih bersih!

Elena mengambil sapu yang bertengger itu dan mulai menyapu rumah nya, Ia menyapu hingga sela sela rumah. Setelah selesai menyapu, Elena pergi mengambil kain.

Mencelupkannya di air lalu memerasnya, mengelap meja, kaca, dan barang-barang yang tidak seberapa di dalam rumah nya ini.

Saat sibuk mengelap sana sini, Elena melihat sesuatu yang mengkilap disana. Ia meraih sesuatu yang berada di sela sela lemari.

Sebuah liontin berwarna perak, saat di buka terpampang foto seorang wanita yang terlihat anggun. Rambut hitam panjang nya yang sedikit bergelombang dengan gaun berwarna merah yang sangat cantik. Mata nya yang terlihat lembut berwarna emerald terlihat sangat cantik.

"Siapa wanita ini? Dia terlihat seperti bangsawan." Aku berpikir untuk menyimpannya terlebih dahulu dan lanjut membersihkan sisa tempat yang belum ku bersihkan.

***

Waktu pun berlalu dan rumah yang tadi nya sedikit kotor sekarang sudah bersih. Kaca terlihat mengkilap dengan meja dan lantai yang tak berdebu.

"Ternyata bersih bersih itu bagus, ini terasa lebih nyaman!" Bangga ku ketika melihat hasil kerja ku seharian membersihkan rumah.

Aku membaringkan tubuh ku di atas kasur, rasa kantuk datang dan membuat mata ku tertutup.

Matahari telah terbenam, pintu rumah terbuka menampakkan seorang wanita paruh baya yang baru pulang selepas bekerja.

Saat pulang dan melihat rumah terlihat bersih dia langsung menengok ke dalam kamar dan mendapati sosok yang sedang tidur di kasur.

Wanita itu berjalan perlahan dan duduk di atas kasur itu, Ia membelai lembut Surai pink muda itu.

"Lena, bangun." Ucap Delia lembut.

Gadis itu mulai bergerak, mata nya mengerjap menampakkan mata pink yang terlihat sangat cantik.

"Ibu?" Elena menggosok mata nya saat mendapati sesuatu sedang mengusap kepala nya.

"Maaf membangunkan mu Lena, ayo makan malam." Ajak Delia dengan masih setia mengusap lembut surai putri nya itu.

Elena mengangguk pelan lalu beranjak dari kasur mengikuti Delia ke meja makan.

Elena duduk di atas kursi sambil memperhatikan Delia yang sedang memasak sup kentang.

"Ayo makan Elena." Delia memberikan semangkuk sup kentang hangat kepada Elena.

Elena memakan sup kentang nya itu dengan lahap, walau sederhana dia tetap bersyukur. Ia sangat senang dengan kehidupan kedua nya ini, memiliki ibu yang sangat menyayangi nya.

Di kehidupan pertama, Elena tidak terlalu di perhatikan kedua orang tua nya karena orang tua nya sibuk bekerja. Ia juga tidak mempunyai saudara yang bisa di ajak berbicara, teman pun dia tidak ada.

Kalau bisa di katakan, kehidupan pertama Elena sangat menyedihkan dan berakhir dengan kesepian hingga akhir.

Ketika Elena membuka mata untuk pertama kali di dunia ini, ia pikir sudah berada di alam baka. Namun, setelah beberapa bulan terlewat ia baru menyadari kalau ia telah bereinkarnasi.

Dia tidak memiliki ayah namun, ia memiliki ibu yang sangat menyayangi nya dan juga sahabat yang selalu ada. Jadi itu sudah cukup dengan kebahagiaan yang ia dapat. Tuhan memberi nya kehidupan kedua dan kali ini Elena akan melakukan yang terbaik agar tidak berakhir seperti kehidupan pertama nya.

"Oh iya ibu, aku menemukan ini tadi siang." Aku mengeluarkan sebuah liontin dari saku celana ku dan menunjukkannya pada Delia.

Bola mata Delia melebar.

"Dimana kamu mendapatkannya Elena?" Tanya Delia.

"Aku menemukannya di sela sela lemari tadi...ibu, siapa yang ada di dalam foto itu?" Tanya ku penasaran.

Delia mengambil liontin itu dan membuka nya, memperlihatkan foto wanita bangsawan yang sedang tersenyum lembut.

"Dia adalah majikan ibu dulu..." Delia mengusap lembut foto dalam liontin itu.

"...dia permaisuri."

Aku terkejut saat mendengarnya, wanita cantik itu ternyata permaisuri. Kupikir permaisuri terlihat sedikit menyeramkan karna saat di kehidupan sebelumnya aku sering membaca cerita dimana permaisuri yang jahat tapi yang kulihat permaisuri ini terlihat lemah seperti kapas.

"... sebenarnya ibu adalah pelayan yang dipercaya oleh permaisuri..." Delia mulai bercerita saat dimana dia masih bekerja di samping permaisuri yang sangat dia sayangi itu.

"...namun ibu melakukan kesalahan..." Wajah Delia berubah menjadi sedih.

"Sebenarnya masalah apa yang di lakukan ibu, hingga ibu bisa berakhir disini?" Batin ku, menebak skenario skenario yang mungkin terjadi. Pengalaman dari membaca novel di kehidupan ku sebelum nya mungkin berguna. Tapi, tidak bisa di telan mentah mentah karena novel dan kenyataan berbeda.

Delia menatap ku sedih, sepersekian detik dia memeluk ku sambil mengecup pucuk kepala ku.

Aku yang mendapat perlakuan itu merasa hangat dan nyaman.

"Maafkan ibu Lena."lirih Delia.

"Kenapa ibu minta maaf?"

"Karna kesalahan ibu, Lena yang menjadi korbannya."

Aku menggeleng, tanda tidak setuju.

"Tidak, ibu tidak salah! Lena senang bisa bareng sama ibu, sama Ralf dan Mega! Lena bahagia!" Ucap ku dengan yakin, aku tak ingin ibu terus-menerus menyalahkan dirinya.

Delia yang mendengar perkataan putri nya itu hanya bisa memeluk putri nya dengan erat.

"Elena, putri ku sangat dewasa, maaf kan ibu mu yang kekanakan ini Lena." ucap Delia.

"Tidak Bu, ibu tidak perlu minta maaf. Lena sayang dengan ibu!" Ucap ku sambil memeluk Delia dengan erat.

Malam itu, hingga tertidur Delia terus saja memeluk putri manis nya itu dengan erat seakan tidak ingin membiarkan anak nya ini pergi dari sisi nya.

"Ibu menyayangi mu Lena, ibu akan menjaga mu dari kaisar."

*
*
*

946
Makasih udah baca cerita gabut ku kali ini...

Continue

Let's Run Away, Elena!Where stories live. Discover now