28

204 12 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE YAA
HAPPY READING
.
.
.
.
.

"Apa sih mau lo? Bilang ke gue, lo mau apa? Gue turutin, asalkan jangan sakitin Alana," ucap Derren.

'mukanya kak Aresh kenapa memar gitu ya?' tanya Difta ketika melihat Aresh.

Kaila yang baru saja memasuki kelas, dikagetkan dengan drama di kelasnya itu, 'loh kenapa geng Darex kayak gitu sama Difra,. Terus Alana mana? Dia belum ketemu?' batinnya tak tenang.

Kringg
Bel masuk kelas sudah berbunyi, hal itu membuat geng Darex segera mengakhiri percakapan mereka dengan Difta.

"Yang intinya lo gak usah lagi temenan sama Alana," Ucap Regan sambil menunjuk dan menatap tajam Difta. Setelah itu Aresh berkata, "dan gak usah lagi temenan sama Kaila," hal itu yang membuat semuanya menatap dirinya.

Geng yang terdiri lima orang itupun berjalan untuk keluar dari kelas. Saat mereka melewati Kaila, Aresh berhenti sejenak, dan berkata, "nanti lo duduk sama yang lainnya ya? Terus besok kalau Alana udah masuk, lo sebangku sama Alana. Okay?" Seraya menatap Kaila.

Kaila melihat dengan jelas luka memar di wajahnya Aresh dan hal itu membuat dirinya bertanya-tanya.

Kaila hanya mengangguk, pikirannya bertanya-tanya, ia ingin bertanya kepada Aresh, tetapi bel masuk kelas sudah berbunyi.

"Ini semua demi keselamatan lo," lanjutnya membuat Kaila semakin dibuat bertanya-tanya.

Lalu mereka masuk ke kelas mereka. Dan betapa terkejutnya, mereka sudah dihadang oleh tiga orang.

"Lo apain adik gue?" Tanya Alfi.

"Adik lo ngadu ke lo?" Tanya Eijaz.

"Ngapain lo? Gue gak nanya sama lo, tapi gue nanya sama tuh ketua lo," tutur Alfi.

"Harusnya gue yang nanya. "Lo apain adik gue? Gue tau, kalian sama Difta adalah dalang dibalik hilangnya Alana kan?" Tanya Regan.

"Lo kalau ditanya jawab dong, jangan tanya balik," kata Arga murka lalu mendaratkan pukulan di muka tampannya Regan.

"Permisi," kata seseorang sambil mengetuk pintu kelas. Hal itulah yang membuat Arga gagal untuk memukul Regan.

"Regan. Lo dipanggil sama pak Sarto," ucap seorang lelaki diambang pintu itu.

Regan pun menuruti dan menaruh tasnya lalu meninggalkan kelasnya bersama lelaki yang memanggilnya tadi.

"Kayak nya gue gak perlu mukulin kalian, karna salah satu anggota kalian udah ada yang mukanya babak belur," ujar Arga.

"Gue sama temen gue dalangnya? Kagak lah. Nyatanya gue sama temen-temen gue gak dipanggil sama pak Sarto tuh. Jadi ya ketua lo sendiri dalang dibalik hilangnya adik dia," ucapan Ghata membuat anggota yang tersisa empat tadi murka. Namun mereka memilih meninggalkan tiga orang itu dan duduk di bangku mereka masing-masing.

Kali ini bel pulang sekolah berbunyi.  Dan Derren sudah berada di pakiran. Ia akan segera menaiki motornya, tetapi tiba-tiba ponselnya berbunyi.

Ia ambil ponsel di kantong sakunya, setelah itu ia buka ponselnya dan terdapat pesan dari Regan.

Ren... Gue minta tolong ya sama lo. Habis pulang sekolah, lo ke rumah gue, temui Alana dan buat dia ketawa.

Dan tolong sampaiin ke bunda sama Ayah, gue ada rapat OSIS sama persiapan lomba. Ya tadi Pak Sarto minta gue buat ikut lomba Fisika Matematika.

Seperti itulah pesan dari Regan dan Derren pun mengetik "siap" untuk menjawab pesan dari Regan.

'Gimana caranya buat dia ketawa? gue aja gak bisa ngelawak, gak pernah ngombalin cewek,' batinnya. Lalu ia pun menaruh ponselnya di kantong sakunya dan ia pun menancapkan gas untuk melaju.

*****

Motor ninja berwarna hijau yang dikendarai oleh seorang pelajar SMA itu berhenti didepan toko roti.

"Mas Aresh beli roti?" Sapa basa basi satpam di samping pintu toko roti itu.

"Iya pak," jawab Aresh.

"Kok gak sama mbak Alana?" Tanya pak satpam.

"Biar surprise pak," jawab Aresh sambil tersenyum.

"Langgeng-langgeng ya mas sama mbak Alana."

"Aamiin pak."

"Oh ya silahkan masuk mas Aresh," ucap pak Satpam mempersilahkan Aresh memasuki toko roti itu. Dengan dirinya yang membukakan pintu toko.

Aresh pun memasuki toko dan meminta ijin kepada pemilik toko untuk dirinya membuat roti sendiri. Dan pemilik toko pun mengijinkan, lalu ia mulai membuat roti sambil teringat kenangan di tempat ini bersama orang yang ia cintai.

Fallshback on
"Kak, kita mau ngapain di sini?" Tanya Alana ketika ia dan Aresh sudah berada di dalam toko roti.

"Umi lagi luar kota. Dan ini toko roti langganannya Umi. Jadi kita membuat roti di sini," ucap Aresh dan Alana pun mengangguk.

Mereka pun mengukir kenangan dengan roti dan tempat itu sebagai saksi bahwa Aresh pernah bahagia bersama orang yang ia cintai.

Setelah melukiskan kenangan yang dibumbui dengan canda tawa. Mereka pun keluarga dari toko itu dengan sebungkus kantong kertas ditangannya Aresh.

"Udah selesai, mas?" Ucap Pak Satpam secara tiba-tiba ketika melihat Aresh keluar bersama seorang perempuan.

"Udah, pak," balas Aresh.

"Kapan nganterin umi ke sini lagi? Tanya Pak Satpam.

"Nanti, kapan-kapan kalau umi minta," jawab Aresh.

"Terus perempuan itu siapa?" Tanya Pak Satpam.

"Oh ya. Ini Alana, pak." ucap Aresh memperkenalkan Alana kepada Pak Satpam. Lalu Alana dan Pak Satpam pun saling berkenalan.

"Pacarnya mas?" Tanya pak Satpam dan hal itu membuat Aresh dan Alana saling bertatapan.

Belum sempat dua insan tadi menjawab, tetapi pak Satpam sudah mulai berbicara kembali, "bapak gak tau kalian pacaran atau gak, tapi bapak berdoa. Ya Tuhan... Semoga mas Aresh dan mbak Alana langgeng sampai kapanpun. Aamiin,' doa Pak Satpam. Yang membuat Alana dan Aresh bertatapan lagi.
Fallshback off

'Kenangan bahagia bersama di sini, itu adalah kenangan bahagia ku untuk yang terakhir kalinya bersama mu. Sebelum dia berada di kisahmu dan mengantikan posisiku sebagai tokoh utama dalam ceritamu,' batin Aresh penuh emosional.

Dari kejauhan tampak motor ninja berwarna hitam melaju dengan kecepatan sedang. Motor itu memasuki halaman rumah yang pintu gerbangnya sudah terbuka.

Dan pengendara motor itu mengetuk pintu rumah, dengan salah satu tangannya membawa sebuah kantong kertas yang berisi.

Pintu itu terbuka, muncullah seorang lelaki berparuh baya, "Derren," ucapnya. Ya benar saja lelaki tadi Derren, ia sedang mendatangi rumahnya Alana untuk menjalankan perintah dari sahabat sejatinya itu.

"Ayo, ayo masuk," ajak Pak Bagas.

Setelah berjalan menuju kamarnya Alana, kini Derren dipersilahkan pak Bagas masuk dan pak Bagas memilih meninggalkan dirinya.

"Kak Derren," beo Alana terkagetkan dengan keberadaan Derren.

"Kak Derren ngapain ke sini?" Tanya Alana heran.

"Jenguk lo," jawab Derren sambil duduk di kursi dekat tempat tidur Alana.

"Gue gak sakit. Gue udah sembuh, cuma belum diijini buat masuk sekolah."

"Hm," dhehem Derren.

"Kalau udah tau, kenapa ke sini buat jenguk gue?"

"Gue di suruh Regan buat nemenin lo di sini."

"Tapi kan ada bunda sama Ayah. Aneh ya tuh kak Regan, " kesal Alana.

"Dia gak aneh. Tapi dia sayang sama lo."

TBC
.
.
.
.
.

28 SEPTEMBER 2023


DERNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang