33

214 15 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMAND
HAPPY READING
.
.
.
.
.

Pak Sarto yang barusan mendengarkan penjelasan dari Kaila pun langsung menatap tajam geng Frigos.

"Jadi pelaku yang sebenar adalah kalian, bukan Difta?" Tanya pak Sarto kepada tiga sahabat.

"Jawab!" Bentak pak Sarto.

"Iya pak benar," jawab Alfi rela demi adiknya.

"Bagus ya. Kalian pelakunya tetapi kalian berdiam diri. Kalian tuh sebenarnya mau jadi laki-laki seperti apa?" Tanya pak Sarto yang tak dijawab oleh tiga anggota geng Frigos itu.

"Ya sudah kalau begitu. Nak Difta kamu jadinya saya skor 1 hari, gak jadi 1 Minggu. Tapi untuk kalian bertiga tetap 1 minggu," ucap pak Sarto seraya menarap geng Frigos.

"Dif Difta," panggil Regan yang membuat Difta berhenti berjalan.

"Iya kak," jawab Difta.

"Maafin gue sama yang lainnya ya? Kemarin itu bener-bener khawatir sampai-sampai lupa buat cari tau barang buktinya," ucap Regan.

"Iya kak gak pa-pa," kata Difta seraya tersenyum.

'Kamu hebat Dif. Kamu bisa memaafkan orang yang telah memfitnahmu. Hebat, karena belum tentu orang lain bisa memaafkan. Gak hanya memaafkan, bahkan kamu memberikan senyuman manismu,' batin Eijaz melihat Difta sekilas.

"Oh ya Dif. Nanti mendingan pulang sekolah lo ikut kita ya?" Tawar Regan.

Tiba-tiba Alfi datang dan berkata, "ikut aja Dif. Gak pa-pa. Kakak gak akan marah," ucapnya dengan tulus.

"Ren. Gue titip adik gue ya," katanya.

"Gue gak ada maksud apa-apa kok. Gue memang musuh lo, tapi adik gue bukan musuh lo," lanjutnya.

"Kita gak musuhan. Hanya suasana yang membuat kita gak akrab. Gue yakin lo sama temen-temen lo itu orang baik," ucap Regan.

"Lo tenang aja. Difta bakal kita jagain," lanjutnya.

Di pakiran sekolahan segerombolan rombongan berkumpul menyusun rencana.

"Kita mau kemana nih?" Tanya Kaila.

"Gue juga gak tau. Regan aja yang punya usulan gak bisa ikut," keluh Xaver.

Di ruang OSIS kini Regan dan teman-temannya sedang berkerjasama untuk latihan lomba besok minggu depan.

"Eh hapus nya mana?" Tanya Regan yang sedang mencari penghapusan pensil.

"Aduh Gan. Kan bisa di coret-coret aja," kata lelaki berkacamata.

"Biar irit kertas?" Tanya lelaki yang memakai kalung sambil memberikan Regan penghapus.

"Bukan," jawab Regan sambil menerima penghapus.

" Terus untuk apa?" Tanya seorang perempuan yang disamping Regan.

Regan menatap perempuan disampingnya, "Menghapus masa lalumu dan akan ku gantikan masa depan bersama ku," ucapnya seraya tersenyum.

DERNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang