37

179 16 10
                                    

HALOOO
MAAF BANGET YA BARU UP
POKOKNYA KALIAN HARUS VOTE BIAR AKU SEMANGAT
HAPPY READING
.
.
.
.
.

Keesokan harinya burung-burung silih berganti terbang di langit biru nan cerah.

"Bagi yang mengikuti lomba, dimohon untuk ke ruang BK. Dan jangan lupa tasnya di bawa. Begitu saja, terima kasih atas waktunya bapak ibu dan anak-anak," kata di speaker.

"Yang ikut lomba siapa?" Tanya Bu Devi.

"Saya bu," jawab Regan sambil mengacungkan tangan.

"Hanya satu orang?" Tanya Bu Devi.

"Gak bu. Masih ada yang lain tapi dari kelas lain," jawab Regan.

"Oh ya sudah.

'Bagus deh kalau ikut lomba,' batin Ghata.

"Lo jagain Alana ya? Buat dia tertawa dan bahagia, ya?" Pesan Regan kepada Dereen yang duduk di belakangnya.

"Pasti, Gan. Jadi lo di sana gak usah pikirin Alana, fokus aja sama lomba," jawab Derren seraya menepuk.

"Saya ikut lomba dulu ya bu. Dan maaf bu, saya tidak bisa mengikuti pembelajaran ibu sampai selesai," ucap Regan kepada bu Devi. Lalu Regan mencium punggung tangan bu Devi.

"Gak pa-pa, yang penting kamu nanti di sana jangan lupa sama ilmu dari bapak ibu guru ya? Supaya lombanya lancar," pesan Bu Devi.

"Ya bu," balas Regan.

"Tapi bentar, ada yang ketinggalan gak?" Tanya Bu Devi kepada Regan untuk memastikan.

"Ada bu. Ini hati saya ketinggalan, tadi bidadari lupa membawa hati saya," teriak Xaver yang sebangku dengan Eijaz. Semua orang yang ada di kelas 12 IPA 1 pun dibuat tertawa, kecuali anggota geng Frigos.

Jam pulang sekolah telah tiba. Kini Derren dan Alana sudah berada di pakiran. Namun tiba-tiba mereka didatangi tiga lelaki gagah.

"Nanti malam balapan motor bisa kan?" Tanya salah satu diantara tiga lelaki gagah tadi.

"Bisa," jawab Derren.

"Tapi bawa cewek dan setiap geng harus ada 2 pasangan yang menjadi perwakilan," kata Arga. Ya benar saja tiga lelaki gagah tadi adalah Anggota geng Frigos.

"Ok," jawab Derren singkat. Geng Frigos pin pergi meninggalkan dua insan tadi.

Alana yang menyaksikan percakapan tadi hanya bisa berdiam diri.

Derren menoleh ke samping melihat Alana, "kalau pake helm tuh yang bener," katanya sambil membantu Alana membenarkan helm.

"Lo mau kan yang jadi ceweknya?" Tanya Derren secara tiba-tiba setelah itu ia tatap matanya Alana yang terbelalak.

"Gak akan kenapa-kenapa. Karna ada gue. Lagian selagi lo perginya sama gue, pasti bunda, ayah dan Regan ngijinin lo buat keluar rumah malem-malem," katanya yang masih menatap mata indah di depannya.

Langit yang tadinya cerah bercahaya kini berubah menjadi hitam gelap. Malam yang biasanya menjadi tempat sunyi, tetapi saat ini berbeda, malam ini begitu berisik. Namun bulan tidak marah, bahkan ia menyinari dua geng yang sedang berkumpul untuk beraksi.

"Lo aja ya Ren yang mewakili geng kita," ucap Xaver.

"Iya gue, tapi satu lagi siapa?" Tanya Derren.

Xavier menatap Eijaz. "Gak gue gak bisa, gak ada pasangan," ucap Eijaz secara langsung.

"Kalau masalah pacaran biar gue yang cariin," kata Xaver.

"Gimana Lo mau cariin gue pasangan? Kalau Lo sendiri aja jomblo dari lahir," ledek Eijaz.

DERNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang