29

199 14 0
                                    

HAIII
VOTE SEBELUM BACA!
HAPPY READING
.
.
.
.
.

"Kalau udah tau, kenapa ke sini buat jenguk gue?"

"Gue di suruh Regan buat nemenin lo di sini."

"Tapi kan ada bunda sama Ayah. Aneh ya tuh kak Regan, " kesal Alana.

"Dia gak aneh. Tapi dia sayang sama lo."

"Tapi juga gak kayak gini."

"Oh ya. Ini aku bawain sate. Yang masak gue sendiri. Tapi, bahan-bahannya gue ambil di kulkas. Karena kalau gue beli di pasar, gak mungkin jam segini pasar masih buka."

"Anggep aja sebagai ganti kemarin tantangannya gak jadi," lanjutnya.

"Tapi, yang masak makanan khas Indonesia itu kan tantangan gue."

"Mendingan kita ngerjain tantangannya sekarang aja kak," lanjutnya.

"Besok hari Minggu aja. Sekarang kamu istirahat."

"Tapi..."

"Kan tadi gue udah bilang... Jam segini pasar udah tutup, jadi percuma kalau kita ke sana." Ucap Derren dengan halus.

"Besok Minggu, pagi-pagi kita kesana, okay?" Lanjutnya.

"Hm," dhehem Alana seraya menunjuk muka cemberutnya.

'Duh... Gue ke sini kan diminta bikin Alana bahagia dan tertawa, kenapa gue malah jadi bikin dia kesel," batin Derren.

"Udah, ini di makan. Gue suapin," ucap Derren sambil menyodorkan satu tusuk sate.

"Enak," ucap Alana dengan gembira setelah memakan sate dari Derren.

'Syukur deh gak jadi kesel,' batin Derren.

"Ya udah dihabisin," ucap Derren.

'Aku tidak pandai untuk membuatmu tertawa, tetapi akan ku pastikan aku lah yang akan membuatmu bahagia,' batin Darren sambil menatap Alana.

"Udah ahli masak ya kak?" Tanya Alana.

"Gak tau, cuma dulu itu papa selalu ngajarin gue masak," balas Derren.

Di dalam rumah tercipta lah momen indah dan berharga bagi mereka. Sedangkan di luar, terdapat Aresh yang turun dari motor dengan sebuah kantong kertas ditangannya.

Dan betapa terkejutnya, Aresh melihat motor ninja berwarna hitam milik sahabatnya itu sudah terparkir di halaman rumah perempuan yang ia cintai dalam diam.

'Maaf Na. Aku terlambat, aku terlambat untuk datang,' batin Aresh sambil menatap motor ninja milik sahabatnya itu.

'Dan maaf kan aku, Na. Aku harus mundur, karena kesempatan aku untuk memiliki mu sudah tidak mungkin ada lagi. Aku mengalah bukan karena Derren, tetapi aku mengalah karena takdir. Egonya takdir lebih besar dari pada egoku. Dan kesabaran ku sudah tidak sekuat tekat takdir,' lanjutnya dalam batin.

'Ini roti dari gue Na, nanti lo makan ya,' batin Aresh sambil menaruh kantong kertas itu di pintu gerbang.

'maaf ya Na, gue cuma bisa naruh di sini. Gue gak bisa memberikan ini dihadapan lo secara langsung. Gue gak sanggup ngelihat lovbersama dia,' batinnya lagi.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi, bertanda ada telepon. Ia pun mengambil ponselnya lalu ia angkat setelah itu ia bergegas menaiki motornya dan melajukan motornya menjauhi rumahnya Alana.

Regan bersama Xaver dan Eijaz mendatangi basecamp geng Frigos, tanpa Darren dan Aresh karena ia mengerti bahwa Derren tidak bisa karena menjaga adiknya, sedangkan Aresh ia tak tau, yang ia tau adalah Aresh tidak terbuka dan tiba-tiba menghilang tanpa batangan.

DERNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang