02. Perkenalan #2

137 9 0
                                    


Menegaskan inti obrolan mereka, Mimi menegakkan posisi duduknya.

"Pokoknya lo wajib kenalan dulu sama cowok itu. Titik. Ngga cocok? Skip. Jelasin ke ortu, lo ngga mau dipaksa nikah sama... siapa namanya? Riyanda?"

"Riyanda Mochtar."

"Mochtar? Kok kayak nama keluarganya agak familier, ya?"

Mimi menyalakan ponselnya dan sibuk sendiri menjelajah internet.

Adhi pun mengisi kekosongan. "Tapi lo sudah pernah liat yang mana orangnya ngga sih?"

"Kan dia ngga pernah muncul pas janjian..."

"Maksud gue, dari foto gitu?"

Hanin menyerahkan sebuah foto yang dijadikan Riyanda foto profil Whatsapp-nya, Mimi dan Adhi emosi. "Itu mah foto secuil doang! Mukanya ngga kelihatan!"

Lalu setelah diizinkan Hanin, Adhi buka chat Tante Rahma. Kali ini ada foto jepretan saat Riyanda di hadapan mamanya.

"Ini apa lagi sih?" Teman-temannya geram sendiri melihat foto candid buram yang ditampilkan Adhi.

"Itu kata Tante Rahma, Riyanda-nya ngga mau difoto." Hanin menatap ulang foto Riyanda yang membuang muka sambil menutup sisi wajahnya dengan tangan. Walau blur oleh gerakan tangan Riyanda saat difoto, kelihatannya pria itu kesal oleh tingkah laku mamanya.

"Mintain foto dari depan lah, Nin. Kalau ngga jelas begitu cewek mana pun pasti ogah dijodohin."

"Takut mintanya. Kata Tante Rahma dia juga terlalu gaptek untuk cari foto lama Riyanda di hp."

"Sosmednya? IG, Twitter, atau foto lawas Facebook?"

"Aku belum sejauh itu sih nyelidikinnya."

Mimi menggaruk pelipisnya. Jangan heran, namanya juga Hanindya Bakrie yang tidak pernah tertarik sama cowok. "Oke, gue aja yang cari tau. Riyanda Mochtar aja kan namanya?"

Hanin mengangguk. Hening sesaat karena Adhi menyusul Mimi yang lanjut menatap hp dan browsing nama lengkap Riyanda. Sambil mengaduk lemon tea, sesuatu membuat hatinya menciut begitu ia ingat satu hal. "Tapi sebenernya aku sadar kok Si Riyanda ini juga ngga mau dijodohin."

"Ga mungkinlah ngga mau. Dia belum ketemu Hanin aja." Adhi misuh-misuh mirip ortunya yang percaya dia akan membuat Riyanda tertarik begitu jumpa. Hanin meringis.

"Pasti dia sudah melihat fotoku dan menolak dikenalkan. Buktinya dia ngga pernah datang di setiap janjian bertemu."

"Sibuk kali, sibuk. Ngga mungkin nolak dari foto." Dan Adhi berani bertaruh, tidak mungkin ada yang menolak apabila sudah melihat Hanin. Foto dia di ID card kampus yang dulu di-take satu kali jepret saja masih secantik itu, kayak pas foto orang yang mau lamar masuk girl band. Pasti ada alasan lain.

Masih sibuk dengan browsing-an di hp, Mimi bertanya. "Umur berapa Riyanda? Lulusan mana?"

"Tahun ini dia 32. Sarjana UI, lalu lanjut ke S2 di Australia. Kata Tante Rahma ambil bisnis manajemen. Kerjanya lanjutin usaha almarhum papanya."

Hanin berhenti bicara saat tahu mata kedua sahabatnya sudah mendelik dari awal kalimat pertama Hanin selesai.

"HAAAAAH!? Riyanda itu duda apa gimana!?"

"D-Dia belum pernah nikah..."

"Tapi umur lo sekarang baru 21, bentar lagi 22! Kalian beda 10 tahun, Nin... lo yakin?" Mimi geleng-geleng kepala. "Gue ngerti, saat ini usia Riyanda emang sudah pasti mapan. Ngga perlu diraguin lagi. Cuman... Adhi aja sudah pernah bego-begoin ratusan cewek selama 21 tahun dirinya hidup, gimana yang 32 tahun?"

PERNIKAHAN SEMATAWhere stories live. Discover now