( 13 ) Bertemu lagi

167 88 36
                                    

Budayakan vote sebelum baca.
Happy Reading.

*
*

Flashback on.

Pada saat itu, saat malam tiba dan Queen Alexa Alexander sedang berada di markasnya. Pintu di buka paksa oleh beberapa orang, Queen menebak itu dari geng All star.

Gadis itu berdiri, menyipitkan matanya seolah bingung akan kehadiran tamu yang tak di undang itu. Ia berjalan pelan menuju mereka yang terlihat sangat marah. "Hi All star, welcome," sapanya.

Alih-alih menjawab sapaan Queen yang sudah terlihat ramah, satu-satunya perempuan di sana malah mendorong bahu Queen hingga gadis itu sedikit terdorong. "There is something wrong?" tanya Queen yang baru menyadari jika mereka marah kepada dirinya.

"Damn! Lo udah bunuh temen gue!" Perempuan bertopeng yang mendorong Queen tadi berbicara, gadis yang di ajak bicara tentu saja tidak mengerti.

Queen menoleh, ia menatap satu per satu dari beberapa pria yang juga mengenakan topeng. "Bunuh? Gue ngga bunuh temen kalian!" tegas Queen. Marah? Tentu, Queen tidak pernah membunuh orang-orang yang juga mafia.

"Bangsat, ngga usah ngelak lo!" tegasnya lagi, dia dengan kesal mendorong bahu Queen.

Queen memegang tangan perempuan itu, ia melepas paksa topeng yang ia kenakan. "listen to me," bisiknya. "Gue ngga pernah bunuh orang dalam geng kalian!" tegasnya, ia lalu mendorong bahu perempuan itu.

"Bohong! Gue dapet foto dari cctv dan itu lo pelakunya!" tegasnya sekali lagi, ia menunjuk wajah Queen.

Salah satu pria itu menenangkan. "Nadetta, udah."

Queen tersenyum. "Nadetta hm? Denger Nadetta, gue ngga pernah sentuh salah satu temen lo pada," kata Queen, memberikan penjelasan kepada mereka, tapi nihil mereka tak mau pergi.

Nadetta mengambil foto dari saku jaketnya. "Ini lo!" tegasnya, ia menunjukan kedua foto kepada Queen.

Dengan cepat, Queen mengambil alih foto itu, menatapnya seksama. "No! Ini bukan gue!" tegasnya, ia menatap marah pada Nadetta.

"Jelas, ini lo!"

Nadetta mengambil senjatanya, ia menodongkan pistol ke muka Queen. Sepertinya gadis di depannya itu mengajak dirinya perang.

Queen juga mengambil senjata dari saku belakangnya, ia juga menodongkan senjata ke muka Nadetta. "Lo tembak gue, gue juga tembak lo," katanya, ia tersenyum miring.

"Nad, udah jangan gini!"

"Diem lo pada!" tegas Nadetta kepada pria di sampingnya. Ia malah melangkah lebih dekat dengan Queen.

Ia menarik pistol itu, bersamaan dengan Queen tentunya, karena gadis itu melihat pergerakan yang di lakukan oleh lawannya.

Dor

Dor

"Shit!"

Secara bersamaan peluru itu terlepas, mengenakan bahu mereka berdua. Mereka meringis, Nadetta menatap tajam ke arahnya, tak lama tatapan mata itu hilang pemiliknya telah di seret paksa oleh teman-temannya.

Queen menatap punggung mereka, ia meringis pelan sembari memegangi bahunya.

"Lo ngga papa? Gue telat ya?" tanya seseorang, ia melihat Queen dengan jaket yang berlumuran darah, dengan muka khawatir ia meraih tangan Queen untuk ikut dengannya.

Queen menepisnya kasar, ia menatap muka lelaki itu tajam. "Ngga usah! Urus aja diri lo!" Queen meninggalkan pria itu.

"Kenapa lo selalu gitu sama gue? Gue cinta sama lo Queen," gumamnya pelan, ia menatap punggung gadis itu.

QUEEN'S LIFE [COMPLETED]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin