008. || Oh, I wish I'd find a lover

696 46 5
                                    

"F - fatherh.. Pleasehh.. Ah! Hh.."

Jaemin menambah temponya menjadi lebih cepat. Dan Jisung hanya bisa mendesah dibawah kungkungan Jaemin.

"Fuck! Akhh!" Jaemin menggeram kesal, saat ia tak kunjung mendapat pelepasan.

"Shh.. S - sakithh! Pelan pelanhh.. "

Jisung menggelengkan kepalanya, ia sangat pening sekarang. Sakit dan nikmat bercampur menjadi satu.

Ia sudah mendapat pelepasan tiga kali, namun Jaemin masih belum juga mendapat pelepasannya sekali pun.

"Ahh! Gue keluar.." Jaemin memaju mundurkan pinggulnya lebih cepat dari sebelumnya. Ia akan keluar sekarang.

Jisung mendesah seiring tempo. Kamar mereka kini dipenuhi desahan - desahan dari dua orang yang tengah bercumbu.

Udah empat ronde mereka main. Jangan ditanya, lubang Jisung sekarang udah lecet. Gatau deh besok masih bisa jalan normal atau ngga.

"Hahh.."

Jaemin ambruk saat ia nyemburin spremanya kedalem perut Jisung. Dan Jisung ngeluarin diatas perutnya sendiri.

Setelah keduanya menetralkan nafasnya, Jaemin balik ngungkung sang lawan main.

"Aku cape Jaem.." Jaemin mengusap air mata Jisung yang mulai mengering.

"Maaf, aku kasar ya?" Jisung tentunya mengangguk.

Jaemin tersenyum, lalu membawa Jisung pada ciuman lembut tanpa nafsu.

Lalu dengan senang hati Jisung pun membalasnya, suara kecipakan kembali muncul didalam kamar ini.

Jisung memukul pelan bahu seseorang yang sedang mengukungnya. Jaemin dengan berat hati pun menyudahi ciuman mereka.

"H - hahh.."

Setelah Jisung tenang, Jaemin mendekatkan kepalanya pada telinga pemuda bermarga Park.

"Jisung, wanna be my subsimive?"

Jisung merona, wajahnya sekarang benar benar merah. Abai akan rasa sakit pada bagian bawahnya.

Suara serak dan berat itu menembus telinga miliknya. Jantungnya berdegup kencang, ia hanya bisa berharap semoga Jaemin tidak mendengarnya.

Ia mengangguk pelan, "um! a - aku mau"

Jaemin mengusak rambut Jisung yang lepek karna keringat hasil dari mereka main selama beberapa jam ini.

"Thank you babe" Jaemin mengecup singkat bibir mungil milik Jisung. Lalu segera merebahkan diri disamping kekasih barunya.

✰✰✰

"Ughh.." pas Jisung udah bangun, dia ngerasa ada yang janggal dibagian bawahnya.

Jadi Jisung ga sengaja gerakin pantatnya karna ngerasa ga nyaman.

"Ahh.. Sayang? Kamu sengaja?" mata Jisung membola dengan sempurna, pas dia lihat kebawah ternyata kejantanan Jaemin masih nancap sempurna dilubangnya.

"Keluarin Jaemin, a - aku ga nyaman eunghh.."

Bukannya ngeluarin miliknya tapi justru Jaemin ngerubah posisinya jadi ngukung pacarnya.

"Morning sexs, oke?" tanpa persetujuan pacar barunya sekarang, Jaemin langsung mengulum bibir berwarna merah cherry milik Jisung.

Jisung pasrah, dia bener bener lemes karna kejadian tadi malem. Ditambah lubangnya yang masih perih karna ulah pacarnya.

Dan pagi ini ditutup dengan desahan nikmat milik keduanya.

✰✰✰

"Gimana? Tadi malem lo gas ngga?"

"Iyalah gila, mana mungkin gue tahan."

Jaemin sama pihak dominan lagi kumpul diteras, ngomongin soal kemaren.

"Berhasilkan? Ga sia sia gue masukin obat perangsang ke minuman pacar lo" Haechan tertawa lalu disusul dengan yang lainnya.

Flashback on.


"Aduhh lee, aku pengen ketoilet.. Temenin ayo"

Tanpa babibu Jisung langsung narik tangan Chenle buat ikut dia ke toilet.

"Ehh! Anjing! Asal tarik aja lo setan!"

"Kamar mandinya sebelah kiri goblok! Yeuu so soan narikin gua ke toilet, tapi sendirinya gatau dimana toiletnya" Chenle merollingkan matanya malas.

"Tungguin ya!"

"Iya udah sana! Ntar lo ngompol dicelana lagi"

Chenle mastiin kalo Jisung bener bener udah masuk ke bilik toiletnya. Lalu dia mengularin handphone miliknya dan ngeliat notifikasi dari temen temennya.

Disana terpampang jelas nama Renjun.

Renjun anaknya Sehun

// woi!
// pastiin Jisung belum keluar sebelum kita campurin obatnya
21.15

yaelah iyee santaii //
21.16

// oke sipp, kalo dia udah mau balik kabarin gua ya
21.16

IYAAAA //
21.17

✰✰✰

Setelah Jisung dan Chenle balik ke tempatnya, mereka semua sontak langsung sok sibuk sendiri.

"Eh udah balik Jwii?"

"Belum, ini arwahnya" balas Jisung singkat setelah ia mendudukkan pantatnya diatas sofa bar.

Flashback off.


"Tapi lo jadian ngga sama dia?"

"Jadian dong, gua mah sat set aja orangnya. Soalnya takut diambil orang duluan"

Lalu perbincangan mereka berakhir sampai siang hari.




END.




Halloo! Gimanaa?? Maaf yaa kalo ga sesuai ekspetasi kalian, soalnya aku bikinnya ngebut wkwk

Ada request an ngga? Buat chapture selanjutnya? Kalo ada komen yaa!!

Vote + comment, see u!

oneshoot || Jaemsung Donde viven las historias. Descúbrelo ahora