♡ CHAPTER 06

266 21 1
                                    

☆☆☆

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

☆☆☆

Tok...tok...tok
"Ar... sarapan yuk sayang." Ajak sang mami.

Tak mendapatkan jawaban, wanita itu menambah kekuatan untuk terus mengentuk pintu kamar putranya.

"Aarick, kamu gak tidur lagi kan? Ini udah jam enam nak."

Sementara di lantai dasar tepatnya diruang makan, Haidar sudah selesai membaca koran. Ia sesekali menatap jam tangannya, "Kok istri saya lama ya."

Haidar yang tidak mau terlambat datang ke kantor itu memutuskan untuk menghampiri istrinya yang sejak tadi tidak kunjung turun ke lantai dasar, "Mih, ngapain? Papi udah nungguin dari tadi juga." Tanya Haidar saat sampai di lantai 3.

"Bentar pih, ini anak kamu gak nyahut dari tadi mami panggilin."

"Mandi kali mih, yuk ke bawah."

"Tunggu, perasaan mami gak enak pih." Wajah Shania tampak khawatir.

Haidar mendekati pintu kamar anaknya, lebih baik ia saja yang memanggil Aarick turun. Bisa-bisa ia terlambat ke kantor karena harus menunggu istrinya yang super khawatir ini.

"Ar... anak papi yang gantengnya di bawah papi. Keluar dulu nak, kita sarapan." Lagi-lagi tidak ada jawaban, Haidar kembali mengetuk, "Nak, kamu di dalam kan?"

"Tuh kan gak di jawab, sini biar mami coba lagi." Shania kembali mengetuk pintu kamar anaknya, kali ini dengan lebih keras. Sedangkan Haidar menuju ruang kerjanya untuk mengambil kunci cadangan.

"Aarick Raskiel Dayyan, buka." Coba Shania lagi.

Haidar kembali dengan banyak kunci di tangannya, "Kunci kamar Aarick yang mana mih?"

"Itu loh yang ada inisial nama anak kita." Dengan jumlah kunci yang banyak itu, Haidar masih terus mencari kunci dengan inisial ARD.

"Aarick, mami bakal dobrak ya pin-"

"Bentar, tinggal kasih makan babi," Aarick berteriak dengan santainya.

"Babiii?" Histeris Haidar dan Shania dari balik pintu, anak mereka memelihara babi?! Oh tidak. Tanpa banyak basa basi lagi mereka langsung membuka kamar Aarick menggunakan kunci cadangan.

"Mana babi nya? Astgaaah, kalau kelamaan jomblo begini nih." Haidar mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kamar anaknya, ia sampai memeriksa ke dalam kamar mandi dan walk in closet.

Shania mencari di sekitar anaknya yang tengah menatap mereka bingung dengan ponsel yang masih bertender di tangan kanannya.

"Apasih, Papi sama mami ngapain?"

MISIDENTIFY (MoxQue)Where stories live. Discover now