12

23K 1.4K 64
                                    


Suasana di perpustakaan sangat lah damai, hal inilah yang disukai Akio. Saat ini cowok manis itu berada di meja bundar lantai, kaki nya lesehan di karpet bulu yang disediakan oleh pihak perpustakaan.

Jemari kecil nan ramping milik nya sesekali memainkan dan mengusap rambut Alvino yang sedang berbaring dengan kepala di paha Akio menjadikan nya sebagai bantal.

Alvino menutup mata sejenak lalu membuka kembali, menatap figur indah diatas nya. ia terkadang bertanya-tanya, Mengapa cowok manis yang memangku kepalanya seperti seseorang yang sangat ia kenal dimasa lalu? Pertanyaan itu muncul tiba-tiba saat pertama kali bertemu Akio di gramedia. bahkan ketertarikan dalam dirinya membuat bentuk ingin memiliki serta menjaga nya pun datang secara tiba-tiba.

usapan Akio di kepalanya memiliki siratan rasa Familiar yang mengalir dalam hatinya, hatinya menyuruhnya dekat dan selalu ada untuk Akio. entah mengapa rasa suka itu semakin tinggi dan menjadi cinta yang dalam padahal mereka belum lama mengenal.

Semakin lama memandang Akio, Alvino semakin meningkatkan tekad nya, Ia tersenyum penuh arti dibalik poker face nya.

Akio, cowok manis yang sedari dipandang malah tidak sadar. Ia begitu serius membaca padahal kenyataannya Akio sedang bergulat dengan pikirannya.

'Alur udah berubah, kemungkinan besar nasib tragis gue pasti gak akan terjadi. Kalo udah begini sekarang gue bangun persahabatan sama para harem Selvia ajalah. Mereka juga kayaknya baik walaupun mesum.' setelah lama berfikir pada Akhirnya Akio memutuskan pilihannya.

Akio juga mengurungkan niat nya untuk menjinakkan sikap posesif dan obsesi para Harem Selvia karena setelah dilihat dari insiden di kantin tidak ada ketertarikan sama sekali. Jadi untuk apa dirinya repot repot merubah mereka. padahal pada kenyataan nya, situasi dan fakta plot saat ini sudah berbalik ke Akio bukan ke Selvia, tanpa disadari nya sendiri.

"Sebenernya tuh novel punya plot tersembunyi gak sih, kok gue ngerasa ada yang gak beres sama Alur nya." gumam nya dengan pelan agar tidak didengar Alvino.

Atau mungkin ada plot yang diubah seseorang dan kembali pada plot sebenarnya karena keberadaan Akio sendiri. Mungkin iya dan mungkin tidak.

"Ck, bodo amat lah." Akio tetap tidak akan Ambil pusing tentang ini, yang terpenting Akio ingin tetap hidup dan menjalankan nya dengan sebaik mungkin.

Ia pun akan bersikap selayaknya saja, ngomong-ngomong berteman dengan anak geng sangat diimpikan oleh Akio sejak masih di dunia sebelum nya. Tapi ia jadi teringat dengan ketua dari geng Strom.

'Protagonis utama sebenarnya lagi ngapain dah, dari awal gue sekolah gak pernah liat batang hidung tu leader.' Pelipis Akio mengerut heran Tapi jika dipikir pikir lagi, dirinya juga belum bertemu dengan pemeran lainnya.

Akio kemudian teringat sesuatu, 'Bentar deh.. Harem si Selvia ada berapa ya.. '

Ia Merutuki dirinya sendiri yang selalu loncat bab ketika membaca, kalo sudah begini ia tidak akan tau tokoh-tokoh lainnnya.

'Kayaknya gue harus belajar buat gak skip skip pas baca. Ck, sepertinya banyak hal penting di novel yang gue skip.' Cowok manis itu masih berdecak dan menyumpah serapahi kebodohannya.

'Hah.. Sudahlah, lebih baik nikmatin ketenangan yang ada dulu.' batin nya lalu mulai menetralkan pikiran yang dipenuhi pertanyaan.

'Btw.. atha kok cuma liat 2 cupang doang? padahal masih ada cupang buatan Nero yang ada di sebelah Kanan.' Ingatan nya ketika di gep oleh Atha terlintas, sekilas pelipisnya mengernyit.

"Oh iya, cupang buatan Nero kan dah gue tutupi sama bedak. Kok bisa lupa, astaga.' Akio menggelengkan kepalanya, Ia jadi ingat ketika arfan mengobati leher nya. dia liat Bekas nya gak yah.. Pikir Cowok manis itu.

Nerd boy be a Figuran [DROP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang