Galeri Amber (2)

6 2 1
                                    

DUA

.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.

~▪︎~▪︎~🎨🎨🎨~▪︎~▪︎~

Amber berdiri di depan mading yang terletak tepat di samping kelasnya, IPS-3. Bahu gadis itu terjatuh lesuh dan bibirnya melengkung ke bawah. Mata Amber terus menatap namanya yang berada di daftar peringkat ujian semester akhir kelas 2 . Kini ia naik ke kelas 3, Tatapan mata Amber kosong.

"Peringkat berapa?"

Amber tersentak dari lamunannya, terkejut saat tiba-tiba saja sebuah suara mengusik dirinya. Amber Menghela nafas berat, tanpa memalingkan wajahnya Amber sudah mengetahui siapa orang itu.

Amber mengerucutkan bibirnya, kemudian menjawab dengan lesuh. "Peringkat 20."

"Dari?"

Terdapat jedah cukup lama saat Amber hendak menjawab pertanyaan tersebut, merasa malu pada lelaki itu.

"Dari 25 orang." Jawabnya pasrah.

Amber dapat mendengan lelaki itu bertepuk tangan dengan nyaring di sebelahnya. Alis Amber melengkung dengan kerutan di dahi karena merasa tersinggung. Amber memutar tubuhnya kemudian menatap lelaki itu dengan wajah marah.

"Ngeledek ya lo?"

Bintang menggelengkan kepalanya dengan wajah polos, "enggak kok, gue cuma lagi memuji lo aja." Elaknya.

Sebelah alis Amber terangkat. "Memuji atas dasar apa?" Amber melipat kedua tangannya di depan dada, menunggu penjelasan dari Bintang.

Mata Amber menangkap senyuman sinis terukir di bibir Bintang, kemudian Bintang menunduk untuk mendekatkan bibirnya pada telinga Amber. Berbisik semanis mungkin.
"Memuji kebodohan yang masih lo pertahankan," setelah itu Bintang menarik dirinya menjauh, tangannya menepuk bahu kanan Amber, bak seorang pemeran antagonis. Kemudian berjalan menjauh dengan santai dan kembali pada tujuannya awalnya yaitu kantin.

Meninggalkan Amber yang masih tercengang di tempat. Tampak seperti orang bodoh memproses bulat-bulat kalimat yang di ucapkan Bintang.

Amber mengepalkan tangannya saat ia sadar bahwa Bintang mengejeknya.  Ia melemparkan tatapan kematian pada punggung Bintang yang perlahan menjauh.

"Emang itu pujian ya? Dasar Bintang sialan." Kemudian Amber berlari mengejar Bintang dan akan menghadiahkan lelaki itu dengan tinju andalanya.

Namun disaat Amber berlari dan jaraknya hampir dekat dengan Bintang, tiba-tiba ia bertubrukan dengan tubuh seseorang. Gadis berambut panjang yang diwarnai coklat mencolok sangat kontras dengan kulitnya yang sangat putih. Keduanya tersungkur di lantai.

BRUK!

"Aw!..aiShhhh," ringis Amber sembari mengelus bokongnya yang baru saja berciuman dengan lantai. Rasa linu menjalar disana. Dan seperti orang tua, tangannya menekan-nekan pinggulnya yang sedikit pegal sambil berusaha untuk kembali berdiri.

Kedua tangannya sibuk membersihkan cetakan debu yang mempel pada rok seragam putihnya.

"Sorry gue gak sengaja," Amber meminta maaf lebih dulu, saat kemudian kedua mata mereka bertemu. Ketika wajah gadis itu terlihat lebih jelas oleh jangkauannya, mata Amber sedikit melebar karena terkejut. Sekelebat bayangan melintas di dalam otaknya.

"PAKE MATA DONG KALAU JALAN!" Teriak gadis itu marah.

Amber ternga-nga saat mendapat hadiah bentakan dari gadis itu, mata Amber dengan panik melirik sekitarnya. Tidak ingin menjadi tontonan banyak orang. Namun Amber melihat Bintang yang ternyata sedang memperhatikan dirinya dari kejauhan.

Galeri AmberWhere stories live. Discover now