Galeri Amber (5)

1 0 0
                                    

LIMA
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

~▪︎~▪︎~🎨🎨🎨~▪︎~▪︎~

04:45

Amber berdiri di depan jendela kamarnya, meminum air putih paginya. Sembari memperhatikan jendela kamar seseorang yang berada di sebrang sana. Jendela kamar orang tersebut masih tertutup begitu rapat. Entah apa yang dilakukan Amber di jam sepagi ini, tentu saja Bintang belum bangun.

Tidak lupa Amber berbagi air minum kepada Landak, si penghuni setia jendela kamarnya. Menyiraminya dengan hati-hati agar tidak berkelebihan dengan air. Tanaman hias yang bertengger manis di ambang jendela kamarnya, Amber memberi nama tanaman tersebut Landak.

Landak adalah jenis tanaman kaktus mini Echinocactus, juga sering di sebut Golden barrel. Berbentuk bulat bergerigi, dengan duri yang terlihat berbahaya namun tetap cantik, karena kaktus tersebut memiliki warna duri yang kuning keemasan, sangat cocok dengan hijau sang kaktus.

Ada satu rahasia dan tidak ada yang menyadari sesuatu hingga saat ini. Yaitu Amber mencuri tanaman tersebut dari ibunya. 

Benas tanaman tersebut adalah milik Clara ibu tiri Amber. Suatu hari Amber masuk ke dalam kamar orang tuanya, ia hendak meminjam kapas pembersih wajah milik ibunya. Saat itu kedua orang tua Amber sedang pergi ke luar kota karena suatu urusan. Jadi Amber dapat dengan leluasa memasuki kamar tersebut, tentu saja tanpa sepengetahuan kedua saudara dan pembantu rumah tangga mereka.

Ketika Amber sudah mendapatkan apa yang menjadi tujuan utamannya, Amber ingin cepat-cepat keluar dari ruangan itu. Namun mata Amber tidak sengaja melihat tanaman kaktus kecil yang diletakan di sudut jendela kamar tersebut. Tanaman itu terlihat tidak terawat dan berwarna kusam. Mungkin akan segera mati.

Amber mendekati tanaman tersebut, dan menyentuh durinya dengan jari telunjuk. Apa yang terjadi adalah duri dari kaktus itu terjatuh, seperti tidak bertenaga.

Amber sempat berfikir, mungkin saja kaktus itu sudah mati, namun jika di perhatikan seperti tidak benar-benar mati. Oleh karena itu belum ada yang membuangnya. Jadi Amber tidak ambil pusing dan meninggalkan ruangan tersebut dengah segera.

Tiga hari kemudian Amber datang kembali mengunjungi kamar orang tuanya. Kali ini Amber ingin meminjam kemeja lama milik ayahnya yang sudah tidak pernah dipakai lagi.

Ketika ia hendak keluar, tiba-tiba saja ia teringat dengan kaktus yang hampir mati kering milik ibunya. Amber yakin itu milik ibu tirinya, karena ayahnya tidak tertarik dengan tanaman.

Semenjak Clara menjadi bagian dari keluarga Amber, hampir di setiap sudut rumah mereka pasti dihiasi oleh tanaman hias.
Kerena Clara menyukai tanaman, namun itu semua hanya sekedar untuk kepuasan mata , tidak untuk merawat mereka. Hampir semua tanaman yang ada di rumah mereka 99% diurus oleh pembantu rumah tangga kepercayaan ayahnya.

Amber menghampiri kaktus tersebut. Menatapnya dengan ibah, suatu malam amber teringat dengan kaktus milik ibunya. Dan mencari jenis kaktus tersebut di internet, jenis kaktusnya adalah Echinocastus.

Tidak ada yang berubah dari tanaman itu. Bentuk bahkan posisi masih sama percis dengan yang Amber temui terakhir kali.
Mungkin pembantu mereka lupa untuk membuangnya. Jadi biar Amber saja yang membuang tanaman itu.

Amber mengunci kembali pintu kamar orang tuanya dengan pot kaktus kering di tangan kanan dan kemeja ayahnya tersungkur di pergelangan tangan Amber.

Kaki Amber menginjak tompol buka tempat sampah hendak membuang kaktus tersebut. Namun tangannya berhenti di udara. Amber merenung, memperhatikan tanaman malang itu sekali lagi. 

Bạn đã đọc hết các phần đã được đăng tải.

⏰ Cập nhật Lần cuối: Apr 12 ⏰

Thêm truyện này vào Thư viện của bạn để nhận thông báo chương mới!

Galeri AmberNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ