04. { Memberitahu Jeno }

1.5K 167 2
                                    

"Sampai sini saja, masuklah... "

Jaemin mendorong pelan tubuh Haechan agar si empu kembali ke kamar rawatnya alih-alih mengantarnya.

"Aku akan masuk setelah melihatmu naik taksi--"

"Masuklah Haechanie... "

Haechan tersenyum tipis mendengar panggilan dari Jaemin. Ia tidak jarang dibuat tersipu malu oleh Jaemin, ia mengerti kenapa penggemar Jaemin sangat banyak.

"Arraseo. Kalau begitu aku masuk, kau berhati-hatilah!"

"Emn... Cepat sembuh Channiee!!"

Haechan terkekeh, ia pun cepat-cepat masuk karena Jaemin mulai membuatnya malu karena berteriak di koridor rumah sakit. Meski ia senang dengan Jaemin yang seperti ini, tetap saja Jaemin membuatnya malu. Malu-maluin.

Jaemin masih mempertahankan senyumnya, menatap punggung Haechan yang perlahan hilang oleh lalu lalang orang-orang. Ia menghela napasnya, sekarang ia harus segera kembali ke Korea.










Jaemin menyeret kakinya pelan menuju rumahnya. Memang benar melelahkan bolak-balik Korea-Singapura, tapi Jaemin tidak keberatan. Ia bersyukur setidaknya ia diberi izin untuk mengetahui keberadaan dan keadaan Haechan.

Namun, terkadang Jaemin menyesal kenapa ia membeli rumah di lantai paling atas karena butuh waktu lama baginya untuk sampai di rumah. Apalagi saat lelah seperti kali ini. Elevator tidak kunjung terbuka.

"Dari mana saja?"

Jaemin tersentak, keberadaan Jeno di rumahnya dan munculnya Jeno tepat di depannya yang tiba-tiba mengejutkannya.

"Jeno-ya, kau datang?"

"Kau dari mana Jaemin-ah?"

Jaemin mendorong pelan tubuh Jeno dan membanting tubuhnya di sofa, ia mengatur napasnya. Ia benar-benar kelelahan.

"Aku dari rumah Eomma--"

"Aku baru menelepon Eomma mu dan Eomma mu bilang kau tidak di rumah."

Jaemin membuka matanya seketika, menatap Jeno yang menatapnya penuh kecurigaan.

"E--emnn... Aku, aku baru kembali dari rumah teman."

"Teman siapa?"

Jaemin semakin kehilangan akal untuk beralasan. Jeno itu bukannya bodoh, paling susah adalah membohongi Jeno.

"Jaemin-ah kau tau aku tidak suka dibohongi, apalagi olehmu."

Menghela napasnya, Jaemin mendudukkan tubuhnya dan menatap Jeno. "Apa yang ingin kau ketahui?"

"Kau dari mana?"

"Singapura."

"Kau— MWO?! Singapura?!"
Jeno membelalakkan matanya, ia langsung menghampiri Jaemin. "Maksudmu? Negara Singapura?! Wae???"

"Mengunjungi teman," jawab Jaemin dengan jujur dan tenang. Ia sudah menetapkan dalam hati, jika Jeno bertanya lebih jauh ia hanya akan memberitahu Jeno tentang Haechan.

Ini sudah satu tahun lebih, setidaknya Jeno harus tau. Ah tidak, bahkan Jaemin ingin memberitahu semua member. Ia merasa bersalah karena diam saja saat melihat mereka semua menangis. Bukannya ia membodohi mereka hanya saja ia pikir ini juga pilihan yang tepat untuk Haechan.

"Jaemin-ah, apa kau memiliki teman selain kami?"

Jaemin menggelengkan kepalanya. "Dia temanmu juga."

"Sungguh? Siapa? Aku pikir aku tidak memiliki teman di Singapura."

"Haechan."

"Oohh Haechan-- MWO?!! Haechan?!!"



"Oohh Haechan-- MWO?!! Haechan?!!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[✓] 2. Found Sun : Lee HaechanWhere stories live. Discover now