Semuanya Dimulai

1.1K 176 22
                                    

**

Gauri's Pottery

06.30 AM

Pagi itu Jevano bangun terlebih dahulu daripada Gauri yang masih terlelap disampingnya. Dari semalam sebenarnya ia tidak bisa tertidur nyenyak. Berguling kesana kemari dan bergerak gelisah. Udara malam itu sangat dingin, karpet ini kecil dan tipis, selimut juga tidak bisa menutupi keseluruhan tubuhnya.

Jevano memiringkan tubuhnya kemudian menatap gadis cantik disampingnya, mungkin dari sekian banyak wanita yang ia temui. Gauri adalah yang paling cantik, setelah ibunya tentu saja. 

"Dia emang beneran polos apa gimana?" Gumam Jevan yang entah pada siapa.

Lelaki itu masih heran, bagaimana Gauri bisa sangat percaya pada lelaki yang bahkan baru ditemuinya semalam. Mereka bahkan berbagi tempat tidur yang sama.

Ia kembali teringat. Semalam saat pertama kali bertemu, gadis itu hanya mengenakan dress hitam motif bunga dibalut apron yang kotor dengan noda tanah. Rambutnya diikat asal, kaos kaki beda sebelah, di wajahnya juga ada noda tanah yang sudah mengering. Sangat berbeda dengan gadis-gadis dikampusnya yang mungkin butuh ke salon berjam-jam hanya untuk menemuinya.

"Ya iyalah beda, orang ketemunya juga gak disengaja goblok!" 

"Tapi dia beneran cantik sih."

"Gitu aja cantik apalagi dipoles dikit. Pingsan gue yang ada." 

Jevan menepuk pipinya sendiri kemudian menggeleng, "Udah gila gue."

Ia berbalik membelakangi Gauri. Jevan memang banyak bertemu gadis cantik diluar sana. Dikampusnya atau dimanapun dia berada. Tapi Gauri satu-satunya yang berhasil membuatnya gugup setengah mati. Gadis terlalu santai sampai-sampai Jevan bingung sendiri bagaimana harus meresponnya.

Tidak lama, Jevan merasakan pergerakan dibelakangnya. Sepertinya Gauri bangun, Jevan yang tidak tau harus bersikap seperti apa memilih untuk berpura-pura masih tertidur. 

"Nanti aja deh gue bangunnya, gila deg-degan mampus. Kayaknya gue harus check up jantung abis ini." batin Jevan.

~~

Gauri membuka matanya pelan, di depannya masih ada Jevano yang sepertinya belum terbangun dari tidurnya. Ia meraih ponsel miliknya yang bergetar sedari tadi, teman-temannya di grup sudah berisik sejak pagi buta.

Ia membaca pesan dari Nindi yang dikirimkan pagi tadi, jadi gadis itu sudah kemari? Lalu kenapa pulang lagi?

Nindi juga bilang jika ia melihat Gauri dan Jevano tidur bersama. Memangnya kenapa? Mereka kan hanya tidur. Lagi pula karpet di toko ini hanya ada 1, tidak mungkin meminta salah satu dari mereka untuk tidur di lantai kan?

Gauri mengangguk pelan saat menerima balasan dari Nindi dan Winola. Kedua temannya itu ternyata mengenal Jevano. Jadi lelaki itu adalah salah satu mahasiswa populer di kampus mereka. Nindi juga bilang kalo Jevano itu nakal dan suka bergonta-ganti pacar. 

Apa iya? Tapi menurut Gauri laki-laki itu baik-baik saja. 

Tidak mau terlalu memikirkan hal itu, Gauri menutup ponselnya kemudian menoleh ke samping. Jevan masih tertidur pulas membelakanginya. Gauri bangun dari karpet, merapikan selimutnya untuk Jevano kemudian segera beranjak untuk membuat susu dan berganti baju.

Ia harus segera membuka tokonya, ini sudah jam 8 pagi.

Sambil melepas kancing piyamanya, ia teringat kembali pesan Nindia beberapa menit lalu. Huhh! Baru saja semalam Gauri berpikir, jika ini mungkin cara tuhan mendatangkan jodohnya. Ya benar, Gauri sempat berpikir untuk menyukai Jevan semalam.

PotteryWhere stories live. Discover now