Anticipation

839 129 45
                                    


~~


Jam menunjukkan pukul 9 malam, namun Gauri baru saja turun untuk makan malam. Sejak tadi wanita itu sibuk merekap data pesanan gelasnya, ia biasanya akan memastikan semuanya selesai sebelum membuka lagi form preorder esok hari.

"Baru mau dipanggil." Nindi berjalan dari luar rumah, "Ada Jevan tuh basah kuyup. Sama Naresh juga tapi udah ditarik ke kamar duluan sama Winola."

Gauri mengerjap kaget, untuk apa Jevan kemari? Seingatnya mereka tidak ada janji malam ini selain kegiatan rutin mereka nanti malam. Sleep call.

"Hujan kah?"

Nindi mengangguk, "Gak deres banget sih, tapi tetep basah soalnya mereka motoran." Gadis cantik itu kemudian berjalan ke arah tangga sambil membawa segelas penuh air putih, "Urusin tuh. Jangan lupa makan juga, lo belum makan dari siang."

"Iyaa." Gauri lebih dulu meraih handuk yang tergantung di jemuran baju sebelum melangkah keluar rumah, "Eh nanti dia paling nginep ya Nin?"

"Iya! Tapi jangan berisik!" Jawab Nindi berteriak dari lantai 2. 

Gauri mengerutkan alisnya bingung, "Berisik ngapain emangnya?"

Masa bodo. Gadis itu kemudian berjalan tergesa ke arah luar, bisa ditebak kekasihnya itu pasti sudah mengigil diluar.

"Jevan?" Gauri memanggil lelaki dengan hoodie hitam yang membelakanginya. Yang dipanggil menerbitkan senyum manisnya ketika melihat Gauri berdiri di depan pintu.

Jevan berjalan menghampirinya, "Ganggu ya? Kamu lagi ngapain?"

Gauri menggeleng sambil meletakkan handuk kecil di tubuh Jevan, "Lagi mau makan. Masuk sini, ganti baju dulu. Beberapa baju kamu masih disini." Tangan kecilnya menarik tubuh itu untuk masuk ke dalam rumah.

"Kenapa nggak langsung masuk?"

Jevan menggeleng, "Nungguin kamu, sambil liat hujan bentar."

"Kamu lagi ada masalah?" Tanya Gauri cepat, biasanya disaat-saat seperti ini Jevan pasti sedang menyimpan sesuatu. Menjadi kekasihnya selama beberapa bulan sudah cukup membuat gauri memahaminya.

Lelaki di depannya terlihat menarik nafas dalam sebelum menjawab, "Masalah atau enggak ya? Aku nggak tau, tapi kalo aku nggak ngomong kayaknya bakal jadi masalah." 

"Jadi? Aku boleh nginep nggak malam ini?" Lanjutnya dengan cengiran lebar. Anggap saja kesempatan dalam kesempitan, atau berenang sambil minum air.

Gauri berdecak, "Bilang aja mau nginep."

"Tapi beneran ini ada urgent yang harus aku ceritain babeeee.." 

"Iya-iyaaa sana ganti baju dulu nanti aku nyusul, udah makan belum?" Gauri mendorong tubuh besar itu ke arah tangga.

Jevan mengangguk, "Tadi makan sama Hanan."

"Oke aku makan dulu, kamu naik sana."

Gauri menatap Jevan yang berjalan menjauh ke lantai 2. Sejujurnya ia cukup penasaran apa yang akan dibicarakan Jevan sampai lelaki itu harus kemari saat hujan begini, padahal biasanya mereka hanya akan bercerita segala hal lewat telepon sampai Gauri tertidur...


~~


Jevano menoleh ke arah pintu yang baru saja terbuka. Gauri masuk dengan segelas susu putih di tangannya.

"Minum dulu biar anget." Gadis itu menyodorkan gelas yang ia bawa ke arah Jevan, tentu saja diterima baik oleh lelaki itu.

Tanpa bicara apapun Gauri meraih handuk yang tersampir di kursi, kemudian mulai mengeringkan rambut basah kekasihnya.

PotteryWhere stories live. Discover now