[8] Satset

4.7K 732 210
                                    

-Sat set-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Sat set-

[Sembagi Arutala]

Sepekan ini, Jibran sedang dipusingkan dengan salah satu proyek. Ia yang bertugas menjadi lead programmer harus bisa mengatur dan memberikan jalan keluar dari setiap masalah yang terjadi di dalam tim. Salah satunya ketika tim graphics programmer mengalami kesalahan teknis yang membuat proses pemrograman 3D modelling karakter game tidak berjalan lancar. Jibran pun memiliki kewajiban untuk ikut turun tangan dalam memperbaikinya. Untungnya, setelah berjam-jam berkutat di depan layar komputer, mereka bisa memperoleh jalan keluar.

Jibran merasa lega. Beban di pundaknya terasa berkurang. Ia dan seluruh tim tidak harus lembur seperti biasanya dan mereka sedikit merayakan itu dengan makan-makan bersama.

Hingga, pukul delapan malam, saat mereka masih bercengkrama, Jibran berpamitan terlebih dahulu.

"Beneran balik, nih?" kata Rafa melihat Jibran beranjak.

Jibran mengambil tas dan jaketnya. "Iya. Puas-puasin lo sebelum nikah," gurau Jibran.

"Dih. Lagak lo kaya udah nikah aja buru-buru balik," balas Rafa.

Jibran terkekeh. "Pulang dulu semua!" pamitnya pada yang lain.

"Yoi!"

"Hati-hati, Bang!"

Tangan Jibran terangkat menunjukkan telapak tangannya. Setelah itu, ia pun pergi keluar menuju parkiran. Sesampainya di sana, Jibran masuk ke dalam mobil lantas mengemudikan kendaraan roda empat itu di jalan. Tepat pukul 20.20 WIB, ia telah sampai di basement apartemen.

Jibran keluar dari mobil. Laki-laki itu menenteng jas kerjanya di lengan kiri. Sedangkan tangan kanannya membawa tas. Jibran melangkahkan kakinya menuju lift yang ada di tengah-tengah basement.

"Mas Jibran."

Suara lembut yang sudah Jibran hafal itu terdengar. Jibran berhenti melangkah. Laki-laki itu menoleh ke samping dan mendapati Windy baru saja turun dari mobilnya.

Gadis itu tersenyum tipis. Windy masih terlihat cantik paripurna. Namun, Jibran dapat melihat gurat lelah di sana.

Laki-laki itu menyunggingkan senyum dan merentangkan tangannya. Windy pun berlari kecil menghampiri Jibran dan menubruk laki-laki itu masuk ke dalam pelukan.

Seharian lelah bekerja, Jibran seolah mendapatkan vitamin dari dekapan hangat Windy.

Gadis itu mendongak. Jibran dengan lembut menatapnya.

"Kangen," ungkap Windy pada laki-laki itu.

Jibran tersenyum. "Mas juga kangen."

Tepat satu minggu yang lalu mereka memutuskan untuk menjalin hubungan. Itu artinya, sudah satu pekan pula mereka berpacaran. Namun, karena kesibukan yang dijalani keduanya, Jibran dan Windy jarang bertemu. Mereka sering berkomunikasi melalui media sosial.

SEMBAGI ARUTALA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang