Chapter 8

1.4K 175 3
                                    

Sasuke mengerutkan dahinya, "Apakah ada yang salah?"

Sakura menundukkan kepala dan menggeleng pelan, "Aku hanya ingin mencoba untuk menerima kenyataan bahwa kau adalah suamiku."

"Tidak perlu dipaksakan, Sakura. Kau bebas melakukan apa pun yang kau inginkan." Penuturan Sasuke membuat Sakura kembali teringat pada mimpinya.

Sakura melingkarkan tangannya pada pinggang Sasuke, menyembunyikan wajahnya pada pria itu. Sasuke membeku, jantungnya sedikit berdebar karena sebelumnya Sakura tidak pernah bersikap seperti itu.

Tangan Sasuke bergerak perlahan, mengeratkan pelukan mereka. Cukup lama mereka berada dalam posisi itu. Sakura merasa nyaman bersandar pada dada yang bidang itu.

Gemuruh dari perut Sakura memecah keheningan mereka. Sakura menjauhkan diri dan memalingkan wajahnya. Semu merah di wajah Sakura membuat Sasuke tersenyum kecil.

"Mau jalan-jalan malam?" tawar Sasuke.

"Sekalian cari makan?" Sasuke terkekeh dan mengangguk.

"Setuju!" Sakura berlari masuk ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya.

Sakura tersenyum manis. Sasuke tidak pernah membiarkannya kelaparan. Pria itu selalu berusaha memenuhi segala kebutuhan Sakura dan membimbingnya dengan baik. Terkadang Sakura berpikir. Jika saja tidak ada perjodohan di antara Sasuke dan dirinya, mungkinkah Sakura bisa tersenyum seperti ini?

"Kenapa melamun?"

"Tidak." Sakura menautkan jemarinya dengan Sasuke. Mereka berjalan dengan bergandengan tangan. Sama persis seperti mimpi Sakura.

"Di dalam mimpiku, kita melakukan ini. Berjalan beriringan sembari berbincang dan bergandengan tangan." Wajah Sakura tampak murung. Mimpi buruk itu masih tersisa di hatinya, menyimpan kenangan buruk yang tak kunjung musnah.

"Tenang, aku tidak akan melepaskan cincin pernikahan ini." Sasuke mengangkat tangannya yang menggenggam Sakura, menunjukkan cincin berkilau yang tersemat di jari manisnya.

"Baiklah."

Sakura meminta Sasuke untuk tidak membawa mobilnya. Ia ingin menikmati waktu luangnya bersama Sasuke.

"Bagaimana ujianmu tadi?"

"Berjalan lancar. Semua materi yang kau berikan sangat berguna. Terima kasih." Sakura melontarkan cengiran manis dan memeluk lengan Sasuke.

Sasuke melirik sedikit, sikap Sakura membuatnya bertanya-tanya. Entah gadis itu benar-benar berniat menerimanya, atau hanya karena efek dari mimpi buruknya.

Namun di samping itu, Sasuke tetap menikmati manisnya perilaku Sakura terhadapnya.

Di ujung jalan, seseorang menatap Sasuke dan Sakura dengan pandangan aneh. Ia mengambil ponselnya dan memotret mereka.

Hari terakhir ujian, Sakura berangkat dengan perasaan bahagia. Setelah lelah berpikir, akhirnya ujian sekolah itu berakhir.

"Sasuke-kun. Boleh aku memanggilmu begitu?" tanya Sakura. Ia memastikan sebelum melakukannya.

"Lakukan sesukamu, Sakura."

Sakura tersenyum lebar. Ia melepas sabuk pengamannya dan mencium pipi Sasuke, membuat pria itu mematung terkejut.

"Sampai jumpa!" Sakura menutup pintu mobil dan melambaikan tangannya.

Sasuke menyentuh pipinya yang baru saja mendapat kecupan dari sang istri. Sudut bibirnya tertarik membentuk lengkungan kecil yang begitu tipis.

Sakura bersenandung pelan. Suasana hatinya lebih bahagia dari sebelumnya.

"Sakura."

Sakura dikejutkan dengan seseorang yang muncul secara tiba-tiba.

Young Wife • ENDWhere stories live. Discover now