Chapter 23

1.1K 124 25
                                    

Sakura membuka matanya perlahan, mengerjap beberapa kali untuk memperjelas pandangannya. Rasa pening dan sakit mulai menyerang kepalanya ketika kesadarannya terkumpul sepenuhnya.

Sakura terkesiap, matanya terbelalak menyadari keberadaannya sekarang. Ruangan lembab yang kotor, gelap dan sunyi, disertai dengan beberapa barang yang mungkin tidak lagi terpakai.

"Hmph!" Sakura mencoba untuk berteriak, namun tidak bisa. Sesuatu menempel di permukaan kulit dan menutupi mulutnya. Tangan dan kakinya juga terikat dengan kursi yang menjadi tempat duduknya.

'Kenapa aku ada di sini?' pikir Sakura, sedikit memutar otaknya untuk mengulang kejadian yang masih ia ingat dengan jelas.

'Benar. Seseorang memukulku.'

Sakura berusaha melepaskan tambang tebal yang mengikat kedua tangannya. Berupaya untuk membebaskan diri sebelum ada yang melihatnya.

Sayangnya keadaan tidak berpihak pada Sakura.

Dua orang laki-laki berjalan mendekatinya dengan sebuah tongkat besi di tangannya. Sakura tidak dapat melihat wajah orang-orang itu, mereka bersembunyi di balik atributnya.

Salah seorang penjahat itu menarik lakban yang menutup mulut Sakura, membiarkan gadis itu berteriak meminta pertolongan.

"Percuma saja, tidak akan ada yang mendengarmu."

Sakura mematung, ia menajamkan kedua telinganya. Suara orang yang berdiri di hadapannya sangat tidak asing.

"Kau?" Sakura memicingkan matanya.

Lelaki itu melepas atribut yang ia kenakan--

"--Ryusei." Sakura mendesis.

Ryusei mendekatkan wajahnya, menangkup dagu Sakura dengan sebelah tangannya, "Halo, Uchiha Sakura," ujarnya menyeringai, menghempaskan wajah Sakura ke samping.

"Apa maumu?" ketus Sakura.

Ryusei berjalan memutari Sakura, sesekali memainkan helaian surai merah muda milik gadis itu.

"Jangan sentuh aku."

Ryusei mendelik tajam, tangannya mengusap pipi Sakura dengan lembut.

"Ketus sekali, sialan!"

Satu pukulan mendarat dengan keras. Sakura merasa pipinya memanas dan perih, air matanya menggenang karena pukulan itu.

"Jangan terlalu percaya diri! Kau bahkan tidak lebih dari seorang wanita penggoda."

"Jaga ucapanmu! Aku masih punya harga diri!" Sakura geram, ia ingin sekali memukul dan mencabik-cabik mulut busuk itu.

Ryusei tertawa keras, suaranya menggema di penjuru ruangan.

"Harga diri?! Kau bahkan rela menikah muda!" ujarnya dengan nada mengejek.

"Kau-- Kau tidak tahu apa pun!"

Satu pukulan kembali melayang, kali ini mengenai dahi dan mata kanan Sakura.

"Jangan berani-berani kau melawanku."

Sakura hampir tidak bisa membuka mata kanannya karena efek dari pukulan Ryusei. Hanya tersisa mata kirinya yang dapat melihat dengan normal.

Sakura menutup bibirnya rapat-rapat, ia tidak akan melawan, setidaknya hingga mendapatkan cara untuk melarikan diri. Ini juga demi keselamatannya.

Ryusei mengusap pipi Sakura yang memerah. "Sakit ya?" ujarnya remeh.

"Kau tidak ingin menyapanya?" tanya Ryusei pada rekannya.

Young Wife • ENDWhere stories live. Discover now