☁️ ;; 九 𝗸izu 傷 ¡!❞

292 50 10
                                    

kyuu . kizu
noun, means wounds.

───────

Lunglai menyelimuti setiap langkah yang dipijaknya. Kini rumah menjadi satu-satunya tujuan yang bisa ia capai. Perjalanan yang seharusnya memakan beberapa belas menit saja kini terasa lebih lama. 'Pulang' menjadi kata yang sangat sulit untuk dilakukan.

Dengan tangan yang gemetar, (Y/n) membuka kenop pintu rumah. Kesunyian langsung menyapa dirinya setelah beberapa saat ia termangu di sana. Berharap jika Nagi akan muncul dari arah dapur, menunjukkan dirinya dalam balutan hoodie putih, beserta ponsel pemberian (Y/n) di tangannya.

Kenyataan lebih dulu menamparnya.

Faktanya ialah (Y/n) seorang diri di sana. Tanpa Nagi. Tanpa orang tuanya. Seolah-olah apa yang telah terjadi selama satu bulan bersama Nagi merupakan sekedar mimpi indah belaka. Terlalu indah untuk menjadi nyata. Ataukah kenyataannya memang benar seperti itu?

(Y/n) menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Tidak, ia tidak percaya dan menolak untuk percaya. Sebulan yang lalu Nagi benar-benar nyata. Ia keluar dari layar laptop-nya, tampak heran, lalu memutuskan untuk tinggal di rumah (Y/n). Bukti paling nyatanya adalah bahwa ia sendiri yang memberikan salah satu ponselnya pada lelaki itu.

Tungkai kakinya tidak berbelok ke dalam kamarnya sendiri, melainkan berhenti di depan sebuah kamar yang belum pernah (Y/n) masuki sebelumnya. Sejenak ia merasa ragu. Tangannya yang sudah menggenggam kenop pintu mendadak terdiam.

Gadis itu tak berkutik di sana. Ketika ia membuang napas untuk yang keempat kalinya, barulah tangannya bergerak membuka pintu. Kamar itu masih sama seperti sebelumnya. Semua barang tersusun dan tertata dengan rapi. Seperti tak pernah ada orang yang singgah sebelumnya.

Tatapan (Y/n) bergulir ke seluruh penjuru kamar. Namun, netranya berhenti bergerak kala tumpukan kertas di atas meja menjadi objek pandangannya. Lantas ia pun bergerak mendekat. Dengan begitu, (Y/n) mengambil tumpukan kertas itu dan duduk di atas tempat tidur.

Kertas-kertas itu berisi tulisan tangan milik seseorang. (Y/n) tak tahu mengapa dan bagaimana semua kertas tersebut bisa berada di atas meja Nagi. Tetapi dalam hati ia mulai membacanya satu per satu.

Aku menemukan kertas-kertas ini di sudut kamar yang kutempati sekarang. Kini tanganku sedang bergerak mengisinya dengan kata-kata. Aku tak pandai mengungkapkan sesuatu melalui untaian kata. Itu merepotkan, setidaknya bagiku. Tetapi, kupikir aku bisa mencobanya saat ini.

Awalnya aku sama sekali tidak menduga jika aku akan mengalami kejadian seperti ini, berpindah dari duniaku sendiri. Itu adalah mimpi buruk sekaligus hal yang merepotkan. Aku sama sekali tak pernah membayangkannya, namun aku baru saja mengalaminya. Lalu aku pun bertemu denganmu, (Y/n).

Lembar pertama telah selesai (Y/n) baca. Tulisan tangan milik Nagi memang tersusun secara asimetris. Namun entah mengapa terlihat sangat mudah untuk dibaca.

Sejujurnya aku tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika bukan kau yang pertama kali kutemui saat itu. Mungkin aku tidak akan mendapat tempat tinggal yang nyaman dan juga sebuah ponsel yang bisa kugunakan sesuka hati. Aku berterima kasih padamu karena hal itu. Kau memang baik.

Pada kertas yang (Y/n) baca kali ini terasa lebih singkat daripada sebelumnya. Namun ia masih tak menyangka bisa merasa tersipu malu hanya karena tulisan tangan dari Nagi. Apakah selama ini Nagi berpikir seperti itu tentangnya?

Meskipun aku mendapatkan hal yang nyaman dan sesuai keinginanku, nyatanya aku tetap ingin kembali ke duniaku sendiri. Tetapi seiring berjalannya waktu, keinginan terbesarku itu perlahan memudar. Aku telah berbohong padamu di hari itu, kau ingat? Maaf atas kebohonganku. Sebab aku tidak ingin kau tahu jikalau memungkinkan, aku akan tinggal di duniamu ini. Bersama denganmu tentunya.

Aku akan meninggalkan karierku di duniaku sendiri dan menyambung hidup bersamamu. Aku akan bekerja agar tak merepotkan dirimu juga. Mungkin hal ini terdengar tidak masuk akal, tetapi itulah yang kurasakan. Aku benar-benar ingin melakukannya. Jika memang bisa, apakah kau mau, (Y/n)?

Jantung (Y/n) mencelos, terjun ke inti Bumi, dan melebur di dalam sana. Hati memang tak bisa berbohong. Karena nyatanya saat ini netra gadis itu sudah berlinang air mata. Mengapa Nagi tak mengatakannya langsung pada (Y/n)? Jika sekarang sudah menjadi seperti ini, apa yang bisa ia lakukan? Dengan tangan yang bergetar, ia mulai membaca lembar berikutnya.

Kupikir aku tak akan pernah menyukai hal lain selain bermain game. Tetapi, saat ini aku menyukai seseorang. Seseorang yang mungkin saja sekarang sedang membaca kertas ini.

Aku menyukaimu, (Y/n).

Maaf karena aku terlambat mengatakannya padamu. Maaf sebab aku terlalu lamban untuk menyadari perasaanku sendiri. Tetapi, pada akhirnya hatiku berbicara jujur dan aku tidak menyesalinya.

Terima kasih atas segalanya, (Y/n). Kau benar-benar orang yang baik. Aku akan selalu mengingatmu di manapun aku berada. Kini aku ingin pergi ke luar rumah sebentar. Mungkin aku akan membeli beberapa cemilan di konbini. Jaga dirimu meskipun aku tak ada, (Y/n).

Usai sudah. Hancur lebur menjadi satu. Surat dari Nagi itu terasa seperti ucapan perpisahan yang terlalu singkat untuk ditulis. Untaian kata yang tersurat di sana masih belum cukup untuk membuat (Y/n) benar-benar merasa yakin bahwa dirinya baik-baik saja.

Tidak, ia sama sekali tidak baik-baik saja sekarang.

(Y/n) memang tahu bahwa Nagi bukanlah berasal dari dunianya. Ia tahu seorang Nagi Seishiro juga memiliki dunianya sendiri. Tetapi, apakah perpisahan itu harus semenyakitkan ini? Di saat mereka berdua telah menyadari perasaan masing-masing, garis takdir kembali menarik diri di antara mereka. Apakah boleh barang sejenak (Y/n) menikmati waktunya dengan Nagi sebagai dua insan yang saling mencintai?

"Aku juga menyukaimu, Nagi Seishiro."

Pada akhirnya air matanya sendirilah yang menjawab kepahitan dari pertanyaannya sendiri.

***

"Nagi!"

Bak balon yang meletus, fokus Nagi pun kembali ke arah seseorang yang baru saja memanggil namanya. Isagi berdiri di hadapannya dengan kedua tangan di pinggang.

"Ada apa? Kau melamun terus sejak tadi."

"Bukan apa-apa," sahutnya singkat.

Mata Isagi memicing. Namun ia tak bertanya lebih lanjut. Nagi juga terlihat tidak ingin membahasnya.

Meskipun dari luar Nagi tampak sudah kembali berkonsentrasi, nyatanya isi kepalanya itu masih mengingat apa yang baru saja terjadi sebelum ia kembali ke dunianya. Ia masih mengingat bagaimana rupa gadis yang ia sukai. Suaranya, tingkah lakunya, juga tawanya. Semua hal tentang (Y/n) masih melekat di otaknya itu.

Sebab nyatanya Nagi memang akan selalu mengingat (Y/n), seperti isi surat yang ia tulis untuk gadis itu.

***

END ━━ # . 'As It Happens ✧ Nagi SeishiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang