BAB: 10 SELEKSI OLIMPIADE.

9 2 0
                                    

Hallo DAR👋
Selamat membaca kisah Bara & Rahel 💐

10.SELEKSI OLIMPIADE.

Semangat gadis Astrophile & Autophile.
*Albara Dirgantara*

-

---

Semalam Rahel tidur sangat larut yang membuat dirinya susah untuk bangun pagi. Pukul 06.25 namun belum ada tanda-tanda Rahel bangun dan bersiap ke sekolah.

Di rumah sangat sepi. Komandan sudah kembali bertugas di Semarang, Bundanya pun sedang berada di rumah Oma, dan Revan? Sudah pergi ke rumah temannya dari subuh. Sehingga tidak ada yang membangunkan Rahel dari tidurnya. Apakah mereka punya asisten rumah tangga? Tidak ada.

"Hahh.." Kebiasaan bangun tidur kembali ngantuk.

Rahel yang perlahan membuka HP dan melihat jam yang menunjukkan pukul 06.31 membuat Rahel kembali memejamkan mata. Sedetik kemudian...

"Apa setengah tujuh?" teriak Rahel dengan histeris.

"Aku bisa terlambat, aduh bagaimana ini?"

Dengan buru-buru Rahel mengambil handuk dan berlari menuju kamar mandi, beberapa menit kemudian dirinya keluar dan langsung memakai pakaian sekolahnya. Merasa semua bukunya sudah dimasukkan dalam tas, Rahel pun segera berlari keluar rumah.

Saat menengok jam di tangannya, menunjukkan pukul 06.55.
Dan di rumah sedang tidak ada orang selain dirinya saja, maka dia memutuskan untuk berlari ke jalan umum agar mendapatkan angkutan umum secepatnya.

"Huh-huh," Rahel yang ngos-ngosan"aku tidak boleh terlambat!"

Rahel berlari dan akhirnya sampai di halte tempat biasa dirinya menuggu bus.Selang beberapa menit kemudian munculah satu bus tapi sayangnya, sudah dipenuhi banyak penumpang.

Rahel yang merasa dirinya akan tamat jika terlambat hari ini langsung saja memohon kepada sopir agar dirinya bisa ikut.

"Pak, saya boleh ikut?"

"Maaf neng, ini sudah penuh,"

"Tolong saya Pak, hari ini saya ada seleksi OSN. Tolong bantu saya." pinta Rahel dengan kedua tangan memohon kepada sopir bus.

"Hmm... ya sudah kamu boleh ikut."

"Terimakasih Pak."

Rahel segera masuk ke dalam bus yang terlihat sangat sesak dengan penumpang, tidak ada lagi tempat duduk untuk dirinya pun memutuskan untuk berdiri saja.

Saat bus berhenti untuk menurunkan penumpang, Rahel melihat seorang laki-laki yang berseragam sama dengannya, yang langsung saja duduk di
tempat kosong milik ibu yang baru saja turun.

Rahel yang tidak tega melihat seorang Nenek yang tampak kelelahan berdiri sambil memegang beberapa barang belanjaan, pun mendekati laki-laki tadi dan meminta bantuan kepada laki-laki itu supaya bisa merelakan kursinya untuk si Nenek.

"H-hm permisi," sapa Rahel dengan ramah kepada laki-laki itu.

"Iya, kenapa?"

DIFFERENT.Donde viven las historias. Descúbrelo ahora