6.Lotte World

206 21 24
                                    

Ketika kembali ke kamar hotel, ada sedikit pusing yang tertinggal, karena saat mendatangi pojangmacha---semacam warung tenda yang menjual makanan---Patricia yang tidak pernah menyentuh alkohol, ditantang Josh minum soju. Meski mulanya menolak, rasa penasaran mendesakanya untuk mencoba minuman beralkohol khas Korea itu. Meski cuma minum dua gelas kecil, Patricia sudah menyerah. Alasannya karena rasanya yang sama sekali tidak cocok di lidah, dan alasan berikutnya karena takut dengan derita hangover yang akan terjadi bila minum terlalu banyak.

Meski kesendirian bukan hal baru, malam ini sedikit berbeda.  Kebersamaannya dengan penyanyi tampan itu, mampu menggetarkan hati Patricia. Secara tidak sadar, Patricia mulai kecanduan Josh Bastian. Kehadiran Josh bagai sinar mentari awal musim semi yang mencairkan dingin hatinya. Siapa pun tidak akan pernah ada yang bisa menghindar, saat panah asmara ditembakkan Sang Dewa Amor.

Sore itu mereka mengunjungi Lotte World, tempat rekreasi paling terkenal di Korea. Ada ratusan wahana indoor dan outdoor yang siap membawa pengunjung ke dalam pengalaman seru tak terlupakan.

"Ayo kita coba wahana itu, kayaknya seru!" tunjuk Patricia pada wahana bernama Gyro drop. Di mana pengunjung akan dibawa ke puncak ketinggian sebuah menara kemudian akan diterjunkan dengan kecepatan tinggi. Wahana ini adalah yang paling menakutkan di Lotte world.

Josh menelan liur, pandangannya tertuju ke puncak. Mendengar jerit pengunjung yang naik wahana memacu adrenalin itu, Josh sudah ngeri duluan. "Masih banyak wahana lain," ujarnya dengan wajah yang mendadak pucat. "Bagaimana kalau kuda-kudaan?"

"Kuda-kudaan?" Patricia mengernyit.

Melihat reaksi bingung Patricia, Josh secepatnya meluruskan, sebelum kata-kata itu mengarah pada konotasi negatif. "Maksudku Carousel. Yang itu!" Josh menunjuk wahana yang di Indonesia lebih dikenal dengan komedi putar.

Patricia tak dapat menahan tawanya. "Wahana itu mana ada tantangannya. Anak kecil juga berani. Takut ya?"

Josh jelas gengsi kalau bilang takut. Apalagi memiliki badan tinggi berotot, masa kalah dengan gadis mungil yang masih menertawakannya.

"Takut? Siapa bilang? Aku cuma khwatir kamu kenapa-napa. Kalau aku sih udah biasa naik wahana ekstrim," laganya sambil melipat tangan di dada.

"Kalo gitu, tunggu apa lagi, ayo kita jajal semua wahananya!" teriak Patricia penuh semangat.

Mata Josh membulat. "Semua?" Tak diberi jeda sedikit pun untuk meredakan keterkejutannya, tangan Josh sudah ditarik Patricia.

Dan benar saja, tak tanggung-tanggung, Patricia dan Josh menjajal beberapa wahana ekstrim yang ada di sana.

Setelah roller coaster, Josh benar-benar sudah menyerah. Kakinya gemetar dengan jantung yang seolah mengalami turbulensi berkali-kali. Badannya dibasahi keringat dingin. Juga perut yang terasa mual ingin muntah. Sementara Patricia tampak riang gembira, seperti tidak terjadi apa pun.

"Setelah berteriak-teriak, rasnya plong banget, beban hidup rontok semua. Ayo kita coba yang lain!"

Josh belum bisa meredakan deru napas yang masih ngos-ngosan, menarik tangan Patricia, menahannya untuk tetap di sana. "Udah, cukup. Mending kita cari makan dulu."

"Bener juga, dari tadi kita belum makan apa-apa."

Mereka pun membeli makanan yang bisa dimakan sambil jalan. Burger dan kopi hangat jadi pilihan. Membasahi tenggorokan yang kering usai berteriak-teriak.

Memasuki musim gugur, matahari tenggelam lebih awal. Warna-warni lampu yang menghiasi taman hiburan itu tampak sangat menakjubkan.

Di sana mereka juga membeli bando lucu bertema musim dingin. Keduanya memilih bando dengan hiasan tanduk rusa. Mengenakan barang couple seperti itu, semakin tampak seperti pasangan kekasih. Bahkan sudah tak canggung lagi bergandengan tangan.

Time After Time (TAMAT)Where stories live. Discover now